Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Hambur yen di lapangan hijau

Jepang berkeinginan menjadi negara industri sepak bola seperti eropa barat. beberapa klub sepak bola jepang membangun stadion baru dengan dana yang besar.

19 Desember 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPAK bola sedang naik daun di Jepang. Popularitasnya bahkan sudah mengalahkan judo, karate, dan bola voli, walau belum mengalahkan bisbol dan sumo. Jepang memang akan mengikuti jejak sejumlah negara Eropa Barat, seperti Italia atau Inggris, untuk menjadi negara industri sepak bola. Liga Sepak Bola Profesional Jepang yang beranggotakan sepuluh klub itu kini berbenah menghadapi roda kompetisi yang resminya akan dimulai tahun depan. Sebagai pemanasannya, tahun ini digelar turnamen Yamazaki Nabisco Cup. Untuk memikat penonton, didatangkan pemain asing. Ada Gary Lineker (Inggris) yang bergabung dengan klub Nagoya Grampus Eight. Juga Zico (Brazil) yang dikontrak klub Kashima Antlers. Selain itu beberapa klub sibuk membangun stadion. Klub Kashima Antlers, yang dicukongi Sumitomo Metal Industries, sedang membangun stadion modern senilai Rp 1,33 milyar dengan kapasitas penonton 15 ribu di Kota Kashima -- 80 km arah timur laut Tokyo -- yang cuma berpenduduk 45 ribu orang. Wali Kota Kashima, Takeshi Ikari, termasuk yang "gila" bola. Ia sendiri memimpin klub itu, dan katanya, "Sepak bola akan menjadi simbol yang baru untuk kota ini." Beberapa warga Kashima dan pemerintahan lokal di kota kecil itu menguasai 12,9% saham klub Kashima Antlers. Tak cuma Kashima Antlers yang sebagian sahamnya dikuasai suporternya. Klub S-Pulse, yang bermarkas di Shimizu, juga sebagian dibiayai dengan uang masyarakat. Ada sekitar 1.600 warga Shimizu yang membiayai 20% dari modal untuk mendirikan klub yang menghabiskan 1,1 milyar yen. Klub-klub itu sudah siap menanggung rugi dulu sebelum menangguk keuntungan. Pengurus klub Kashima Antlers, misalnya, sudah berhitung bakal kehilangan lebih dari satu milyar yen setiap tahunnya. Semua pengorbanan itu, seperti kata pemimpin liga sepak bola profesional Jepang, Kawabuchi, ujung-ujungnya adalah "Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2002 nanti." AKS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus