RICUH sekali dalam tubuh Pengurus Besar Persatuan Tinju Amatir
(PB Pertina). Selama ini mengendap, keributan mereka makin
menjadijadi dengan makin dekatnya Kongres Pertina di Ambon, awal
Nopember ini.
Marsekal Saleh Basarah, Ketua Umum Pertina, yang sedang menjabat
dutabesar di London, sudah menerima laporan pengurus dan membaca
koran. Sudah diketahuinya tentang pengunduran diri Haji Mochtar
Malikuswari, Wakil Ketua Eksekutif bersama 5 fungsionaris lain.
"Perbuatan itu sangat keliru dan tidak terpuji," kata Marsekal
Basarah kepada pembantu TEMPO Gabriel Gay di London.
Kenapa pecah? Persoalannya berpangkal pada kegagalan tim tinju
Indonesia di SEA Games X. Hanya 3 emas yang didapat Indonesia
dari target 6 emas, suatu prestasi jelek. Dari SEA Games IX
sebelumnya Indonesia memperoleh 5 emas. Bahkan petinju unggulan
Syamsul Anwar, yang di atas kertas mampu merebut emas, ternyata
rontok di semi final. Adalah Syamsul pula yang mulai menyulut
api. Kepada Kompas, ia mengemukakan keretakan dan keresahan yang
melanda tubuh PB Pertina. Pengurus, katanya, tidak memperhatikan
petinju.
Bagai api memperoleh bensin, Mochtar Malikuswari bersama 5
fungsionaris PB Pertina dalam suatu keterangan pers membenarkan
pernyataan petinju Syamsul Anwar. Perpecahan dan keresahan itu,
kata mereka, sudah terasa sejak Ketua Umum Saleh Basarah dan
Sekjen dr. Hardjanto bertugas di luar negeri. Sementara itu
beberapa oknum PB Pertina mengambil keputusan tanpa melalui
musyawarah seperti ditentukan AD/ART Pertina, tambah mereka.
Benarkah itu Tranggono, Pejabat Sekjen Pertina membantahnya.
"Yang ada adalah ambisi kelompok, bukannya perpecahan dan
keresahan," katanya seperti ditulis Sinar Harapan. Ia mengecam
pernyataan pers kelompok Malikuswari, yang juga mengritik
prestasi petinju Indonesia di SEA Games X. "Sebab mereka jugalah
yang menentukan susunan regu Indonesia," katanya.
Tapi Eddy Sihombing, Ketua Komisi Wasit/Hakim menyanggah ucapan
Tranggono dalam suatu interpiu Abdul Muthalib dari TEMPO. "Sudah
sejak pengiriman tim tinju ke Perancis awal tahun ini, susunan
anggota yang turut tak sesuai lagi dengan hasil permufakatan
pengurus sebelumnya." Kebiasaan ini, lanjut Sihombing dari
kelompok Malikuswari, diteruskan di Kejuaraan Asean, Kuala
Lumpur, lalu Pesta Sukan di Singapura sampai terakhir di SEA
Games X. Bahkan Pejabat Ketua Umum, O.B. Syaaf, seolah mengiakan
pelanggaran ini. "Biar saja, toh sudah berjalan," kata Syaaf,
menurut versi Sihombing.
Benarkah? Tentu saja yang bersangkutan tidak mengakui. "Mereka
juga diajak bicara, mereka ikut tanda tangan tapi lupa sendiri,"
kata Syaaf. "Kalau mereka ribut, itu biasa, cari pasaran
menjelang Kongres. Tapi mencari pasarannya keliru."
Berpangkal Pada Kursi
Syaaf tampak mendukung pihak Tranggono. Pertentangan memuncak
dalam PB Pertina sesudah Malikuswari dkk menyatakan menarik
diri. Tanggapan Syaaf, kata kelompok Malikuswari, banyak
dibumbui dengan pemutar balikan fakta dan provokasi. Kok mundur?
"Ini karena usaha kami mengoreksi tindakan yang menyimpang itu
telah tidak ditanggapi dengan wajar," kata Sihombing. "Juga
untuk menciptakan iklim yang baik, supaya kongres tenang."
Ketua Umum Basarah yang berada di London kaget karenanya.
"Sewajibnya mereka ikut bertanggung jawab dan tidak cuci tangan
sendiri," katanya. "Sesungguhnya mereka bisa sabar sampai
kongres membuka persoalannya."
Keributan itu juga berpangkal pada kursi Sekjen Pertina yang
lowong. Sejak September tahun lalu dr. Hardjanto bertugas ke
negeri Belanda. Tranggono dari luar Pertina diangkat Syaaf,
kemudian mengisi jabatan itu, tapi Hardjanto tidak diberi tahu.
Bahkan Hardjanto tidak menerima Surat Keputusan itu. Ketika
Hardjanto pulang pertengahan Oktober, kelompok Malikuswari minta
agar Tranggono segera digeser. "Tapi biarlah diteruskan
Tranggono, toh kong res sudah dekat," kata Hardjanto ketika
ditanya Syaaf.
Di Ambon awal Nopember ini para pengurus Pertina diduga akan
membeberkan seluruh uneg-unegnya. Tapi, karena tuntutan tugas
yang berat, Basarah tidak bisa menghadirinya. Masih bersediakah
Basarah duduk lagi sebagai Ketua Umum Pertina? "Saya selalu
percaya, orang lain bisa berbuat lebih banyak dan lebih baik
dari saya," katanya pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini