LOMBA maraton -- lari sejauh 42,195 km -- sudah bukan monopoli
kaum pria. Jumlah wanita yang berminat mengikutinya sudah
bertambah terus tiap tahun. Terakhir, dalam New York City
Marathon 1980, terdapat sekitar 1000 wanita di antara 16.000
pesertanya. Dan dari semua wanita itu, Grete Wait paling
menonjol.
Di New York itu, Wait yang sengaja datang dari Norwegia
mencatat 2 jam 25 menit 41 detik, suatu rekor untuk wanita --
berselisih sekitar 16 menit saja dari rekor dunia yang dipegang
Waldemar Cierpinski, pria Jerman Timur. Cierpinski membuat
rekornya di Olympiade Montreal, 1976.
Didorong Suami
Selain Waitz, masih banyak lagi pelari maraton wanita yang mampu
menempuh waktu di bawah tiga jam. Kenyataan ini mendorong
kalangan atletik memasukkan nomor maraton wanita dalam Olympiade
Los Angeles, 1984. Dewan Eksekutif Olympiade konon
mempertimbangkannya. Bagi wanita dalam Olympiade selama ini,
pertandingan lari paling jauh ialah 1.500 m.
Bekas Ketua IOC (Komite Olympiade Internasional) Lord Killanin
belum lama ini tampil mempromosikan gagasan maraton putri di
Olympiade. Tapi betulkah ada kemampuan wanita untuk itu?
"Satu setengah tahun lalu tak terbayangkan bahwa saya akan
sanggup menembus batas dua jam 40 menit," jawab kampiun Amerika
Serikat, Pati Catalano. "Sekarang saya tak menganggap angka 2
jam 30 menit sebagai batas kemampuan saya." Prestasi terbaik
Catalano 2 jam 29 menit 33 detik.
Waitz juga makin laju. Mempersiapkan diri untuk New York City
Marathon 1980, ia menempuh jarak 16 km, patokan latihannya
sehari-hari, dengan waktu 50 menit 59 detik. Catatan ini 53
detik lebih tajam dibandingkan prestasinya sebelumnya.
"Pemecahan rekor adalah tantangan bagi setiap pelari," kata
Waitz. Dalam New York City Marathon 1980, separuh jarak
ditempuhnya dalam 1 jam 12 menit 40 detik -- suatu bukti pelari
maraton wanita bisa mengatur kecepatan secara konstan.
Alasan para pelari putri terjun ke lomba maraton macam-macam.
Ada yang didorong suami. Ada pula karena faktor lain. "Ada
hasrat yang dalam yang mendorong saya jadi pelari maraton," kata
Jacqueline Hansen dari Amerika Serikat, bekas pemegang rekor
dunla maraton putri.
Vicky Bray, juga dari AS, yang mulai lari jarak jauh pada usia
15 tahun mengatakan bahwa ia didorong oleh keinginan mencoba
kemampuan dirinya. "Ternyata lomba maraton itu tak sukar,"
katanya. Ia menempuhnya dalam waktu 2 jam 53 menit.
Pernah 50 pelari wanita ditanyai apa tujuan mereka ikut lomba
jarak jauh ini. Menurut Gail Campbell dalam artikel Women of
Marathoning, yang dimuat The Comlete Book of Marathoner, 79%
ingin meningkatkan kemampuan mereka, 79% ingin berlomba di
Olympiade (jika nomor ini diperlombakan nanti), 71% berharap
menambah potensi sendiri, 57% ingin bertanding di berbagai
kejuaraan internasional. Hanya dua dari 50 wanita yang ditanyai
itu menjawab mereka berlari untuk suka-suka saja.
Lari memang bisa menyenangkan. Kalau tak percaya, tanyalah Mia.
(lihat Tamu Kita)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini