Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Di nomor ganda campuran, pasangan pemain tidak diacak seperti di turnamen internal untuk ganda putra pada pekan lalu.
Susi Susanti mengatakan bahwa kemampuan yang tak jauh beda tersebut yang melatarbelakangi sektor ganda campuran tidak diacak.
Fajar Alfian/Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan akhirnya menjadi pasangan juara di turnamen internal ini.
JAKARTA – Pasangan pebulu tangkis peringkat keempat dunia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, bakal menghadapi ujian pada pekan ini. Turnamen internal di pemusatan latihan nasional Cipayung kembali digelar dengan mempertandingkan nomor ganda campuran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hanya, sektor ganda campuran tidak berganti pasangan seperti pada sektor ganda putra dalam turnamen ekshibisi bertajuk “Mola TV PBSI Home Tournament” pada pekan kedua ini. Pasangan juara All England 2020 itu akan menjadi unggulan pertama dan favorit juara dalam kejuaraan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lawan Praveen/Melati yang cukup sepadan dalam kompetisi ini hanyalah Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Sementara itu, kemampuan pasangan pelatnas lainnya masih jauh karena mereka rata-rata merupakan pasangan lapis kedua dan masih minim pengalaman turnamen internasional. Menghadapi lawan-lawan tersebut, wajar bila Praveen/Melati diprediksi menang. Tapi, jika mereka kalah, hal itu tentunya akan menjadi evaluasi besar.
Peringkat para pemain muda ganda campuran di pelatnas memang jauh. Tapi, secara teknik, kemampuan mereka tak terpaut jauh. Pasangan muda seperti Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso atau pasangan junior Teges Satriaji Cahyo Hutomo/Indah Cahya Sari Jamil bisa saja membuat kejutan.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia, Susi Susanti, mengatakan kemampuan yang tak jauh berbeda tersebut yang melatarbelakangi pemain di sektor ganda campuran tidak diacak seperti di sektor ganda putra.
"Kekuatan di ganda campuran cukup merata. Masih banyak kemungkinan yang akan terjadi. Pemain-pemain muda pun punya kesempatan untuk bisa mengalahkan yang di atas mereka. Misalnya Teges/Indah, bukan berarti mereka tidak bisa mengalahkan yang lebih senior. Mungkin saja," kata Susi.
Susi mengatakan bahwa Praveen/Melati memang masih yang terbaik saat ini. Tapi ini bisa jadi ujian buat mereka. Turnamen ini juga akan menguji konsistensi mereka sebagai pasangan paling diunggulkan saat menghadapi lawan temannya sendiri.
“Turnamen ini bisa jadi ajang ukur kemampuan buat Praveen/Melati. Mereka harus berlatih lebih keras, ditambah fokusnya, dan yang penting konsisten. Apakah mereka bisa melewati tantangan dari teman-teman sendiri?" ucap Susi.
Sebanyak 11 pemain ganda campuran akan bertarung selama tiga hari, mulai Rabu mendatang. Mereka terbagi menjadi empat grup berdasarkan peringkat dunia masing-masing. Dua pasangan terbaik dari tiap grup berhak lolos ke babak perempat final. Di perempat final, calon lawan para juara grup akan diundi lagi. Mereka yang sudah bertemu di penyisihan grup bisa saja berjumpa lagi dengan lawan yang sama di perempat final.
Sementara itu, pasangan ganda putra Fajar Alfian/Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan akhirnya menjadi juara dengan meraih hadiah Rp 50 juta. Mereka tak terkalahkan dalam turnamen yang menggunakan sistem setengah kompetisi ini.
Kepala pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, menilai kunci kemenangan pasangan Fajar/Yeremia dalam turnamen internal PBSI adalah konsistensi, dari awal sampai akhir. Herry mengakui tidak bisa memprediksi dari awal siapa yang akan menjadi juara dalam turnamen ini karena kekuatan mereka merata. “Tapi saya melihat Fajar/Yeremia bisa jadi juara karena mereka bermain konsisten, dari pertandingan pertama sampai kelima,” kata Herry.
Selain konsistensi, ujar dia, kunci keberhasilan pasangan tersebut adalah adanya komunikasi yang baik antara Fajar yang lebih senior dan Yeremia yang masih junior. Dalam setiap pertandingan, Fajar selalu memberi masukan, semangat, dan mengingatkan Yeremia supaya fokus. “Komunikasi inilah yang bisa membuat duet Fajar/Yeremia berhasil,” ujar Herry.
Sementara itu, dari total enam pasangan yang berlaga, Herry mengelompokkan penampilan mereka menjadi tiga bagian. Pertama, pasangan yang permainannya stabil dari awal sampai akhir, yaitu Fajar/Yeremia. Kedua, pasangan yang penampilannya terus menanjak dari hari ke hari, yakni Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin.
Adapun Herry menilai permainan Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri dan Hendra Setiawan/Pramudya Kusumawardana Riyanto cukup baik di awal, tapi malah menurun mendekati akhir turnamen. Untuk pasangan Mohammad Ahsan/Leo Rolly Carnando, sebetulnya mereka punya peluang. Tapi Leo masih harus menambah kekuatan pukulannya. “Kalau Kevin/Reza, terutama Kevin, memang kondisi fisiknya belum balik seratus persen,” kata Herry kepada Badmintonindonesia.org.
Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto, mengatakan kejuaraan internal ini bisa dijadikan bahan penilaian dan evaluasi bagi pelatih untuk mengetahui kondisi dan kesiapan atlet, baik secara fisik, teknik, maupun strategi permainan. "Pelatih bisa melihat ada pasangan yang stabil. Ada juga yang bagus di awal, lalu mulai menurun. Ini bisa jadi masukan untuk pelatih dalam menyiapkan atlet menuju turnamen," ujar dia.
NUR HARYANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo