MENGIKUTI Turnamen Bulutangkis Piala Dunia "Alba", Indonesia
mengirimkan Hadiyanto dan Dhany Sartika pemain nasional urutan
kelima dan keenam, di bagian putra. Dan Ivana Lie Ing Hoa,
urutan kedua, di bagian putri. Panitia penyelenggara di Kuala
Lumpur kecewa sekali. Bahkan pelatih RRC Hou Jiachang
berpcndapat Indonesia takut menghadapi RRC. Kok takut!
Ternyata keunggulan RRC di gelanggang bulutangkis bisa
digoyahkan. Han Jian, pemain utamanya telah dibuat tak
berkutik-oleh Prakash Padukonc dari India. Di final, 11 Oktober
malam, Han Jian menyerah 0-15 dan 6-15.
Han Jian, 24 tahun, menyatakan tujuan utama RRC ke Kuala Lumpur
bukanlah untuk menyabet semua gelar juara, melainkan untuk
menjajaki kekuatan lawan menghadapi babak penyisihan maupun
final Piala Thomas 1982 di London. "Kami kecewa sekali Indonesia
tidak mengirimkan pemain top seperti Liem Swie King atau Rudy
Hartono ke sini," ujar Han Jiam "Padahal kami ingin sekali
menguji kekuatan dengan Indonesia."
Pemain top Indonesia tak muncul karena berbagai alasan pribadi.
Verawaty, misalnya, sedang menunaikan ibadah haji bersama
suaminya Fajrin. King sibuk dengan toko olahraga maupun
bioskopnya. "Pertemuan dengan RRC cuma soal waktu saja," kata
Ivana.
Indonesia sebelum ini sudah beberapa kali ketemu RRC. Mulai dari
Invitasi Bulutangkis Asia sampai Asian Games-ada kalah dan
menang. Melawan RRC di Singapura, ebruari 1980, Indonesia
unggul 7-6. Tapi terakhir ini dalam kejuaraan perorangan seperti
World Games di Santa Clara, Turnamen Master di London, pemain
Indonesia dipukul terus oleh pemain RRC.
Dalam Tmamen "Alba" itu pemain Indonesia cuma mampu mencapai
semifinal. Hadiyanto dikalahkan Han Jian 15-17, 15-13, dan 5-15.
Sedang Ivana digulingkan Chen Ruizhen 5-11 dan 5-11. "Tak
terlalu hebat mereka itu," ujar Hadiyanto walaupun kalah
bertanding. Ia optimistis, jika tim dipersiapkan secara serius,
Indonesia akan mengungguli RRC.
3 Wakil Ketua Persatuan Bulutangkis Malaysia (BAM) Mohindar
Singh mengatakan bahwa mereka akan melaporkan kelakuan Indonesia
kepada Federasi Bulutangkis Internasional (IBF), agar dalam
turnamen selanjutnya tidak lagi terjadi hal perubahan pemain
seperti ini. "Panitia bisa rugi," kata Mohindar. "Lamalama orang
tak mau menyelenggarakan kejuaraan."
Turnamen "Alba" adalah dalam rangka kejuaraan berhadiah
uang--diawali dari Turnamen Master di London. Menurut rencana,
lanjutannya diakhiri dengan Turnamen Champion of Charnpions di
Jakarta, November Dari "Alba", kampiun tunggal putra dan putri
masing-masing meraih hadiah US$ 6.000 (Prakash) dan US$ 5.500
(Li Lingwei dari RRC). Total hadiahnya yang diperebutkan US$
60.000.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini