Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kaleidoskop 2023 Tenis Indonesia: Ada Deretan Prestasi, Juga Jerat Korupsi

Kaleidoskop 2023 diwarnai cerita penuh warna dari arena tenis Indonesia. Ada torehan prestasi juga kasus korupsi yang menjerat petinggi organisasi.

30 Desember 2023 | 13.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kaleidoskop 2023 diwarnai cerita penuh warna dari arena tenis Indonesia. Ada torehan prestasi juga ada kasus korupsi yang menjerat petinggi organisasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tenis Indonesia mengawali tahun 2023 dengan baik, menjadi tim nasional terkuat di kawasan Asia Tenggara, dan sejumlah nama individu atletnya yang semakin diperhitungkan di turnamen internasional. Salah satunya bahkan berhasil mencatatkan sejarah baru bagi tenis Indonesia di ajang kompetisi kasta tertinggi tenis dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, tenis Indonesia seakan melempem menuju akhir tahun. Tidak banyak medali yang diraih pada pesta olahraga tingkat Asia, bahkan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) terseret dalam dugaan kasus gratifikasi hingga disebut menggunakan sebagian uang korupsi untuk mengambil jabatan yang baru dia emban pada Desember 2022.

Timnas tenis Indonesia menjadi juara umum dalam ajang SEA Games 2023 Kamboja setelah berhasil mendapatkan empat medali emas, dua perak, dan tiga perunggu pada pesta olahraga antarbangsa-bangsa Asia Tenggara itu.

Empat medali emas untuk tenis diraih masing-masing tunggal putri Priska Madelyn Nugroho, tunggal putra Muhammad Rifqi, ganda campuran Aldila/Christopher Rungkat, dan beregu putri dengan komposisi Aldila Sutjiadi, Beatrice Gumulya, Priska Madelyn Nugroho, dan Jessy Rompies.

Dua medali perak masing-masing diraih Christopher Rungkat dan Nathan Anthony Barki pada nomor ganda putra, serta Aldila/Jessy Rompies pada ganda putri.

Tiga perunggu masing-masing disumbangkan Beatrice Gumulya/Fitriana Sabrina pada nomor ganda putri, David Agung Susanto/Beatrice Gumulya pada ganda campuran, dan beregu putra yang dihuni Christopher Rungkat, David Agung Susanto, Muhammad Rifqi Fitriadi, dan Nathan Anthony Barki.

Sarat prestasi

Prestasi juga dicatatkan oleh atlet-atlet timnas, yang paling menonjol adalah Aldila Sutjiadi. Dia menunjukkan taji di sirkuit tur tenis perempuan WTA, bahkan berhasil menjejakkan kaki di semifinal ganda campuran French Open dan Wimbledon bersama rekannya petenis Belanda Matwe Middelkoop.

Pencapaian Aldila di Wimbledon merupakan sejarah baru bagi tenis Indonesia. Sebelum Aldila, mantan petenis putri Indonesia Angelique Widjaja menorehkan prestasi terbaiknya di perempat final ganda putri Grand Slam lapangan rumput itu pada 2003 dan 2004.

Legenda tenis Indonesia lainnya, Yayuk Basuki, lebih dulu mengukir prestasi terbaiknya di Wimbledon dengan menembus perempat final tunggal putri pada 1997.

Tahun ini giliran Aldila mencetak sejarah tenis Indonesia di Wimbledon dengan pencapaian terbaiknya pada semifinal ganda campuran.

Petenis berusia 28 tahun itu juga berhasil menyabet tiga gelar WTA tahun ini. Pada awal Januari, Aldila yang berpasangan dengan petenis Jepang Miyu Kato berhasil meraih gelar pertama musim ini dengan memenangi ganda putri turnamen WTA 250 bertajuk ASB Classic di Auckland, Selandia Baru.

Dua bulan berselang, Aldila bersama rekannya petenis Selandia Baru Erin Routliffe, mengangkat trofi usai memenangi final ATX Open di Austin, Texas, AS, para Maret.

Aldila/Kato kembali meraih gelar setelah menjadi yang tak terkalahkan dalam Tennis in The Land, turnamen WTA 250 di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, pada Agustus.

Di sektor putra, pasangan ganda putra tuan rumah Christhoper Rungkat dan Nathan Barki menyabet gelar juara turnamen BNI MedcoEnergi M25K seri kelima pada Juni.

Muhammad Rifqi Fitriadi berhasil meraih gelar turnamen Federasi Tenis Internasional (ITF) pertama sepanjang kariernya setelah memenangi babak final seri ketiga Harum Energy Mens World Tennis Tour 2023 Jakarta, Juli.

Banyaknya turnamen tenis internasional yang digelar di Tanah Air terbukti menjadi wadah bagi para atlet untuk mengembangkan diri, sekaligus membantu atlet untuk mengejar peningkatan peringkat tanpa harus membuang-buang waktu, biaya, dan tenaga lebih apabila mengikuti turnamen di beberapa negara sekaligus.

Pada pengujung tahun, Rifqi berhasil bertengger di peringkat 561 ATP, meningkat signifikan dari peringkat 1.000-an ATP akhir tahun 2022. Namun, Rifqi bisa dikatakan lebih beruntung dari rekan atlet yang lain setelah bergabung dengan manajemen Raffi Ahmad.

Dia berkesempatan untuk mengikuti sejumlah turnamen internasional di luar negeri untuk meningkatkan peringkat. Rifqi juga bisa disebut menjadi penghubung tenis profesional dengan dunia hiburan melalui kerajaan bisnis olahraga milik Raffi -- setelah sepak bola dengan RANS Nusantara FC dan basket dengan RANS Simba Bogor.

Raffi menggelar "Lagi-Lagi Tenis," pada Juni, merupakan kelanjutan acara sportainment yang fenomenal "Tiba-Tiba Tenis" yang dibuat oleh Vincent dan Desta tahun lalu yang memopulerkan olahraga tenis.

Selanjutnya: Kasus korupsi


Terganjal kasus

Di tengah "gegap gempita" dunia tenis Indonesia, menyeruak kabar kurang menyenangkan dari badan organisasi pengelola olahraga tersebut saat nama sang ketua umum, Edward Omar Sharif Hiariej atau yang lebih dikenal dengan Eddy Hiariej, terseret dalam kasus dugaan gratifikasi.

Kasus terus bergulir hingga akhirnya Eddy ditetapkan sebagai tersangka suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi awal bulan ini. KPK bahkan menyebut eks Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia itu menggunakan sebagian uang suap Rp8 miliar untuk keperluan mencalonkan diri sebagai Ketum Pelti.

Kasus tak hanya soal korupsi, baru-baru ini terungkap pula bahwa tiket pesawat Aldila untuk partisipasinya pada ajang SEA Games 2023 dan Asian Games 2022 belum diganti sepenuhnya oleh organisasi.

Paruh kedua tahun ini memang tidak berjalan mulus bagi tenis Indonesia. Timnas hanya membawa pulang satu medali perunggu pada Asian Games Hangzhou lewat ganda putri Aldila Sutjiadi/Janice Tjen.

Meski begitu, optimisme untuk tenis Indonesia harus terus berlanjut. Terlebih, sejumlah turnamen internasional tingkat junior banyak digelar di tanah air tahun ini. Salah satunya adalah ITF J60 Junior Jakarta, Juli, yang mempertemukan 20 negara.

Yogyakarta juga menjadi tuan rumah kompetisi junior internasional ITF J30 di mana petenis putri andalan Indonesia Kholisa Siti Maisaroh berhasil meraih gelar juara.

Tidak hanya itu, kejuaraan tenis lokal juga banyak diadakan di sejumlah daerah, salah satunya "Banyuwangi Open Yunior 2023." Raffi juga kembali menggelar pertandingan tenis antarselebritas ternama Tanah Air bertajuk Sport Party Clash of Celebrity.

Dalam acara olahraga berbalut hiburan yang digelar sekitar sepekan jelang tutup tahun tersebut para atlet profesional, yakni Aldila, Christo, Rifqi, dan Beatrice hadir sebagai bintang tamu yang tampil khusus di sesi pertandingan ekshibisi.

Sempat diterpa angin kencang, angin segar diharap berembus kembali bagi tenis Indonesia pada 2024. Lebih banyak turnamen internasional yang digelar, peningkatan peringkat bagi atlet profesional, hingga munculnya bibit-bibit baru untuk membela Tanah Air di ajang dunia, tercatat di daftar panjang lapang harapan.

Tak lupa, kepengurusan organisasi tanpa nakhoda diharap tetap menemukan jalannya untuk dapat mengantarkan para atlet meraih lebih banyak prestasi tanpa harus melalui dramatisasi.

Pilihan Editor: Kaleidoskop 2023: Indonesia Sukses Jadi Tuan Rumah 8 Ajang Olahraga Dunia

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus