KEDUANYA tinggal pada hotel yang sama di Nagoya, Jepang.
Sama-sama Cina, toh keduanya tak pernah saling sapa. Tapi ketika
Lord Killanin, Presiden Komite Olympiade Internasional (IOC,
membuka konperensi pers, hanya Song Zhong, Sekjen Komite
Olympiade RRC saja yang datang. Perutusan Taiwan tidak
kelihatan.
Pekan lalu itu, IOC menelurkan sebuah rekomendasi final. Ia
menguatkan keputusan sidang eksekutif IOC di San Yuan, Puerto
Rico: menetapkan Cina Daratan (RRC) yang berhak memakai nama,
bendera dan lagu kebangsaan Republik Rakyat Cina. Keanggotaan
RRC di IOC disebut dengan Komite Olympiade Cina, sedang Taiwan
harus memakai sebutan Komite Olympiade Cina Tainei.
"Mempertimbangkan keputusan positif ini, kami mendukungnya,"
kata Song Zhong. Tentu saja Taiwan melihat rekomendasi final itu
memojokkan kedudukannya di IOC. Taiwan masih akan menunggu hasil
pemungutan suara ke 89 anggota IOC tentang hal ini di Laussane,
Swiss, 26 Nopember "Bila memang keputusan SWIS akan menguatkan
hasil Nagoya, itu kejutan besar," kata sumber di IOC. "Taiwan
akan tersingkir pula dari keanggotaan federasi sepakbola dunia
(FIA)."
Sementara itu, Pebruari, saat dilangsungkan Olympiade musim
dingin di Lake Placid, New York, dan diteruskan Juli, Olympiade
musim panas di Moskow sudah bertambah dekat. Taiwan masih
menghadapi pilihan berat. Di Nagoya itu, Killanin, 65 tahun,
sudah berusaha keras agar kedua Cina tadi bisa turun dalam kedua
peristiwa Olympiade mendatang. "Saya tahu, apa yang harus kami
lakukan," sebut Killanin. "Sayang sekali, kami telah dilibatkan
dalam situasi politik walau sebenarnya, kami ingin bebas dari
campur tangan politik. "
Hakikatnya memang Taiwan tidak akan bisa menerima rekomendasi
final Nagoya. "Itu tidak bisa dilakukan," kata Henry Elsu,
anggota IOC Taiwan. "Lihat saja pasal 64 Olympic Charter. Di
situ jelas dipaparkan, apa yang harus dilakukan pada upacara
pembukaan."
Menurut bunyi pasal 64 itu, setiap peserta harus membawa papan
pengenal nama negara, didampingi bendera negara yang
bersangkutan. Kalau toh peraturan itu berubah, pihak Taiwan
kabarnya akan senang. "Tapi kami tidak akan mengubah nama negara
kami," kata Hsu. "Kalau IOC melakukannya, maka ia telah
melakukan campur tangan politik dalam negeri kami."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini