Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Jalur Berliku Crismonita

Dia mengenal lebih dulu BMX dan sepeda gunung.

21 Juli 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jalur Berliku Crismonita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Hampir semua anak melewati masa belajar bersepeda. Tak terkecuali Crismonita Dwi Putri, yang mengayuh sepeda sejak duduk di bangku sekolah dasar. Namun gadis asal Lamongan, Jawa Timur, ini lebih dari sekadar bersepeda untuk bermain dan pergi ke sekolah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya, ia tertarik pada sepeda BMX seperti halnya bocah laki-laki yang biasa adu cepat di jalanan. Ayahnya, yang melihat potensi Crismon-sapaan akrabnya-akhirnya menyuruhnya ikut berlatih. "Cuma latihan. Lama-lama saya tertarik, terus akhirnya diajak lomba-lomba," kata Crismon saat ditemui di Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rupanya potensi Crismon dalam adu balap terlihat menonjol dan mengantarkannya pada sejumlah prestasi di tingkat daerah. Hingga kelas VII sekolah menengah pertama, ia bertanding di nomor balap BMX. Kini giliran pelatihnya yang melihat potensi lebih di diri Crismon pada nomor lain. Setahun berselang, ia pun pindah nomor ke sepeda gunung dan road race.

Meski kerap menjadi juara di kedua nomor itu, Crismon tak kunjung mendapat panggilan dari Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Sepeda Indonesia. Kesabaran dan usahanya rupanya membuahkan hasil yang tak disangka-sangka. Ibarat kata pepatah, "pucuk dicinta, ulam tiba", latihan Pelatnas Sepeda untuk persiapan SEA Games 2017 rupanya digelar di Velodrome di Malang, Jawa Timur. Lokasi itu adalah tempat latihannya sehari-hari dan tak jauh dari rumahnya.

Crismon pun berlatih bersama atlet Pelatnas lain. Dari situlah potensinya terlihat dan ia kemudian direkrut untuk turun di nomor road race. Namun keinginan pribadi dan pertimbangan dari pelatih akhirnya membuat Crismon berbelok dan turun di nomor track. Maka, pada 2017, ia resmi menjadi atlet Pelatnas.

"Pas ada tes, ternyata waktunya saya masuk, akhirnya saya diambil untuk track. Padahal baru tiga bulan ikut pemusatan latihan. Saya merasa potensi dan peluang saya bisa lebih besar di track," tuturnya.

Keputusan Crismon ternyata tak salah. Ia berhasil tampil gemilang di South-East Asian (SEA) Games pertamanya pada 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam perhelatan itu, ia meraih medali perak di nomor time trial putri 500 meter dan di nomor sprint beregu putri bersama pasangannya, Santia Tri Kusuma.

Kini, Crismon akan menjadi salah satu andalan Indonesia di Asian Games 2018 pada Agustus mendatang. Dara 20 tahun itu akan turun di nomor track balap sepeda, yang akan digelar di Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur.

Sebulan menjelang Asian Games 2018 mendatang, Crismonita Dwi Putri berharap kembali mendulang medali. Latihan khusus dan adaptasi track di Velodrome Rawamangun terus dilakukan. Saat ini ia masih menggenjot latihannya agar catatan waktunya tak terlalu tertinggal pada level Asia.

"Kalau di SEA Games 2017, hanya Malaysia lawan yang berat. Kalau Asian Games itu nanti ada Hong Kong, Cina, dan Korea," kata Crismon.

Meski begitu, Crismon tetap yakin peluang medali dapat tercapai. Ia berharap sejumlah kejuaraan balap yang ia ikuti sepanjang Pelatnas mampu memupuk pengalaman bertandingnya. Meski sudah menekuni nomor track, ia mengaku tetap menyukai nomor sepeda gunung dan BMX yang sempat ia tekuni. "Kadang rindu juga." EGI ADYATAMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus