Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Holyfield juara, don king merana

Evander holyfield menjuarai tinju kelas berat dunia setelah memukul ko buster douglas. holyfield akan melawan george foreman pada april 1991. don king menginginkan holyfield melawan dulu mike tyson.

3 November 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPA bilang Evander Holyfield tak bisa membuat balon air raksasa James "Buster" Douglas ambyar dengan sekali pukul. Hanya sekali hajaran hook kanan si bengis Holyfield, ketika ronde ketiga baru berlangsung satu menit sepuluh detik, Buster langsung tergeletak. Untung, sambaran upper cut Holyfield -- ketika Buster terhuyung-huyung akan roboh -- meleset. Kalau tidak, mungkin perlu memanggil ambulans untuk menggotong "Buster" Douglas. Dan jadilah ayah tiga anak yang lahir di Atmore, Alabama, 28 tahun lalu ini juara dunia kelas berat baru untuk tiga badan tinju dunia sekaligus. Apa boleh buat. Sekitar 16 ribu penonton di Hotel The Mirage milik milyuner Steve Wynn -- yang juga promotor pertarungan ini -- yang membeli karcis seharga US$ 200 sampai US$ 1.000 di sisi ring harus pulang kecewa, Jumat pekan lalu. Mungkin para bintang Jack Nicholson, Bruce Willis, atau Sugar Ray Leonard yang ada di pinggir ring menyumpah-nyumpah saking jengkelnya. Douglas, sang juara yang menaklukkan Mike Tyson di Tokyo Dome, Februari lalu, kelihatan begitu ngeper untuk bangun setelah rebah. Penonton bahkan menuduh raksasa gembrot yang loyo -- beratnya 111,6 kg dan tinggi 193 cm -- asal Columbus, Ohio, ini menipu. Sebab, Douglas yang dibayar US$ 24 juta atau lebih dari Rp 44 milyar ini dianggap masih mampu bertanding. Tapi wasit Mills Lane melihat Douglas memang sudah payah. "Douglas sesungguhnya sudah terluka. Jadi, dia tak mencoba bangun," ujar Lane. Tadinya banyak yang meragukan keampuhan pukulan Holyfield. Tapi, Holyfield memaksa Douglas bermain cepat. Ini menghancurkan ritme Douglas dan merusak staminanya. Desain badan Holyfield yang semula dinilai hanya pantas untuk main di kelas penjelajah (cruiser-weight), setingkat di bawah kelas berat, menjadikannya yang tercepat di kelas berat. Biasanya, sekeras apa pun pukulan petinju kelas penjelajah, hanya akan dianggap enteng lawannya yang kelas berat. Petinju di luar kelas berat yang pernah menjuarai kelas terganas itu cuma Michael Spinks yang biasa bermain di kelas berat-ringan. Berat badan Holyfield kini cuma 94 kg dan tingginya juga 1,87 meter. Tapi pemegang medali emas kelas berat-ringan Olimpiade 1984 ini, sejak menjuarai National Golden Gloves pada usia 22 tahun, sudah mengincar kelas berat. Sejak empat tahun lalu, ketika Holyfield tak punya lawan di kelas penjelajah, sebuah tim pelatih disewanya untuk memompa berat tubuhnya. Masuklah si jarang senyum ini ke fitness centre milik Tim Hallmark di Houston. Pagi hari, Holyfield sudah harus lari lima sampai enam mil. Latihan ini sering berlanjut dengan latihan beban, berenang, dan bahkan mendaki tebing buatan di sanggar senam tadi. Dan soal berlatih, Holyfield tak sulit melakukannya. Dahulu ia adalah olahragawan atletik, renang, dan American Football yang andal. Bahkan Holyfield pernah mengalahkan pelari Carl Lewis semasih di amatir untuk lari 800 meter. "Setiap hari saya latihan keras, dan sehari saja istirahat tubuh akan membengkak. Saya benci ini," ujar Holyfield. Kalau bobotnya naik tak keruan, ia memang akan jadi lamban. Dan itu tugas Lee Haney, bekas juara binaraga AS, untuk membentuk tubuh Holyfield. Tim Hallmark sendiri mengawasi kondisi fitness Holyfield. Untuk melemaskan tubuhnya yang kaku seperti papan, khusus didatangkan Marya Kenneth, pelatih balet yang cantik. Di siang hari, tugas pelatih tinju George Benton dan Lou Duva menggenjot Holyfield. Petinju yang menerima US$ 8,1 juta melawan Douglas ini punya lawan tanding beken. Ada Pernell Whitaker, Meldrick Taylor, Tyrell Biggs, dan juga rekannya yang pernah meraih medali emas Olimpiade 1984, Mark Breland. Seusai latihan itu, "Saya menyantap sandwich daging kalkun," ujar Holyfield lagi. Semua ini menjadikan tubuh Holyfield ligat dan kuat, seperti binaragawan. Otot pundaknya menggumpal, seperti sapi jenis Brahma. Tapi akankah kekuatan tubuhnya yang dahsyat bisa menandingi mantan juara dunia Mike Tyson? Apalagi, harus dicatat, Tyson benar-benar buruk kondisinya ketika bertanding melawan Douglas di Tokyo. Anak Catskill, New York, itu kabarnya cuma berlatih tanding sekitar 50 ronde dan cuma bermain skipping di Tokyo. Tapi partai Holyfield-Tyson mungkin tak bakal berlangsung segera. Soalnya, Dan Duva, promotor sang juara, dan Bob Arum yang mengorbitkan George Foreman sudah meneken kontrak pertandingan. Foreman, kini 42 tahun, akan dipertemukan dengan Holyfield pada April 1991. Diperkirakan Don King akan ribut besar. Soalnya, ketika Tyson kalah di Tokyo, King dituduh mengumpulkan duit sampai US$ 4 juta untuk mempengaruhi tiga badan tinju dunia agar tak mengesahkan gelar Douglas. Dan King juga yang berusaha keras agar Douglas dipertemukan lagi dengan Tyson. Tapi upaya King kandas ketika Steve Wynn membeli hak pertandingan. Sekarang, King bersilat lagi. Tiga badan tinju dunia sudah dibujuknya agar sebelum 120 hari Holyfield melakukan mandatory fight melawan penantang nomor 1, Mike Tyson. Bahkan penegasan tiga badan dunia tadi sudah di-fax ke The Mirage dengan kop surat Don King Promotions. "Don King berusaha menakut-nakuti agar kami melawan Tyson," ujar Shelly Finkel, asisten manajer Holyfield. Padahal, walaupun Holyfield kalah dari Douglas, ia sudah dipastikan akan tetap melawan Foreman. Bahkan, jumlah bayarannya pun sudah ditetapkan. Kalau Holyfield jadi juara dunia, ia akan mendapat US$ 20 juta, dan Foreman diberi US$ 12 juta. Dan kalau kalah, ia akan menerima US$ 3 juta, dan Foreman US$ 4 juta. Tinju adalah bisnis jutaan dolar. Yang menang jadi raja duit. Yang kalah sengsara. Douglas, sang pecundang, kalau tak pandai-pandai memakai duitnya, mungkin jatuh jadi "kere". Jangan-jangan ia akan kembali jadi pembersih karpet yang honornya US$ 5 sejam, seperti profesinya dulu. Toriq Hadad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus