SEPAK bola sedang naik daun di Jepang. Popularitasnya bahkan sudah mengalahkan judo, karate, dan bola voli, walau belum mengalahkan bisbol dan sumo. Jepang memang akan mengikuti jejak sejumlah negara Eropa Barat, seperti Italia atau Inggris, untuk menjadi negara industri sepak bola. Liga Sepak Bola Profesional Jepang yang beranggotakan sepuluh klub itu kini berbenah menghadapi roda kompetisi yang resminya akan dimulai tahun depan. Sebagai pemanasannya, tahun ini digelar turnamen Yamazaki Nabisco Cup. Untuk memikat penonton, didatangkan pemain asing. Ada Gary Lineker (Inggris) yang bergabung dengan klub Nagoya Grampus Eight. Juga Zico (Brazil) yang dikontrak klub Kashima Antlers. Selain itu beberapa klub sibuk membangun stadion. Klub Kashima Antlers, yang dicukongi Sumitomo Metal Industries, sedang membangun stadion modern senilai Rp 1,33 milyar dengan kapasitas penonton 15 ribu di Kota Kashima -- 80 km arah timur laut Tokyo -- yang cuma berpenduduk 45 ribu orang. Wali Kota Kashima, Takeshi Ikari, termasuk yang "gila" bola. Ia sendiri memimpin klub itu, dan katanya, "Sepak bola akan menjadi simbol yang baru untuk kota ini." Beberapa warga Kashima dan pemerintahan lokal di kota kecil itu menguasai 12,9% saham klub Kashima Antlers. Tak cuma Kashima Antlers yang sebagian sahamnya dikuasai suporternya. Klub S-Pulse, yang bermarkas di Shimizu, juga sebagian dibiayai dengan uang masyarakat. Ada sekitar 1.600 warga Shimizu yang membiayai 20% dari modal untuk mendirikan klub yang menghabiskan 1,1 milyar yen. Klub-klub itu sudah siap menanggung rugi dulu sebelum menangguk keuntungan. Pengurus klub Kashima Antlers, misalnya, sudah berhitung bakal kehilangan lebih dari satu milyar yen setiap tahunnya. Semua pengorbanan itu, seperti kata pemimpin liga sepak bola profesional Jepang, Kawabuchi, ujung-ujungnya adalah "Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2002 nanti." AKS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini