Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Siapa Coco Gauff, Peraih Grand Slam AS Terbuka 2023

Coco Gauff menjuarai Amerika Serikat Terbuka 2023. Remaja keempat setelah Chris Evert Lloyd, Tracy Austin, dan Serena Williams.

24 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Petenis remaja Amerika Serikat, Cori Dionne Gauff alias Coco Gauff, meraih gelar Grand Slam pertamanya di usia 19 tahun.

  • Coco Gauff menjuarai Amerika Serikat Terbuka 2023 setelah mengalahkan petenis nomor satu dunia, Aryna Sabalenka dari Belarus.

  • Coco Gauff menjadi petenis keempat sejak 1968 yang menjuarai Grand Slam pada usia remaja, setelah Serena Williams, Tracy Austin, dan Chris Evert Lloyd.

DENGAN kedua tangannya, Cori Dionne Gauff alias Coco Gauff mengembalikan bola atlet tenis Belarus, Aryna Sabalenka, yang mengarah ke sisi kiri lapangannya. Petenis 19 tahun itu lantas memukul bola melintang ke sisi kanan lapangan Sabalenka. Penonton yang memadati Stadion Arthur Ashe, USTA Billie Jean King National Tennis Center, Queens, Kota New York, Amerika Serikat, seketika bergemuruh ketika Sabalenka gagal mengembalikan bola.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gauff meluapkan kegembiraan dengan berbaring di lapangan. Ia memastikan gelar Grand Slam pertamanya dengan menjuarai Amerika Serikat Terbuka 2023. Dalam pertandingan yang berlangsung pada Ahad, 10 September lalu, itu, Gauff menang dengan skor 2-6, 6-3, 6-2. Kemenangan atas Sabalenka dalam laga selama 3 jam 11 menit itu mengantarkan Gauff menjadi petenis tuan rumah yang menjuarai Amerika Serikat Terbuka setelah yang terakhir Sloane Stephens (di usia 24 tahun) pada 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gauff kalah pada set pertama. Ia kesulitan menghadapi kekuatan pukulan Sabalenka, petenis nomor satu dunia versi Asosiasi Tenis Wanita (WTA). Peningkatan permainan Gauff baru tampak pada set kedua. Petenis yang menempati posisi ke-3 daftar peringkat WTA ini bisa memaksimalkan servis sehingga menyulitkan Sabalenka, 25 tahun. Gauff juga terbantu oleh banyaknya kesalahan yang dibuat Sabalenka. Sebanyak 16 dari 32 poin yang didapatkan Gauff adalah buah kesalahan Sabalenka.

Kemenangan pada set kedua membangkitkan harapan sekitar 23.700 penonton di Stadion Arthur Ashe. Dukungan terus diberikan dengan teriakan penyemangat. Mendapat dukungan tersebut, Gauff mampu mendominasi set ketiga dengan langsung unggul 4-0. Gauff menutup set penentuan itu dengan skor 6-2.

Setelah memastikan gelar juara, Gauff tidak kuasa menahan haru dengan meneteskan air mata. Ia menyempatkan diri berpelukan dengan Sabalenka sebelum menuju tribun untuk menemui tim pelatih dan ayahnya, Corey Gauff. “Ini sangat berarti bagi saya. Sejujurnya, saat ini saya juga terkejut. Apalagi, setelah final Prancis Terbuka tahun lalu, perjalanan saya naik-turun,” kata Gauff dalam acara penyerahan hadiah seperti dikutip dari laman WTAtennis.com.

Dengan kemenangan di Amerika Serikat Terbuka, Gauff menyamai capaian Serena Williams pada 1999. Keduanya menjadi juara Grand Slam pada usia remaja. Serena menjadi juara saat berusia 18 tahun dengan mengalahkan petenis nomor satu dunia saat itu, Martina Hingis, di final Amerika Serikat Terbuka. Serena pun menjadi perempuan Afrika-Amerika kedua yang menjuarai Grand Slam setelah Althea Gibson pada 1957. 

Gauff juga menjadi remaja Amerika Serikat keempat yang memenangi gelar tunggal Grand Slam di era terbuka sejak 1968. Ia bergabung dengan Chris Evert Lloyd yang berusia 19 tahun saat menjuarai Prancis Terbuka dan Wimbledon 1974; Tracy Austin, juara Amerika Serikat Terbuka 1979 pada usia 16 tahun 9 bulan; dan Serena Williams.

Gauff pada tahun ini menjadi harapan publik tenis Amerika Serikat. Dalam dua bulan terakhir, dia menampilkan permainan yang apik. Setelah tersingkir pada babak pertama Wimbledon, Juli lalu, dia memenangi WTA 500 Washington Terbuka; mencapai perempat final WTA 1000 Montreal, Kanada Terbuka; dan menjadi juara di WTA 1000 Cincinnati Terbuka. Gelar di Cincinnati menjadi yang pertama baginya dalam turnamen WTA 1000.

Kemenangan dalam Amerika Serikat Terbuka menjadi puncak karier Gauff. Ia mengatakan trofi Grand Slam ini bakal menjadi babak baru baginya untuk bersaing di level top dunia. Perkenalan Gauff dengan tenis terjadi pada usia empat tahun, ketika dia menonton Williams Bersaudara dalam turnamen yang 15 tahun kemudian ia menangi. "Ayah membawa saya ke turnamen ini, duduk di sana menyaksikan Venus dan Serena berkompetisi, jadi sungguh luar biasa berada di sini, di panggung ini,” tutur Gauff.

Karier profesional Gauff bermula ketika dia berusia 14 tahun. Ia mencatatkan debut di tur WTA pada Maret 2019 dalam Miami Terbuka. Dia menerima wild card dalam pengundian kualifikasi Wimbledon 2019. Saat itu dia menjadi pemain termuda dalam sejarah turnamen yang lolos ke undian utama. Ia mengejutkan publik tenis dunia dengan kemenangan atas Venus di babak pembukaan. Kemenangan itu membuat Gauff menunjukkan potensi besarnya dengan memadukan kekuatan dan semangat pantang menyerah.

"Seorang bintang telah lahir," ucap legenda tenis Martina Navratilova seperti dikutip dari BBC seusai debut Gauff dalam turnamen Grand Slam. "Saya tak pernah menyaksikan ada orang yang muncul dan langsung berkilap dalam turnamen besar pertamanya," tuturnya.

Prediksi Navratilova perlahan terbukti dengan kesuksesan Gauff memenangi gelar tunggal tur WTA di Linz Terbuka 2019 pada usia 15 tahun 7 bulan. Popularitasnya makin meningkat ketika dia mencapai final Grand Slam pertamanya di nomor ganda putri dalam Amerika Serikat Terbuka 2021. Di sektor tunggal, dia mencapai final Grand Slam pertamanya dalam Prancis Terbuka 2022. Pada 2023, dia memenangi gelar WTA 1000 pertamanya dalam Cincinnati Terbuka.

Gauff dilahirkan di Delray Beach, Florida, Amerika Serikat, pada 13 Maret 2004. Dia berasal dari keluarga atlet. Corey, ayahnya, adalah pemain bola basket, sementara Candi, ibunya, atlet halang rintang dan saptalomba. Sang ayah awalnya menginginkan Gauff mengikuti jejaknya di lapangan basket. Tapi Gauff tak menyukai basket. Dia malah berkenalan dengan tenis setelah terinspirasi Serena Williams.

Sejak berusia 10 tahun, Gauff berlatih di Prancis di Akademi Mouratoglou yang dikelola Patrick Mouratoglou yang tak lain adalah pelatih Serena. Tiga tahun kemudian, Gauff mengawali langkah besarnya mencapai panggung tenis elite dunia dengan menjadi finalis tunggal putri junior Amerika Serikat Terbuka 2017. Setahun kemudian, saat berusia 14 tahun, dia menjuarai tunggal putri junior Prancis Terbuka. Dia mengakhiri karier juniornya pada 2018 setelah menjuarai turnamen bergengsi Orange Bowl. 

Penampilan gemilang Gauff sepanjang 2023 menunjukkan adanya regenerasi tenis dunia di sektor tunggal putri. Sebelumnya, petenis Inggris, Emma Raducanu, menandai adanya generasi baru tenis putri dengan menjuarai Amerika Terbuka 2021. Ketika itu Emma juga berusia 19 tahun. Munculnya para bintang muda ini mengingatkan pada era Martina Hingis dan Caroline Wozniacki. Kedua legenda tenis dunia itu mulai mendominasi peta persaingan Grand Slam saat masih berusia remaja.

Raducanu, yang kini berusia 20 tahun, tengah menjalani penyembuhan dari cedera. Dia baru saja menjalani operasi di kedua tangan dan salah satu pergelangan kakinya. Petenis yang tetap keluar-masuk lapangan sejak Mei tahun lalu ini sudah mulai berlatih lagi, tapi belum cukup siap bertanding. Raducanu terakhir kali bermain di Stuttgart Terbuka pada April lalu. Karena masalah pergelangan tangannya terus berlanjut, ia menarik diri dari Madrid Terbuka.

Dua tahun sebelum Raducanu, petenis Kanada, Bianca Vanessa Andreescu, juga menjuarai Amerika Serikat Terbuka pada usia 19 tahun. Pada tahun yang sama, Andreescu memenangi Kanada Terbuka. Dalam dua kemenangan itu, dia mengalahkan Serena Williams. Dia menjadi petenis Kanada pertama yang memenangi gelar tunggal putri turnamen besar dan Kanada Terbuka dalam 50 tahun terakhir. Sempat menduduki peringkat ke-4 dunia pada Oktober 2019, Andreescu kini berada di posisi ke-63 WTA.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Remaja Juara Amerika Serikat Terbuka"

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus