Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Goncangan Pertina

Menjelang kongres di ambon, p.b. pertina ricuh. wakil ketua eksekutif haji mochtar malikuswari bersama 5 fungsionaris lain mengundurkan diri. (or)

3 November 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RICUH sekali dalam tubuh Pengurus Besar Persatuan Tinju Amatir (PB Pertina). Selama ini mengendap, keributan mereka makin menjadijadi dengan makin dekatnya Kongres Pertina di Ambon, awal Nopember ini. Marsekal Saleh Basarah, Ketua Umum Pertina, yang sedang menjabat dutabesar di London, sudah menerima laporan pengurus dan membaca koran. Sudah diketahuinya tentang pengunduran diri Haji Mochtar Malikuswari, Wakil Ketua Eksekutif bersama 5 fungsionaris lain. "Perbuatan itu sangat keliru dan tidak terpuji," kata Marsekal Basarah kepada pembantu TEMPO Gabriel Gay di London. Kenapa pecah? Persoalannya berpangkal pada kegagalan tim tinju Indonesia di SEA Games X. Hanya 3 emas yang didapat Indonesia dari target 6 emas, suatu prestasi jelek. Dari SEA Games IX sebelumnya Indonesia memperoleh 5 emas. Bahkan petinju unggulan Syamsul Anwar, yang di atas kertas mampu merebut emas, ternyata rontok di semi final. Adalah Syamsul pula yang mulai menyulut api. Kepada Kompas, ia mengemukakan keretakan dan keresahan yang melanda tubuh PB Pertina. Pengurus, katanya, tidak memperhatikan petinju. Bagai api memperoleh bensin, Mochtar Malikuswari bersama 5 fungsionaris PB Pertina dalam suatu keterangan pers membenarkan pernyataan petinju Syamsul Anwar. Perpecahan dan keresahan itu, kata mereka, sudah terasa sejak Ketua Umum Saleh Basarah dan Sekjen dr. Hardjanto bertugas di luar negeri. Sementara itu beberapa oknum PB Pertina mengambil keputusan tanpa melalui musyawarah seperti ditentukan AD/ART Pertina, tambah mereka. Benarkah itu Tranggono, Pejabat Sekjen Pertina membantahnya. "Yang ada adalah ambisi kelompok, bukannya perpecahan dan keresahan," katanya seperti ditulis Sinar Harapan. Ia mengecam pernyataan pers kelompok Malikuswari, yang juga mengritik prestasi petinju Indonesia di SEA Games X. "Sebab mereka jugalah yang menentukan susunan regu Indonesia," katanya. Tapi Eddy Sihombing, Ketua Komisi Wasit/Hakim menyanggah ucapan Tranggono dalam suatu interpiu Abdul Muthalib dari TEMPO. "Sudah sejak pengiriman tim tinju ke Perancis awal tahun ini, susunan anggota yang turut tak sesuai lagi dengan hasil permufakatan pengurus sebelumnya." Kebiasaan ini, lanjut Sihombing dari kelompok Malikuswari, diteruskan di Kejuaraan Asean, Kuala Lumpur, lalu Pesta Sukan di Singapura sampai terakhir di SEA Games X. Bahkan Pejabat Ketua Umum, O.B. Syaaf, seolah mengiakan pelanggaran ini. "Biar saja, toh sudah berjalan," kata Syaaf, menurut versi Sihombing. Benarkah? Tentu saja yang bersangkutan tidak mengakui. "Mereka juga diajak bicara, mereka ikut tanda tangan tapi lupa sendiri," kata Syaaf. "Kalau mereka ribut, itu biasa, cari pasaran menjelang Kongres. Tapi mencari pasarannya keliru." Berpangkal Pada Kursi Syaaf tampak mendukung pihak Tranggono. Pertentangan memuncak dalam PB Pertina sesudah Malikuswari dkk menyatakan menarik diri. Tanggapan Syaaf, kata kelompok Malikuswari, banyak dibumbui dengan pemutar balikan fakta dan provokasi. Kok mundur? "Ini karena usaha kami mengoreksi tindakan yang menyimpang itu telah tidak ditanggapi dengan wajar," kata Sihombing. "Juga untuk menciptakan iklim yang baik, supaya kongres tenang." Ketua Umum Basarah yang berada di London kaget karenanya. "Sewajibnya mereka ikut bertanggung jawab dan tidak cuci tangan sendiri," katanya. "Sesungguhnya mereka bisa sabar sampai kongres membuka persoalannya." Keributan itu juga berpangkal pada kursi Sekjen Pertina yang lowong. Sejak September tahun lalu dr. Hardjanto bertugas ke negeri Belanda. Tranggono dari luar Pertina diangkat Syaaf, kemudian mengisi jabatan itu, tapi Hardjanto tidak diberi tahu. Bahkan Hardjanto tidak menerima Surat Keputusan itu. Ketika Hardjanto pulang pertengahan Oktober, kelompok Malikuswari minta agar Tranggono segera digeser. "Tapi biarlah diteruskan Tranggono, toh kong res sudah dekat," kata Hardjanto ketika ditanya Syaaf. Di Ambon awal Nopember ini para pengurus Pertina diduga akan membeberkan seluruh uneg-unegnya. Tapi, karena tuntutan tugas yang berat, Basarah tidak bisa menghadirinya. Masih bersediakah Basarah duduk lagi sebagai Ketua Umum Pertina? "Saya selalu percaya, orang lain bisa berbuat lebih banyak dan lebih baik dari saya," katanya pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus