Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Johny Nasution Bisa ?

Johny Nasution diharapkan menjuarai nomor ketepatan mendarat dalam kejuaraan terjun payung ASEN I di Bandung. Kejuaraan ini akan dipakai sebagai ukuran prestasi menghadapi kejuaraan dunia terjun payung.(or)

8 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MELALUI perhitungan di kertas, penerjun Indonesia, Johny Nasution hampir dapat dipastikan mengungguli atlit Muangthai, Malaysia, Singapura, dan Pilipina dalam Kejuaraan Terjun Payung ASEAN I yang akan berlangsung dari tanggal 3 s/d 16 Juli di Bandung. Gambaran itu diberikan ir. Johnny Saleh anggota panitia perlombaan berdasarkan prestasi Nasution di kejuaraan terjun payung internasional di Australia, beberapa waktu berselang. Menurut Saleh, prestasi yang dicatat Nasution di Australia merupakan rekor gemilang. Untuk 10 kali penerjunan, ia hanya melesat 64 cm dari titik sentral -- 6 kali di antaranya mendarat tepat pada titik angka kesalahan 0. Mereka-reka Kekuatan Di antara penerjun nomor ketepatan mendarat negara ASEAN yang mendekati kebolehan Nasution itu hanya B. Somkiat dari Muangthai. Ia adalah juara pertama lomba terjun payung angkatan bersenjata di Bangkok, bulan lalu. Prestasinya berselisih 1,14 cm dari rekor Nasution. Tapi, "Muangthai dan Pilipina adalah lawan yang harus diperhitungkan," kata H. Sukari, pengurus Federasi Aerosport Indonesia (FASI) yang menangani olahraga terjun payung. Diberikannya penekanan terhadap Muangthai dan Pilipina ini didasarkan Sukari atas peralatan yang mereka miliki. Kedua grup mempergunakan payung strato cloud -- payung yang berbentuk segi empat jenis terakhir. Di Indonesia payung jenis ini baru ada beberapa buah. Yang banyak dipakai adalah jenis strato star, produksi sebelum strato cloud. Kelebihan dari payung strato cloud ini lebih gampang dikendalikan. Meski, menurut Saleh, kurang cocok untuk penerjunan yang bobot badannya ringan -- ukuran rata-rata orang Asia. Lepas dari peralatan lawan yang mungkin lebih baik, persiapan grup Indonesia kali ini pun agak kurang memadai dibandingkan waktu menghadapi PON IX lalu. Sehingga rekor yang dicatat Nasution bukan mustahil akan bergeser ke tangan penerjun Muangthai atau Pilipina. Yang menguntungkan adalah bahwa Indonesia telah mengenal medan penerjunan lebih baik dari lawan, tapi cuaca Bandung yang suka tak menentu itu tak kurang akan menjadi penghambat pula dalam mempertahankan maupun memperbarui rekor, tentunya. Di samping nomor ketepatan mendarat, mata lomba lain adalah nomor kerjasama di udara. Untuk nomor ini baik grup Muangthai dan Pilipina pun mempunyai reputasi yang terpuji. Sementara dari Indonesia, harapan buat menyaingi mereka banyak terletak pada ketrampilan Robby Mandagi Bersaudara. Adapun hasil yang pasti bisa dipetik oleh grup Indonesia dari kejuaraan ini adalah bahwa mereka telah bisa mereka-reka ketrampilan sebelum terjun pada Kejuaraan Dunia Terjun Payung di Yugoslavia, Agustus depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus