Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Jurus Untuk Supremasi

Persiapan menghadapi kejuaraan dunia ii, ruddy dan ferry turun tangan membina dan melatih. dalam pelatnas segi teknis lebih diperhatikan.

12 April 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MELATIH sambil berlatih, itulah yang dikerjakan Rudy Hartono di gedung C, Senayan Jakarta. "Smash yang benar," teriaknya antara lain kepada Bobby Ertanto. Pelatnas bulutangkis itu dibuka lagi sejak pekan lalu. Sekali ini para pemain junior diberikan pematangan teknik. Tampaknya mereka yang junior itu akan dicoba menghadapi Kejuaraan Dunia II di Jakarta bulan depan. Segi teknik menjadi perhatian PBSI setelah belajar dari kekalahan tim Indonesia dalam dwilomba RI-RRC di Singapura dan kemundurannya kemundurannya kemudian di All England '80. PBSI telah mengundang para pemain senior, bekas anggota tim Piala Thomas, seperti Ferry Sonneville, untuk membina segi teknik ini. Ferry yang biasanya selalu sibuk itu belum kelihatan in action di gedung C Senayan. Tapi Rudy, yang tenaganya juga diharapkan membina, selalu hadir melatih. Bahkan dia sendiri pun serius berlatih. Willy Budiman, Kepala Biro Pelatnas PBSI, mengatakan Rudy diharapkan akan mengalahkan Prakash Padukone, Jara All England '80, bulan depan. Walaupun Rudy sudah tak cepat seperti dulu, katanya, "tekniknya masih terpuji." Konon Rudy dalam turnamen terbuka di Denmark dan Swedia Maret lalu masih sanggup merepotkan lawan, termasuk Prakash. Di Swedia, Rudy dikalahkan Prakash dalam rubber set 15-9, 12-15 dan 1-15. Di set kedua Rudy bahkan unggul 12-9 terlebih dulu. "Kalau fisiknya baik waktu itu, Rudy pasti menang," kata Willy. "Untuk Kejuaraan Dunia II nanti Rudy masih punya waktu sebulan lebih. Itu cukup buat dia." Liem Swie King mengatakan ia tidak begitu optimistis untuk bisa mengalahkan Prakash, kalau ketemu lagi. Dengan waktu persiapan yang tersedia 5 minggu, "peluang saya fifty-fifty. Apa boleh buat." Di pelatnas itu, hampir semua pemain pekan lalu mencoba membenahi cara melakukan serve. Termasuk Ivanna dan Imelda Wiguno mencoba memperbaiki caranya. Hadiwibowo, pasangan Bobby dalam bermain ganda, masih lemah dalam hal ini, menurut mata Willy. Latihan fisik belum akan berakhir. "Mungkin porsinya saja dikurangi," demikian Eddy Yusuf, penasehat bidang pembinaan PBSI. "Berlatih di lapangan dengan main beberapa set, toh juga memperkuat fisik."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus