Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kebakaran di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Banyak terjadi karena ulah manusia.
Lebih dari 500 hektare area terbakar dengan kerugian lebih dari Rp 5 miliar.
TATAG Hari Rudhata terduduk lemas di tepi jalan depan Pos Jemplang. Pos pemeriksaan pengunjung ini difungsikan sebagai pos komando Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Mahameru milik Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebakaran yang menghanguskan sekitar sepertiga kawasan wisata Gunung Bromo membuat Tatag sangat bersedih. Sebagai Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II, Tatag merasa gagal mengendalikan kebakaran yang melanda wilayah kerjanya. Kesedihannya bertambah saat memikirkan keselamatan teman-temannya yang belum kembali dari lokasi kebakaran meski sudah malam pada Ahad, 10 September lalu. Pria 49 tahun ini pun menangis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Api melahap sebagian sabana Pengol di Tebing Jantur di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, 1 September 2023. Tempo/Abdi Purmono
“Jebol. Habis. Apa teman-teman itu selamat, ya? Ini pantasnya aku yang disalahkan karena gagal,” kata Tatag kepada Tempo, tersedu sedan. Ia melepas kacamatanya dan memperlihatkan matanya yang basah.
Banyak orang yang menenangkan Tatag, termasuk Jumani alias Pak Karso. Pak Karso warga Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Karso mengatakan Tatag dan teman-teman tidak gagal dan sudah banyak berkorban. “Kalian sudah meninggalkan keluarga beberapa hari untuk memadamkan api,” ujar Karso.
Karso menekankan, kondisi kesehatan Tatag sebenarnya tidak bagus-bagus amat sejak menjalani operasi kanker usus pada Desember 2022. Tubuh Tatag yang dulu gagah mulai kurus. Beberapa hari sebelumnya, giginya tanggal setelah dua-tiga bulan dioperasi. Pada Jumat, 1 September lalu, Tempo menjumpai Tatag yang tengah berjalan gontai di lokasi kebakaran padang rumput atau sabana Penggol dan Tebing Jantur. Tebing Jantur berada di dalam kompleks kaldera atau laut pasir Tengger. Saat itu wajah Tatag pucat. Ia bercerita dua hari sebelumnya tak tidur.
Helikopter Super Puma BNPB memadamkan kebakaran hutan dan lahan Gunung Bromo di Malang, Jawa Timur, 15 September 2023. Antara/Muhammad Mada
Tatag mengkoordinasi pemadaman yang melibatkan sekitar 50 orang—gabungan petugas TNBTS, kelompok sukarelawan Masyarakat Peduli Api, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, serta Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI. Karso juga sukarelawan yang tergabung dalam organisasi Masyarakat Peduli Api Desa Ngadas. Pria 52 tahun ini pernah hampir terkurung kobaran api saat memadamkan api di sabana Lembah Watangan—populer disebut Bukit Teletubbies.
Sampetono, tokoh masyarakat Desa Ngadas, menceritakan peristiwa itu terjadi pada Jumat, 8 September lalu, sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Ia memimpin satu regu beranggotakan 14 orang yang berjibaku memadamkan api secara manual dari atas lereng Gunung Watangan atau Pusung Tumpeng ke area sabana sejauh 300 meter.
“Saat memadamkan sampai bawah itulah kami lihat justru kobaran apinya sangat besar,” ucapnya. Saat itu terjadi perambatan api yang tidak terduga karena tiupan angin yang sangat kencang. Kobaran api jadi sangat besar dan tinggi. Ia bersama delapan anak buahnya bertahan di lahan yang sudah hangus terbakar agar aman.
Kondisi selepas kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terlihat dari Blok Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 15 September 2023. Tempo/Abdi Purmono
Sampetono dan kawan-kawan kewalahan dan kalut. Ia sempat menghitung ada lima anggota kelompoknya yang hilang. Selama tiga jam mereka berusaha mencari kelima rekan mereka dengan menelusuri tempat-tempat aman di sekitar lokasi kebakaran ataupun di lokasi kebakaran yang sudah padam. Mereka mencarinya bersama-sama, tidak boleh terpisah-pisah.
“Waktu itu putus sinyal. Jadi kami cari ke lokasi yang aman sambil berteriak-teriak, tapi tidak ketemu dan tak ada sahutan. Ternyata mereka sudah ada di Pos Jemplang saat saya mau melapor,” tutur Sampetono.
Kelima rekannya bercerita bahwa mereka terpisah saat berusaha menghindari kobaran api yang mulai mengepung. Pandangan mereka terhalang oleh kobaran api dan kepulan asap sehingga tidak bisa lagi melihat ke kanan-kiri. Mereka berusaha menyelamatkan diri dengan bergerombol, naik ke Watangan dan turun ke area Keciri yang medannya berat dan jauh dari Pos Jemplang.
Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bersama Masyarakat Peduli Api dan pegawai kafe Bromo Hillside berusaha memadamkan api yang makin mendekati kafe, warung-warung, dan bangunan lain di Blok Jemplang dan Blok Plentongan, 10 September 2023. Tempo/Abdi Purmono
Kebakaran di sabana Teletubbies diakibatkan oleh penggunaan cerawat atau flare oleh pengunjung saat menjalani pemotretan pranikah atau prewedding di depan dinding semen bertulisan "Bukit Teletubbies". Kepolisian Resor Probolinggo, Jawa Timur, memeriksa enam saksi dan menjadikan salah satunya sebagai tersangka.
Area kebakaran yang terjadi pada 6-10 September lalu tersebut sekitar 504 hektare. Luas wilayah ini belum termasuk area kebakaran di Bukit Penanjakan, sabana Pengkol, dan dinding-dinding kompleks Kaldera Tengger. Pihak TNBTS masih menghitung luas wilayah yang terbakar di beberapa area ini.
•••
KEBAKARAN besar di kawasan wisata Gunung Bromo diperkirakan menimbulkan kerugian sebesar Rp 5,4 miliar. Kerugian ini mencakup biaya pemulihan ekosistem akibat hilangnya habitat flora dan fauna, hilangnya jasa rekreasi, serta biaya pemadaman api.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Constantius Hendro Widjanarko menyampaikan hal ini di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, pada Kamis siang, 21 September lalu. Biaya pemadaman api itu tidak termasuk biaya pemadaman dengan water bombing (pengeboman air) yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga biaya kerusakan pipa-pipa air ke permukiman masyarakat akibat kebakaran, yang nantinya diperbaiki Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bersama Masyarakat Peduli Api berusaha memadamkan api saat kebakaran hutan dan lahan di area Blok Jemplang dan Blok Plentongan di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 10 September 2023. Tempo/Abdi Purmono
Hendro menegaskan, estimasi kerugian itu dihitung dari periode kebakaran 6-14 September lalu. Kebakaran terjadi di area padang rumput atau sabana Lembah Watangan alias Bukit Teletubbies pada Rabu, 6 September lalu, hingga menghanguskan hampir semua sabana, semak, dan pepohonan di sekitar Gunung Bromo. Si jago merah berhasil ditaklukkan oleh personel gabungan dari Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan, TNI dan Polri, BNPB, serta dibantu masyarakat dan sukarelawan pada Kamis, 14 September lalu.
Suhartono, salah satu warga Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, menjelaskan, warga setempat menyatakan cukup terbiasa dengan peristiwa kebakaran sabana di wilayah TNBTS. Sebelumnya, dalam satu-dua tahun, sering terjadi kebakaran. Pada 2019 pernah terjadi kebakaran yang lebih besar.
Warga setempat juga tetap mewaspadai segala kemungkinan dari kebakaran yang terjadi. Wilayah Ranupani, ucap Suhartono, masih berjarak 7 kilometer dari pusat kebakaran sabana. Namun api merembet ke wilayah Bantengan yang cukup dekat dari area kebun warga Ranupani. Meski ada daerah sekatan sebelum area kebun penduduk, warga tetap khawatir api kebakaran terbawa angin.
Petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Masyarakat Peduli Api, tim dari Perhutani, dan TNI tiba untuk membantu pemadaman api di kawasan sabana Pengol, Bromo, Jawa Timur, 1 September 2023. Tempo/Abdi Purmono
“Seperti kemarin, warga tetap waspada. Kami melihat arah angin untuk mengantisipasi kebakaran di lahan masing-masing,” tutur Suhartono. Kebakaran yang terjadi baru-baru ini menuju arah barat ke timur, tidak sampai menjangkau Ranupani di daerah selatan.
Ia menuturkan, wilayah yang terbakar tersebut merupakan akses warga Ranupani menuju Kecamatan Tumpang. Kebakaran tersebut sempat menghambat kegiatan masyarakat. Mereka juga menghindari bepergian ke area hutan atau kebun. Tak hanya menghambat mobilitas, kebakaran membuat kegiatan ekonomi masyarakat Ranupani terkena dampak. Di desa, terdapat area wisata perkemahan yang menampung hingga 200 tenda, juga 61 tempat penginapan atau homestay.
“Kalau pas kebakaran, ya terpaksa tutup. Sama seperti waktu ada upacara atau acara adat, hari raya Nyepi, Kesodo, dan sebagainya,” ujar Suhartono.
Laki-laki yang juga pemilik penginapan dan pemandu wisata tersebut menuturkan, saat ia kecil, jika terjadi kebakaran hutan atau sabana, masyarakat Tengger bergotong-royong memadamkan api. Namun saat ini banyak warga tak ikut memadamkan api. Banyak dari mereka yang hanya menonton api yang menjalar. Yang turun tangan memadamkan kebakaran adalah beberapa warga yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api atau komunitas tertentu karena berbagai faktor.
Dia menambahkan, masyarakat setempat merasa prihatin atas kebakaran itu, tapi tak mewaspadai faktor kesalahan manusia yang menyebabkan terjadinya kebakaran. Ini terjadi pada kasus kebakaran sebelum kebakaran yang disebabkan oleh penggunaan cerawat tersebut. Masyarakat setempat juga tetap beraktivitas seperti biasa, tapi menghindari wilayah yang terbakar dan lebih banyak berkegiatan di kebun masing-masing.
Asap mengepul saat kebakaran di Tebing Jantur Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, terlihat dari wilayah Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, 1 September 2023. Tempo/Abdi Purmono
Ia berharap semua pihak bersinergi untuk mencegah terjadinya kebakaran di kawasan TNBTS, terutama yang disebabkan oleh manusia. Adapun dampak yang paling parah dirasakan oleh masyarakat, Suhartono mengimbuhkan, adalah berkurangnya debit air di wilayah mereka. Penting adanya reboisasi dan penghijauan kembali di area TNBTS untuk mengembalikan debit air di wilayah tersebut.
Setelah kebakaran dipadamkan, pengelola TNBTS menyingkirkan sisa-sisa kebakaran dan sampah operasi pemadaman pada 15-18 September lalu. Pembersihan melibatkan sukarelawan Masyarakat Peduli Api, Gimbal Alas Indonesia, Sahabat Gunung, dan Sahabat Volunteer Semeru atau Saver.
Kebakaran hebat tersebut membuat Balai Besar TNBTS mengisolasi kawasan Gunung Bromo pada 10-18 September lalu. Semua akses masuk wisata kawasan dari wilayah Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, hingga Malang ditutup total bagi semua pengunjung dan hanya boleh dilintasi masyarakat asli Tengger. Kegiatan wisata Bromo diperbolehkan bergulir lagi mulai Selasa, 19 September lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Abdi Purmono berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Setelah Amuk Geni Membakar Bromo"