SEKITAR 300 pemain usia 17 tahun ke bawah tumplek dalam Invitasi
Sepakbola Yunior II yang berakhir 28 Mei di Jakarta. Dari
gelanggang yang diikuti 16 daerah itu akan dipilih 18 pemain
untuk membentuk tim nasional yunior yang akan diterjunkan dalam
kejuaraan Asia maupun Dunia. Inilah yang dicita-citakan Sigit
Harjojudanto selaku ketua Pelaksana Proyek PSSI Yunior.
Sekarang ini Indonesia tidak memiliki tim yunior karena
pemain-pemain yunior hasil pilihan dari Invitasi I di Yogyakarta
2 tahun lalu, sudah masuk dalam PSSI Garuda. Misalnya, Aji
Ridwan, Sain Irmis, Agus Waluyo. Belum diketahui siapa-siapa
yang terpilih dari invitasi yang sekarang. Tetapi seperti yang
dikatakan ketua Tim Penilai PSSI, Maladi, "pola permainan
berbagai daerah sudah cukup maju."
Perhatian penonton juga lumayan. Tidak kurang dari 5.000
pengunjung memadati Stadion Menteng, Jakarta, ketika Persija
Pusat menumbangkan Persipal Palu 2-0, dan keluar sebagai juara.
Namun yang penting bagi tim penilai bukanlah bentuk permainan
sesuatu tim. Karena yang diincar adalah pemain berpotensi tinggi
untuk dibina dalam satu tim. Mereka akan "ditarik" ke Jakarta.
Disekolahkan dan seluruh kebutuhannya ditanggung.
Kriteria penilaian, menurut bekas Menteri Olah Raga itu,
meliputi keterampilan teknis, antara lain pengusaan bola.
Kondisi fisik yang baik, punya kekuatan, kecepatan dan stamina.
Punya intelegensia, sekalipun itu tidak berarti selalu
berhubungan dengan latar belakang pendidikan formal. Dan
bermental jempolan, misalnya punya sikap sportif. Bisa menahan
emosi tetapi semangat tetap tinggi.
Suardi Arland, bekas pemain nasional, yang juga duduk dalam tim
penilai PSSI menganggap kriteria tadi harus dipenuhi seorang
pemain. Hanya dengan begitu diperoleh seseorang yang memiliki
dasar yang kuat. "Kalau dasarnya sudah kuat, sistem permainan
apa saja yang digunakan dia akan baik," katanya.
Pemain paling menonjol dalam invitasi yang berlangsung 2 minggu
itu adalah Dino Qadrinal dari PSP Padang. Dino, pelajar kelas 3
SMP itu terpilih sebagai pemain terbaik dan merebut Piala Jamiat
Dalhar. Klubnya sendiri hanya berhasil merebut kedudukan keempat
setelah Persija Pusat, Persipal Palu dan Persebaya Surabaya.
Pemain berusia 17 tahun ini memang tampil memikat di
tengah-tengah tim yang dipimpinnya. Sebagai kapten kesebelasan
ia punya kemampuan membangkitkan semangat tim. Gendang permainan
PSP Padang terletak di kakinya. "Ia mempunyai ketenangan dalam
mengendalikan kesebelasannya," ulas pelatih Aang Witarsa, yang
juga duduk dalam tim penilai PSSI.
Kalau dia memang terpilih untuk tim yang akan dikelola Sigit
itu, Dino berniat menjadi pemain beken. "Tapi di samping itu,
kalau bisa saya ingin mcneruskan sekolah sampai menjadi sarjana
hukum," harapnya.
Sekolah memang sering menjadi penghalang anak-anak berbakat
untuk muncul di pemusatan latihan seperti di Jakarta. Malahan
pemain andalan Persebaya Surabaya Muntholib yang duduk di bangku
kelas 3 ST Bangil, terpaksa mangkir ujian akhir untuk bisa
tampil dalam invitasi pekan lalu itu.
Orang-orang Liga Utama ternyata juga melirik ke invitasi ini,
dengan semangat mencari bibit. Pelatih UMS 80, Fred Korber
berterus terang menyebutkan dia akan berusaha mentransfer 3
pemain. Masing-masing Nurjin Lebennu (Palu) bersama Herman dan
S. Boyke (Jakarta Pusat). "Mereka main bagus," katanya dalam
bahasa Indonesia terpatah-patah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini