RIWAYAT PSSI Harimau dan PSSI Banteng (untuk sementara tamat,
sudah. Selepas perebutan Piala Anniversary, minggu terakhir Juni
kemarin kedua tim nasional itu dibaptis dengan nama baru: PSSI A
dan PSSI B. Akan pemain yang tampil dalam kedua kesebelasan
tetap tak berubah. PSSI A adalah inkarnasi dari PSSI Harimau.
Dan PSSI B merupakan penerusan dari PSSI Banteng.
Perubahan itu, walaupun tak mendasar, menarik juga untuk
diperbincangkan. Lihatlah PSSI A kini. Di bawah tiang gawang,
kepercayaan yang dilimpahkan kepada Ronny Pasla dengan kiper
pengganti Sudarno memang hampir tak menimbulkan persoalan. Juga
dengan 4 pemain (Simson Rumahpasal, Johannes Auri, Henky Rumere,
dan Suaeb Rizal) yang menempati posisi di lini pertahanan.
Kekuatiran terhadap ketidak-hadiran poros halang, Oyong Lisa,
pemain ini tidak terpilih sejak perebutan Piala Anniversary,
telah ditutupi dengan baik oleh Henky Rumere.
Tapi bagaimana di lini penghubung? Sejak Junaidi Abdillah mohon
diri dari pelatnas, April lampau ketimpangan semula diharapkan
dapat diisi oleh Ronny Pattinasarany. Tak dinyana, Ronny
Pattinasarany diskors oleh pengurus PSSI sebagai buntut dari
keonaran pertandingan PSSI Harimau melawan kesebelasan
Feyenoord, Belanda di stadion utama Senayan, Jakarta tanggal 5
Juni. Untuk menempati posisi penghubung tersebut memang masih
ada beberapa nama, seperti Nobon, Anjas Asmara, dan Sofyan Hadi.
Namun semata mengandalkan mereka untuk suatu turnamen, kecuali
dalam satu kali pertandingan, agak sulit kiranya. Karena untuk
tugas ini dibutuhkan kondisi fisik yang puncak. Belakangan ini
hal itulah yang tak terlihat pada mereka.
Di barisan penyerang yang tak hadir adalah Iswadi. Ia sudah
absen sejak mendapat peringatan keras dari pengurus PSSI
bersamaan dengan kasus Ronny Pattinasarany. Kini menyusul pula
Risdianto, penyerang tengah PSSI Harimau. Risdianto mengundurkan
diri dari pelatnas setelah melakukan introspeksi terhadap
penampilannya yang tak stabil selama turnamen Piala Anniversary
di samping masalah keluarga yang makin banyak menuntut waktunya.
Sebagai ganti Iswadi dan Risdianto, pengurus PSSI memperkuat
lini depan dengan Taufik Saleh, Andi Lala dan Hadi Ismanto --
dua nama pertama sudah dipakai mulai bulan lalu. Sedang Hadi
Ismanto ditarik begitu PSSI Banteng dibubarkan.
Kehadiran 3 pemain depan memang tak jadi persoalan bagi
kerjasama tim. Sebab mereka pernah main bersama dalam penampilan
terdahulu. Masalahnya, mampukah mereka mengambil oper peran
Iswadi dan Risdianto?
Akan PSSI B perubahannya tak begitu menimbulkan persoalan yang
pelik. Yang ditarik dari barisan mereka hanya Hadi Ismanto dan
Duaramuri -- pemain yang disebut terakhir ini dipindahkan ke
PSSI Junior. Penggantinya adalah Chaerul Chan, Dede Sulaiman,
Harry Muryanto, dan Zulham Effendy. Mereka pun bukan pula orang
baru yang harus disuapi bagaimana cara menyundul atau menendang
bola. Harry Muryanto, misalnya, adalah jamahan tangan pelatih
Belanda, Wiel Coerver dalam memperkuat barisan pertahanan tim
Pre Olimpik Indonesia, tahun 1975. Sisanya adalah pemain inti
bond PSMS, Medan dan Persija, Jakarta.
Dari penambalan pemain dan pergantian nama kesebelasan nasional
ini, dua tim yang semula diharapkan tak berbeda banyak dalam
kwalitas, sudah bisa diperkirakan bahwa ketrampilan mereka tak
akan melebihi dari apa yang mereka perlihatkan sewaktu memakai
baju PSSI Harimau dan PSSI Banteng. Lalu untuk apa sebetulnya
kedua tim ini perlu mengganti nama?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini