Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Perenang muda Flairene Candrea Wonomiharjo meraih medali emas lomba renang 100 meter gaya punggung putri SEA Games 2021 yang merupakan turnamen internasional pertamanya.
Catatan waktu Flairene adalah 1 menit 3,360 detik yang sekaligus memecahkan rekor nasional nomor 100 meter gaya punggung putri yang dipegang Nurul Fajar Fitriati.
Flairene bertekad menembus skuad tim nasional renang yang akan berlaga dalam Asian Games 2022 di Hangzhou, Cina, September mendatang.
PERENANG Flairene Candrea Wonomiharjo membungkus badannya dengan bendera Merah Putih saat menaiki podium dalam penyerahan medali di Aquatic Sport Palace, National Sports Complex, My Dinh, Hanoi, Vietnam, pada Selasa, 17 Mei lalu. Flairene menjadi yang tercepat dalam lomba renang nomor 100 meter gaya punggung putri SEA Games 2021. Ia menambah medali emas yang diraih perenang putri Indonesia menjadi dua setelah 11 tahun tanpa perolehan dalam pesta olahraga Asia Tenggara itu.
Gadis kelahiran Jakarta, 19 Januari 2005, itu berhasil memenangi lomba dengan catatan waktu 1 menit 3,360 detik. Ia mengalahkan perenang Filipina, Chloe Kennedy Anne Isleta Doromal dan Jessica Joy Gerianne Taguba, yang meraih medali perak dan perunggu. Doromal finis dalam waktu 1 menit 3,860 detik, sementara Taguba 1 menit 3,780 detik. Perenang Indonesia lain, Masriani Wolf, yang dua hari sebelumnya meraih medali emas nomor 50 meter gaya punggung, menempati urutan keempat.
Bagi Flairene, SEA Games 2021 ini merupakan turnamen internasional pertamanya. Meski meraih medali emas SEA Games, ia belum puas dan ingin menggapai mimpi berlaga dalam Asian Games dan Olimpiade. Dalam uji coba waktu (time trial) yang digelar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) pada 21-22 April lalu, Flairene berhasil mencatatkan waktu 1 menit 3,710 detik. "Aku tak ingin cepat puas. Jadi aku buktikan di SEA Games tiga minggu kemudian bisa lebih cepat," kata Flairene saat dihubungi, Jumat, 27 Mei lalu.
Putri pasangan Wandy Wonomiharjo dan Lidya Yuliani ini bercerita, ia mengenal renang ketika diminta mamanya berlatih di klub renang Pelita Harapan. Waktu itu ia baru berusia 6 tahun. "Aku disuruh renang biar ketika liburan bisa menikmati sendiri kolam renang di hotel. Tidak perlu ditemani lagi," ujar atlet yang kini berlatih bersama klub Millennium Aquatic Jakarta tersebut.
Flairene mulai rutin mengikuti lomba pada usia 12 tahun. Ia kadang masih mengikuti dua cabang olahraga, yakni renang indah dan renang lintasan nomor 100 meter gaya punggung. "Pas PON (Pekan Olahraga Nasional XX) Papua kan masih ikut di renang indah," ucapnya. Dalam PON XX itu, Flairene memperkuat kontingen DKI Jakarta dan berhasil menyumbangkan medali emas di nomor tim putri renang artistik.
Flairene bergabung dengan tim nasional renang asuhan pelatih Albert Sutanto pada Februari lalu. Ketika mengikuti uji coba waktu, ia menjadi perenang dengan catatan waktu terbaik. "Karena bisa berenang paling kencang, akhirnya aku dipanggil Coach Albert karena limit waktu aku masuk," tutur gadis penyuka pasta ini.
Dalam SEA Games, ia sempat gugup menjelang lomba. Flairene mengaku memiliki cara tersendiri untuk membangkitkan rasa percaya diri. "Aku biasanya dengar musik, dan berdoa untuk semangati diri sendiri," kata Flairene, yang catatan waktunya dalam SEA Games 2021 itu memecahkan rekor nasional 100 meter gaya punggung putri 1 menit 3,47 detik yang dipegang Nurul Fajar Fitriati. Bahkan, di babak penyisihan, Flairene bisa membuat catatan waktu 1 menit 3,21 detik.
Kini Flairene bertekad tampil maksimal dalam time trial PRSI, Kejuaraan Nasional, dan Festival Akuatik Indonesia. Tujuannya: menembus skuad tim nasional renang yang bakal berlaga dalam Asian Games 2022 di Hangzhou, Cina, pada 10-25 September mendatang. "Semoga bisa terus berlatih dan perform semaksimal mungkin untuk menembus Asian Games," ucapnya.
Flairene juga memasang target tampil dalam Olimpiade Paris 2024. Ia bertekad memperbaiki catatan waktunya agar bisa menembus limit Olimpiade. "Aku terus berlatih sepuluh sesi selama seminggu. Setiap sesi dua jam biar bisa terus perform," kata penyuka film serial Netflix, Escape Room, ini.
Pelatih tim renang Indonesia, Albert Sutanto, mengungkapkan, Flairene sempat gugup sebelum bertanding. Bahkan dua hari sebelumnya kerap menangis. "Ini baru pertama kali. Event yang kecil kelompok umur saja belum pernah. Jadi ini lomba renang pertama internasional dia (Flairene)," ujar Albert seperti dikutip dari Antara, Selasa, 17 Mei lalu.
Albert adalah pelatih yang menarik Flairene dari renang indah ke renang lintasan. Albert menuturkan, insting dan perasaan yang ia andalkan ketika melihat kemampuan atlet ternyata tidak salah. “Saya punya insting, punya feeling, dia (Flairene) begitu smooth di atas air, terutama daya apungnya. Saya rasa dia bisa," ucap Albert, yang sudah delapan kali tampil memperkuat Indonesia dalam SEA Games.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Medali emas yang diraih Flairene Candrea Wonomiharjo dan Masniari Wolf menjadi pelepas dahaga tim renang putri Indonesia. Sebab, sudah 11 tahun tim putri mengalami paceklik medali emas. Medali emas terakhir diraih Yessy Yosaputra di nomor 200 meter gaya punggung putri dalam SEA Games 2011 di Palembang. Dengan catatan waktu 2 menit 15,73 detik, perenang kelahiran Bandung, 27 Agustus 1994, itu sekaligus memecahkan rekor SEA Games 2 menit 16,76 detik yang sebelumnya dipegang perenang Filipina, Akiko Thomson.
Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar PRSI Ali Patiwiri, PRSI terus berusaha membina atlet dan dalam SEA Games 2021 memberi kesempatan kepada para perenang muda yang berpotensi untuk menunjukkan kemampuan mereka. “Semoga pada SEA Games 2023 juga banyak perenang muda yang dikirim, sehingga regenerasi terus berjalan," ucap Ali melalui pesan tertulis, Senin, 23 Mei lalu.
Keberhasilan meraih dua medali emas ini membuat bangga manajer tim renang, Wisnu Wardhana. Wisnu menjelaskan, dalam SEA Games 2021, tim renang Indonesia yang berkekuatan 17 atlet mampu mengoleksi 2 medali emas, 3 medali perak, dan 10 medali perunggu. Capaian ini lebih baik daripada perolehan dalam SEA Games 2019 Filipina, yakni 1 emas, 6 perak, dan 7 perunggu. "Selanjutnya akan kami evaluasi dan yang terpenting adalah bagaimana menambah kuota perenang pada event selanjutnya," tutur Wisnu melalui pesan tertulis.
Selain perolehan 15 medali itu, dalam SEA Games 2021 tercipta dua rekor nasional dan satu catatan waktu menyamai rekor nasional. "Hasil yang luar biasa dari para perenang debutan yang masih berusia 16 tahun dan 17 tahun. Regenerasi tidak bisa ditawar lagi,” kata Wakil Ketua Umum Pengurus Besar PRSI Harlin Rahardjo. “Dalam SEA Games 2023 sebaiknya mayoritas perenang yang dikirim di bawah 20 tahun. Mereka wajib diberi kesempatan untuk mendapat pengalaman dan membuat kejutan seperti Masniari dan Flairene,” ujarnya, Selasa, 24 Mei lalu.
Selain Masniari Wolf dan Flairene Candrea Wonomiharjo, beberapa atlet renang muda berbakat terus dipantau oleh PRSI. Di antaranya perenang putra Kaikea Putra Boyum Crews, 19 tahun, yang menetap di Amerika Serikat, dan Elysha Chloe Pribadi (17 tahun) yang bersekolah di Australia, juga perenang muda berbakat lain seperti Adelia (17 tahun) dan Serenna Karmelita Muslim (17 tahun).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo