Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Hari Amerika Di Wimbledon

Juara putra, John Mcenroe, mengalahkan Bjorn Borg. Christ Evert Lloyd, dibagian putri menundukkan Hana Mandlikova. (or)

11 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JOHN McEnroe telah empat tahun berjuang. Akhirnya berhasil juga dia mengukuhkan diri sebagai pemain tenis nomor 1 di gelanggang Wimbledon -- kiblat para pemain top dunia. Kali ini dengan berkelakuan baik ia menundukkan pemain legendaris Bjorn Borg melalui pertarungan dramatis selama 3 jam 22 menit. Skornya 4-6, 7-6, 7-6 dan 6-4. "Sulit untuk diungkapkan dengan kata perasaan di dada saya sekarang ini," kata McEnroe seusai pertandingan final 4 Juli. "Saya bangga sekali menjadi juara. Lebih dari itu saya amat bangga karena akan tercatat sebagai orang pertama mengalahkan pemain besar seperti Borg di gelanggang ini." Borg adalah juara tak terkalahkan sejak 1976. Sejak 1977 berpartisipasi di Wimbledon, McEnroe memang sudah diramalkan bahwa ia akan menumbangkan supremasi Borg. Sebab ia punya keistimewaan: ganas dalam serve, smas, dan pukulan volley -- hal yang tidak begitu sempurna dikuasai Borg. Tapi ia lemah dalam mengembalikan topspin. "Saya sudah tahu kelemahan McEnroe," kata Brog. "Saya sudah berusaha menempatkan bola di titik lemahnya. Ternyata kini adalah saatnya saya harus kalah." la bermaksud akan kembali ke Wimbledon tahun depan, dan bertekad meraih gelar juara lagi. Terlambat Tak banyak orang yang tahu latar belakang McEnroe. Ia adalah pemuda Amerika Serikat kelahiran Wiesbaden, Jerman Barat. Walau mulai main tenis pada usia enam tahun, ia agak terlambat sukses di gelanggang internasional. Ia baru tercatat dalam daftar pemain dunia sewaktu berumur 17 tahun. Borg pada usia yang sama sudah ikut memperkuat tim Piala Dunia Swedia. McEnroe yang sebelumnya jadi kampiun Turnamen Tenis Terbuka AS 1979 dan 1980, sekarang tinggal di Douglaston, New York. Kalau mau mengirim surat, menurut ayahnya, tulis saja alamat itu dan tukang pos akan menyampaikannya. Terlambatnya McEnroe mengorbit, menurut pengamat tenis, mungkin karena temperamennya yang tinggi. Ia dikenal gemar memprotes wasit maupun penonton. Tapi tak tahan ia mendengar ejekan. Selama pertandingan di Wimbledon terakhir ini ia berulang kali dihukum karena sikapnya. Antara lain ia pernah mematahkan raket dan melemparkannya ke arah penonton. Akibat sikapnya yang tak terpuji selama kejuaraan itu, semuanya terjadi sebelum final, McEnroe diharuskan membayar denda US$ 14.750 -- sepertiga dari hadiah uang yang diterimanya. Ketika 15.000 penonton memadati stadion Wimbledon, diduga McEnroe akan bertingkah buruk pula di final. Ternyata tidak. Wasit Bob Jenkins sama sekali tidak diprotesnya. Bila ia tak tahan dengan call yang salah, ia hanya mendatangi tempat jatuhnya bola, mengangkat muka ke arah wasit, lalu kembali ke lapangan permainan. Mengapa? "Saya sangat respek pada Borg," kata McEnroe. "Itulah sebabnya saya tidak memprotes apa-apa. Sekalipun mulut saya sudah gatal untuk bicara setelah melihat ketidakcermatan wasit." John McEnroe, 22 tahun, menyebut kemenangannya sebagai kemenangan Amerika. Ia bertanding di final tepat perayaan ke 205 hari Kemerdekaan AS. Dalam wawancara televisi, yang disiarkan juga secara langsung ke tanah airnya, McEnroe mengucapkan salam untuk pirsawan: "Hallo Amerika". Dalam jumpa pers itu ia mengenakan baju bergaris merah, biru, dan putih -- warna bendera kebangsaan AS. Tapi McEnroe -- juga menjuarai nomor ganda putra dengan berpasangan Peter Flemming -- tak muncul dalam jamuan perpisahan yang diselenggarakan panitia. Konon ia tengah membujuk pacarnya Stacy Margolin yang ngambek selama di London. Margolin juga seorang pemain tenis. Di bagian putri Chris Evert Lloyd, juara Wimbledon 1974 dan 1976, kembali membuktikan diri sebagai ratu tenis dunia. Di final, 3 Juli, ia menundukkan Hana Mandlikova dengan mudah 6-2 dan 6-2. Padahal waktu mengikuti Turnamen Tenis Terbuka Prancis di Paris, dua minggu sebelumnya, Lloyd digulung Mandlikova di semi final. "Hana kelihatan gugup waktu di final. Saya dapat merasakan apa yang dialaminya. Ketika menghadapi (Billie Jean) King dulu (1973 saya juga begitu." Lloyd 25 tahun, mengantungi hadiah sebesar US$ 39.000. Mandlikova membenarkan penilaian Lloyd. "Chris tidak mengalahkan saya. Tapi saya mengalahkan diri sendiri," kata Mandlikova. Ia menyebut dirinya terlalu bemafsu menjadi juara hingga menjadi tegang di lapangan. "Coba waktu itu bermain santai. Hasilnya akan lain," lanjut gadis Ceko ini. Kedua orang tuanya sengaja datang dari Cekoslowakia untuk membangkitkan semangat Mandlikova. Tahun 1981 tampak merupakan uhun sukses bagi pemain tenis Amerika di Wimbledon. Dari lima gelar yang diperebutkan hanya satu yang lolos dari tangan mereka. Yaitu gelar juara ganda campuran. Pasangan kakak beradik John/Tracy Austin dikalahkan oleh finalis Fred McMillan/Betty Stove -- pasangan Afrika Selatan dan Belanda. Empat gelar yang diboyong ke AS itu atas nama McEnroe (tunggal putra), McEnroe/Flemming (ganda putra, Lloyd (tunggal putri), dan Martina Navratilova/Pam Shriver (ganda putri).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus