Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Emas Buat Anak Raja

Berhasil menumbangkan tiga rekor nasional dalam ke jurnas antar perkumpulan, mewakili klub telanai pura dari jambi. (or)

7 Januari 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESTASI tampak bersinar di kolam renang Tirta Teja, Cibubur, Jakarta. Dalam kejuaraan nasional renang antar perkumpulan (27 Desember 1983) yang diikuti 600 perenang dari 28 kota, para perenang berhasil memperbaiki tiga rekor nasional. Elfira Rosa Nasution, perenang bermata sayu dan pemalu dari Jambi, menjadi bintang kejuaraan empat hari itu. Dialah satu-satunya perenang yang mampu memecahkan rekor nasional sekaligus dalam tiga nomor dalam kejuaraan itu. Masing-masing dalam 800 m gaya bebas putri, dari 9 menit 34,64 detik menjadi 9 menit 26,74 detik. Kemudian dalam 400 m gaya bebas, dari 4 menit 38,32 detik menjadi 4 menit 35,54 detik. Lantas 200 m gaya bebas, dari 2 menit 15,76 detik menjadi 2 menit 13,59 detik. Bagi Elfira, prestasinya di akhir tahun itu, sebetulnya, belum apa-apa. Perenang itu, yang berusia 14 tahun pada I Maret mendatang, kelihatannya juga dipersiapkan ayah merangkap pelatihnya, Raja Nasution, untuk menumbangkan rekor 100 m gaya kupu-kupu yang sudah tiga tahun di tangan Nunung Selowati. Elfira sengaja tidak ikut dalam 100 m gaya dada untuk menyimpan tenaga pada nomor 100 gaya kupu-kupu yang dipertandingkan beberapa saat kemudian. Tetapi taktik ini dianggap sebagal suatu kecurangan oleh panitia, dan si penambang emas tidak diperkenankan turun ke kolam. Kontan Raja menjadi berang. Dia memprotes dan terlibat perang mulut dengan panitia. "Buku petunjuk pelaksanaan pertandingan tidak ada menyebut-nyebut itu. Aneh memang," ujarnya. Naik darahnya terobati ketika ketua harian KONI, D. Suprayogi, menenangkannya. Elfira sendiri hanya bisa tersedu-sedu dipinggir kolam. Pengalaman cukup getir buatnya, tapi dia masih bisa menghibur diri karena berhasil menyumbangkan sembilan emas dari sembilan nomor yang diikutinya untuk klub Telanai Pura dari Jambi. Dan tak sia-sia Jambi memikat ayahnya untuk bekerja dan mengelola kolam renang Tepian Ratu yang dibangun pada 1980 dengan biaya Rp 500 juta. Berkat tangannya dalam kejuaraan di Cibubur itu Jambi tampil sebagai pengumpul medali emas terbanyak, meraih 16 dari 53 nomor yang diperlombakan. Dan dari daerah Ini Juga terpilih tiga perenang terbaik. Masing-masing Elfira untuk kelompok umur 13 tahun ke atas. Maya Masita Nasution (adik Elfira) kelompok 8-10 tahun, dan Roy Suryadinata untuk kelompok 11-12 tahun putra. Juara kelompok usia 13 tahun ke atas direbut oleh Tirta Taruna dari Jakarta. Kelompok 12 tahun ke bawah dimenangkan klub Cucut dari Jakarta juga. Sebab, dua klub inilah yang mengumpulkan angka terbanyak untuk tiap-tiap kelompok umur. Pertandingannya sendiri diawali dengan berbagai kekecewaan, baik dari peserta maupun panitia. Mereka mengeluh mengenai fasilitas kolam yang kurang memadai dan beberapa kontingen terpaksa menginapkan perenangnya di tengah Jakarta, yang terletak hampir 20 km dari kolam. Beberapa pelatih mengeluh tentang blaya latihan menlelang pertandingan yang ditarik Rp 1.250 per orang. Itu pun setelah tarik urat leher dengan pihak pengelola. Kolam itu memasang tarif Rp 2.500, hampir dua kali lipat dari kolam renang Ancol. "Ini terlalu komersial. Bayangkan, yang mengelola kolam ini belum mengerti betul bagaimana sebenarnya menjadi pengelola. Semua dlkomersialkan. Mulal dari pendapa kecil sampai rumput. Masak tiap bangunan yang dipakai harus disewa," gerutu Ali Budiman, dan panitia. Untuk pertandingan selama empat empat hari itu, panitia mengeluarkan biaya Rp 9juta. Sebagian besar untuk melengkapi sarana kolam agar memcnuhi syarat. Misalnya mcnambah blok start untuk gaya punggung. Permukaan air dan pegangan di pinggir kolam terlalu dekat hmgga mempersulit perenang untuk meluncur dan garis start. Inilah untuk pertama kali kolam yang dikelola Kwartir Nasional Gcrakan Pramuka dan diresmikan Prcciden Socharo 14 Agustus tahun lalu itu menjadi tuan rumah kejuaraan yang bersifat nasional. Pihak Persatuan Renang Seluruh Indonesia tentu saja menyambut baik adanya kolam renang di Cibubur itu. Sebab, itu berarti bertambah lagi fasilitas. Kalau melirik ke Singapura, maka banyaknya kolam renang yang dibangun di sana telah membuat negara tetangga itu beitu dominan di kolam selama pesta olah raga SEA Games, Juni 1983. Dari kolam kolam itulah muncul andalan mereka, seperti Junie Sng dan Ang Peng Siong, yang kemudian mendapat gemblengan pula di AS dan Australia. Sementara itu, di sini, klub seperti Cucut yang sudah berusia lebih dari 33 tahun itu masih berpindah-pindah untuk mencan tempat latihan, dan harus menyewa. Demikian juga dengan berbagai klub yang lain. Pembangunan kolam renang di berbagai daerah, seperti Jambi dan Banda Aceh, awal 1980-an memang telah mendorong masyarakat setempat mendirikan klub dan berlatih secara teratur. Sedikitnya, daerah yang selama ini hampir tak pernah kedengaran di kolam renang itu semakin melibatkan diri dalam kejuaraan yang diadakan. "Kami datang tidak untuk menang, tapi sekadar berpartisipasi Kalau bisa, meningkatkan prestasi," kata Yusuf Piah, manajer tim klub Kuda Laut dari Banda Aceh. Bertambahnya fasilitas dan tumbuhnya gairah berlatih juga membuka peluang untuk tampllnya perenangDerenan berbakat. seperti Roy Suryadinata, 12, yang berhasil mempertajam rekor 100 m gaya punggung kelompok umur 11 - 12 tahun dari I menit 15,90 detik menjadi 1 menit 14,52 detik. Tetapi, dengan prestasi cemerlang Elfira Rosa Nasution, Indonesia kelihatannya masih menghadapi tanda tanya besar dalam menghadapi SEA Games 1985 di Brunei Darussalam. Sebab, dari yang terjun di Cibubur, M.. Siregar, ketua umum PRSI, hanya menaruh harapan pada Elfira Rosa Nasution, yang di SEA Games Singapura cuma berhasil merebut perunggu untuk 800 m gaya bebas putri. Sedangkan catatan waktunya di Cibubur masih terpaut 27 detik dari rekor SEA Games. Andalannya yang lain masih tetap Lukman Niode, perenang satusatunya yang berhasil menyumbangkan dua medali emas yang diperoleh tim Indoncsia di SEA Games Singapura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus