MESKIPUN gagal mencapai final, Billie Jean King, tetaplah
seorang yang pantas dipuja dalam Wimbledon tahun ini. Dia
merupakan peserta putri tertua. Dalam usia menjelang 40 dengan
mengesankan dia bisa melampaui babak penyisihan, antara lain
dengan mengalahkan Kathy Jordan yang baru berusia 7 tahun ketika
King untuk pertama kalinya menjuarai Wimbledon tahun 1966. Hanya
Andrea Jaeger yang 22 tahun lebih muda yang mampu menggagalkan
cita-citanya untuk menjadi kampiun untuk ketujuh kali.
"Dia ingin lekas-lekas selesai dan saya ikuti dia," seru Jaeger
kepada wartawan setelah pertandingan. Ketergesaan ini membuat
King berbuat banyak kesalahan terhadap pemain yang dikalahkannya
dengan agak mudah bulan Maret lalu di Madison Square Garden, New
York.
Sama seperti pemain yang dikalahkan, King kecewa betul. Sebab
seperti setiap yang dikatakannya, tiap tampil di gelanggang dia
selalu bermimpi untuk mencapai final. "Meskipun usiaku sudah 80
tahun," ucapnya.
Persoalan besar bagi pemain setua King adalah bagaimana bisa
bermain mantap dari babak ke babak. Sewaktu berhadapan dengan
Beth Kerr di babak awal dia sudah merasa tersandung batu. King
merasa akan tersisih lebih awal oleh pemain muda itu. Tetapi
berkat servis dan pukulan-pukulan volleynya yang sukar
dikembalikan, King mampu maju ke babak lebih lanjut.
Ketika dia berhasil menaklukkan Kathy Jordan di perempat final,
King merasa tenaga mudanya datang kembali. Wartawan-wartawan
olah raga yang meliput pertandingan itu menggambarkannya mirip
gadis berusia 14 tahun yang dengan agresif memburu bola dari
pojok ke pojok. "Saya telah menemukan permainan saya hari ini,"
katanya. Tetapi sayang, puncak permainannya hanya sampai di kaki
si Jordan. Dalam 54 menit "Singa tua" ini dikalahkan Jaeger di
semifinal dengan angka telak 6-1, 6-1.
Betapa pahit pun kekalahannya di Wimbledon sekarang ini, tiada
salahnya dia merasa paling berbahagia. Dia mulai main ketika
berusia 11 tahun dan sejak itu mengayunkan raketnya tanpa pernah
henti. Ia sering menggambarkan dirinya mirip penari balet
Nureyev. Ataupun penyanyi Frank Sinatra yang tak pernah berhenti
menari dan menyanyi sejak mereka terjun ke lapangan yang mereka
pilih.
Rumput stadion Wimbledon mengenal King dengan baik. Petenis
Amerika ini untuk pertama kali tampil di situ tahun 1961, ketika
Jaeger yang mengalahkannya sekarang belum lagi lahir. Dia
meraih juara single putri 6 kali (1966, 1967, 1968, 1972, 1973,
dan 1975). Sepuluh kali juara ganda dan 4 kali juara ganda
campuran.
Tak ada yang bisa menandingi. Untuk sejarahnya yang panjang ini
panitia Wimbledon tahun kemarin menyampaikan penghargaan khusus
untuk King. Terutama untuk penampilannya yang ke-100 kali dalam
pertandingan single putri.
Pengorbanannya juga paling besar. Lututnya 5 kali dioperasi.
Padahal pemain olah raga keras seperti ruby sekalipun, tidak
sampai begitu banyak menderita cedera. Dan supaya bisa tampil di
lapangan, kakinya pernah dibedah sekali. Belum lagi dihitung
pembengkakan-pembengkakan persendian yang biasanya dia atasi
sendiri dengan mengkompreskan es.
Buat Amerika Serikat sendiri Wimbledon dikenal karena King.
Ketika untuk pertama kali dia menjuarai turnamen tahunan itu
pada tahun 1966 orang-orang di sana acuh tak acuh. "Waktu itu
orang menyebutnya 'Wimbledon' dan bertanya 'apakah itu golf. Dan
ketika saya katakan 'tenis' maka dengan melongo mereka berkata
'Oh'..." begitu cerita King.
Billie Jean lahir di Long Beach, California. Ayahnya seorang
insinyur yang bekerja pada barisan pemadam kebakaran. San
ayahlah menemukan bakat anak ini. Billie memiliki bakat yang
besar dalam berlari dan berhenti mendadak. Dia pintar melempar
bola. Karena itu dia pandai sekali main softball. Tetapi begitu
anak perempuan itu beranjak dewasa, orangtuanya menganjurkan
main tenis, satu permainan yang sama sekali tidak dikenal Billie
Jean.
Dia dimasukkan ke kursus tenis. Dia jadi keranjingan dengan
permainan ini. Tak lama setelah masuk kursus, dia sudah berhasil
mengalahkan seorang pemain yunior dari sebuah universitas.
Tetapi pengalamannya begitu miskinnya sehingga dia sendiri belum
tahu kalau dalam pertandingan, seorang pemain harus main 2 set.
Dia belajar hukum. Karena itu dia harus berbagi waktu dengan
tenis. Sekalipun sambil belajar dan berlatih, pada tahun 1963
dia berhasil masuk final Wimbledon dengan menyingkirkan 3 pemain
unggulan. Di final dia dikalahkan Miss Smith. Tetapi apa kata
sang juara mengenai orang yang dia kalahkan? "Kau tahu, Billie
Jean, kau memiliki semua jenis pukulan. Tetapi aku selalu bisa
mengatasimu, karena kau kurang latihan," katanya.
Dia tidak begitu menghiraukan anjuran yang menggoda itu. Sampai
suatu ketika dia berjumpa dengan Larry King. Pemuda pujaan yang
juga jadi promotornya itu rupanya juga menganjurkannya untuk
berlatih sungguh-sungguh. Setelah mereka bertunangan tahun 1964,
Billie Jean, bersatu tekad untuk memilih tenis. Dia berangkat ke
Australia. Selama 3 bulan berlatih di sana pada Mervyn Rose.
Groundstroke, pukulan begitu bola membal, yang menjadi kelemahan
utamanya dikoreksi oleh si pelatih.
Tahun 1965 merupakan puncak kematangannya. Ia menikah dengan
Larry King bulan September tahun itu. Tiga bulan kemudian
persatuan tenis Amerika Serikat memahkotainya dengan sebutan
petenis paling top. Satu gelar yang dianggap wartawan setempat
sebagai hadiah perkawinan buat pasangan pengantin.
Tak jelas apakah dari perkawinan itu mereka dikaruniai anak.
Namun pertengahan 1981 mereka mendapat cobaan karena bekas
sekretaris dan orang kepercayaan Billie Jean King, bekas penata
rambut Marilyn Barnett, menuntut ke pengadilan. Dia menagih
janji bos yang menyebutkan mau membiayai hidup Barnett.
Bekas sekretaris itu menderita lumpuh karena terjatuh dalam
usahanya bunuh diri. Di pengadilan itu juga terbongkar King main
lesbian dengan sekretarisnya itu.
Untunglah perceraiannya dengan Larry King yang disebutkannya
sebagai "suami, kekasih, dan sahabat paling baik" bisa dia
hindari. Pemain berkaca mata yang berdarah campuran Irlandia,
Inggris, Skotlandia, dan suku Indian, Seminole ini juga mau
mengalahkan ketuaan yang menghadangnya. "Tidak," katanya kepada
wartawan yang menanyakan apakah masa kejayaannya sudah berakhir.
Mungkin dia akan muncul lagi tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini