Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tim bulu tangkis Indonesia mengalahkan Cina di final Piala Thomas 2020 di Denmark dengan skor 3-0.
Indonesia kembali memboyong piala lambang supermasi bulu tangkis itu setelah 19 tahun.
Kegagalan di Piala Sudirman menjadi motivasi seluruh tim meraih Piala Thomas.
MENGHADAPI pemain muda Cina, Li Shifeng, di final Piala Thomas 2020, Jonatan Christie sempat mengalami kesulitan. Setelah menang pada set pertama dengan skor 21-14, ia kalah 18-21 pada set kedua. Jonatan adalah pemain ketiga yang turun dalam laga pada Ahad, 17 Oktober 2021, itu dan akan menentukan kemenangan Indonesia di Denmark setelah para pemain Cina kalah dalam dua pertandingan sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski peringkat Li ke-65 dan Jonatan ke-7, usia yang lebih tua tiga tahun membuat ia kerepotan menghadapi pukul Li. Irwansyah, pelatihnya, segera melihat masalah anak asuhannya itu. Ketika jeda, ia menghampiri pemain badminton 24 tahun itu. “Kalau kamu buka, dia pasti smes atau panjang. Kamu di belakang akan lebih siap,” katanya seperti terdengar dalam siaran langsung TVRI. “Jangan lambat, ya, Jo. Oke?”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arahan mantan pelatih tim bulu tangkis Inggris dan Irlandia itu diterapkan Jonatan secara maksimal. Game ketiga menjadi milik Jojo—sapaan akrab Jonatan. Smes menyilangnya tak bisa dikembalikan Li Shifeng dengan baik. Game! Saat bersejarah itu tiba. Jojo mengakhiri set ketiga dengan kemenangan.
Larinya ke depan net untuk mengantisipasi bola balik dari Li berganti menjadi lompatan kegembiraan. Semua anggota tim dan pelatih berhamburan memeluknya. Jojo mengantarkan Indonesia unggul 3-0 setelah Anthony Sinisuka Ginting dan Fajar Alfian-Muhammad Rian Ardianto lebih dulu mengalahkan lawan masing-masing. Indonesia kembali menjuarai turnamen beregu putra dunia itu setelah 19 tahun tanpa gelar.
Pemain Indonesia berlarian merayakan kemenangan Jonathan Christie dalam pertandingan penentuan Piala Thomas melawan Cina, di Aarhus, Denmark, 17 Okotober 2021/Claus Fisker/Ritzau Scanpix via REUTERS
Irwansyah ikut dalam perayaan kecil di tengah lapangan utama Ceres Arena, Aarhus, pada Ahad malam itu. Bagi Irwansyah, Piala Thomas adalah ajang debutnya sebagai pelatih. Biasanya peran itu dilakoni Hendry Saputra, pelatih kepala tunggal putra Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia.
Jabatan Irwansyah memang asisten Hendry. Ia mendampinginya sejak 1 September 2016. Setelah melatih Siprus selama dua tahun, sepuluh tahun di Inggris, dan tiga tahun di Irlandia, Irwansyah pulang memenuhi permintaan Hendry.
Tawaran itu datang tatkala ia baru saja menunaikan tugas mendampingi pemain di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016. Masa kontraknya di tim nasional Irlandia tersisa tiga bulan. Ia ditawari menjadi asisten pelatih tunggal putra Indonesia menggantikan Marleve Mainaky, yang menjadi asisten pelatih tunggal putri.
Sepanjang Piala Thomas 2020, Irwansyah selalu memberi arahan kepada ketiga pemain tunggal putra Indonesia: Ginting, Jojo, dan Shesar Hiren Rhustavito. Selama laga, ia jarang memberi instruksi kepada pemainnya saat duduk di kursi pelatih di pinggir lapangan. Mantan pemain bulu tangkis seangkatan Hendrawan dan Marleve itu hanya mencatat apa yang menjadi kekurangan para pemainnya, lalu memberikan instruksi saat istirahat.
Kemampuan Irwansyah memotivasi pemain ini mendapat pengakuan dari Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Agung Firman Sampurna. Menurut dia, kekalahan Indonesia dari Malaysia di babak perempat final Piala Sudirman di Energia Areena, Vantaa, Finlandia, 1 Oktober lalu, menjadi bahan evaluasi ofisial tim Indonesia. Setelah berembuk dengan Sekretaris Jenderal PBSI Fadil Imran, Agung menjalankan rencana alternatif di Piala Thomas.
Ia meminta Irwansyah terbang ke Denmark mendampingi pemain tunggal putra. “Plan B untuk pelatih,” ujar Agung kepada Tempo di kantor Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta, Jumat, 22 Oktober lalu. “Ternyata kita kalah 2-3 dari Malaysia. Ginting kalah oleh Lee Zii Jia dan Kevin/Marcus, terlepas dari ada masalah cedera, kalah oleh Aaron Chia/Soh Wooi Yik itu sedikit enggak enak," ucap Ketua BPK ini.
Agung menugasi Irwansyah mendampingi ketiga pemain tunggal putra ketika bertanding. “Begitu kami kirim Irwansyah, kami pantau proses berlatihnya. Pemain jangan takut main net, takut smes,” katanya. Menurut Agung, keberadaan Irwansyah di pinggir lapangan bisa memaksimalkan kemampuan para pemain tunggal putra Indonesia.
Kunci Irwansyah adalah mengatasi masalah mental pemain. Agung melihat ada perbedaan mencolok dalam semangat bertanding Anthony Ginting di Piala Sudirman dan Olimpiade Tokyo dengan di Piala Thomas. “Ginting bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya meski cedera di babak final. Hal yang sama terjadi dengan Jonatan,” ucap Agung.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rionny Mainaky mengakui kegagalan di Piala Sudirman menjadi pelecut motivasi tim Indonesia untuk bekerja maksimal di Piala Thomas. Setelah Indonesia terhenti di partai perempat final Piala Sudirman, Rionny mengumpulkan tim dan mengevaluasi permainan sebelum berangkat ke Denmark. “Atlet kita disiplin menjaga kondisi dengan latihan yang sangat rajin dan serius,” ujarnya.
Begitu tiba di Denmark, kontingen Indonesia mendapati persoalan baru. Rionny menjelaskan, ruang gerak atlet dibatasi karena penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Kontingen Merah Putih juga harus menyesuaikan diri dengan makanan yang tidak cocok dengan selera tropis. “KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Kopenhagen membantu kami soal makanan,” katanya.
Sepanjang turnamen, Rionny selalu mengingatkan para pemain agar menjaga kesehatan supaya selalu siap tampil ketika tim membutuhkan. Ia memperketat pemantauan kondisi tim setelah memasuki babak semifinal melawan Denmark dan di final menghadapi Cina. “Saya selalu ingatkan agar memperhatikan makan, minum, istirahat cukup,” tutur mantan pelatih ganda putra Jepang ini.
TIM PIALA THOMAS 2020
Kapten tim
Hendra Setiawan (Peringkat ke-2 | 37 tahun)
Tunggal
Anthony Sinisuka Ginting (Peringkat ke-5 | 25 tahun)
Jonatan Christie (Peringkat ke-7 | 24 tahun)
Shesar Hiren Rhustavito (Peringkat ke-20 | 27 tahun)
Chico Aura Dwi Wardoyo (Peringkat ke-62 | 23 tahun)
Ganda
Kevin Sanjaya Sukamuljo (Peringkat ke-1 | 25 tahun)
Marcus Fernaldi Gideon (Peringkat ke-1 | 30 tahun)
Mohammad Ahsan (Peringkat ke-2 | 34 tahun)
Fajar Alfian (Peringkat ke-7 | 25 tahun)
Muhammad Rian Ardianto (Peringkat ke-7 | 25 tahun)
Leo Rolly Carnando (Peringkat ke-35 | 20 tahun)
Daniel Marthin (Peringkat ke-35 | 20 tahun)
Manajer tim
Eddy Prayitno
Pelatih ganda
Herry Iman Pierngadi (Kepala)
Aryono Miranat
Pelatih tunggal
Irwansyah (Kepala)
Hendry Saputra
Menjelang laga melawan Cina di babak final, para pelatih meminta semua pemain menonton video pertandingan calon lawan masing-masing. Dari video itu, mereka membuat analisis dan strategi permainan, termasuk menentukan pemain yang bakal tampil dan urutannya.
Dari rembukan itu, pasangan Fajar Alfian-Rian Ardianto diputuskan menjadi ganda yang tampil dalam permainan pertama melawan Cina. “Mereka lebih siap dibanding Kevin/Marcus,” kata Rionny menyebutkan ganda kedua Kevin Sanjaya/Marcus Gideon. Rionny setuju dengan pendapat pelatih kepala ganda putra Herry Iman Pierngadi.
Herry mengatakan berpendapat demikian setelah melihat penampilan Kevin/Marcus melawan tim Denmark. Seusai pertandingan, kondisi fisik keduanya tak prima karena kelelahan. “Kekuatan tangan dan kakinya menurun,” ucap Herry.
Herry menanyakan pertimbangannya itu kepada setiap pemain. Herry juga mengubah komposisi pemain ganda dengan memasangkan Kevin dengan Daniel Marthin. Ia menolak disebut berjudi dengan menunjuk pasangan baru ini. “Saya percaya diri karena permainan pertama Fajar dan Rian,” ujarnya. Perhitungannya tak meleset. Pasangan Fajar-Rian menang dua set langsung.
Menurut Herry, perjuangan tim Piala Thomas cukup berat sejak awal turnamen. Di fase grup, Indonesia berada di Grup A bersama Aljazair, Thailand, dan Taiwan. Melawan Thailand, tim Indonesia menang dengan susah payah. Adapun ketika menghadapi Taiwan, skor hanya terkumpul dari pemain tunggal.
Meskipun Shesar Hiren Rhustavito tidak sempat tampil di babak final karena skor 3-0 cukup untuk mengantarkan Indonesia menjadi juara, Rionny menyebutnya sebagai pemain yang paling menonjol sepanjang turnamen Piala Thomas 2020. Sumbangsihnya ketika melawan Thailand dan Taiwan mengantarkan Indonesia lolos ke babak perempat final. "Kalau di grup dia kalah dari Thailand dan Taiwan, kita tidak lolos delapan besar,” kata Rionny.
Irwansyah pelatih tunggal putra bulutangkis Indonesia/Dok PBSI
Bagi Shesar, 27 tahun, mengalahkan Thailand dan Taiwan di Piala Thomas 2020 menjadi momen terbaik. Meski menduduki peringkat ke-20 dunia, Shesar memerlukan waktu 62 menit untuk mengalahkan Adulrach Namkul, pemain muda Thailand yang bercokol di peringkat ke-151. Durasi laga melawan Chi Yu Jen dari Taiwan lebih lama: 1 jam 13 menit.
Shesar setuju dengan para pelatihnya. Ia harus melupakan kekalahan di Piala Sudirman. Bersama para pemain lain, ia mengarahkan fokus ke Piala Thomas. “Dari evaluasi Piala Sudirman, saya tahu apa kekurangan dan yang harus diubah di Piala Thomas,” tuturnya. Seusai Piala Thomas, ia kini memasang target menjuarai nomor beregu badminton dalam Asian Games 2022. “Juga mempertahankan Piala Thomas tahun depan.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo