Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Melahirkan pemain sekolahan

Sekolah bulu tangkis prasetya mulya, jakarta melahirkan pemain nasional eddy kurniawan. sedang sekolah bulu tangkis sinar mataram, yogya menghasilkan pemain-pemain top yogya. (or)

27 Maret 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI Yogya memang belum muncul pemain bulutangkis berkaliber Rudy Hartono atau Liem Swie King. Tapi sekolah bulutangkis sudah muncul di sana sejak 1974. Meskipun baru taraf percobaan. Dr. Triwibowo bersama Djiman Santoso waktu itu sangat prihatin melihat yerkembangan klub di Yogya yang timbul tenggelam. Berdasar pengalaman sebuah klub bulutangkis akan bubar bila ditinggal pembinanya. Lalu timbul gagasan untuk membentuk sebuah lembaga yang lebih mantap dan berkesinambungan. "Pilihan jatuh pada sekolah bulutangkis," kata Triwibowo. Secara resmi sekolah itu bernama Sinar Mataram (SM) yang berdiri sejak akhir Februari 1975, di bawah Yayasan Pendidikan Olahraga Sinar Mataram. Triwibowo pula yang kemudian menjadi kepala sekolah itu. Ketua Umum PBSI yang waktu itu masih dijabat Drs. Soedirman, menyambut gembira. Melihat kesungguhan dan pengetahuan pembinanya, Soedirman yakin Sinar Mataram bisa membentuk dan mempersiapkan calon juara. Benar juga. "Hampir semua pemain top Yogya sekarang ini berasal dari sekolah bulutangkis," kata Ir. Samsi, Ketua Pengda PBSI Yogyakarta Waktu PON di Jakarta tahun lalu, 6 dari 8 pemain bulutangkis DIY berasal dari SM. Minat warga Yogya pada sekolah ini cukup besar. Setiap pendaftaran dibuka tak kurang 50 orang anak (berumur 10 sampai dengan 12 tahun) yang mendaftar. Mereka harus testing, seperti berlari di tempat. Mencoba memukul shuttle cock atau sit-up dan membayar Rp 500. "Kalau waktu dites tak bisa apa-apa, terpaksa tak diterima," kata Kaling Sumardjo, pembina Sinar Mataram. Kini Sinar Mataram mempunyai 93 murid untuk kelas pemula, pelengkap dan pemula pematang. Mereka diasuh oleh 7 pembina, 4 di antaranya dari FKIK IKIP Yogya. Golongan Tak Mampu Lama pendidikan 3 tahun. Pelajaran diberikan tiga kali dalam seminggu. Masing-masing dua sampai tiga jam dimulai pukul 1 siang. Latihan fisik antara lain circuit training, yaitu latihan merangkum semua gerakan yang diperlukan dalam permainan. Ada juga latihan teknik, misalnya bagaimana backhand yang baik. Sportivitas dan disiplin juga ditekankan pada sekolah ini. Sehingga Nyonya Sianawaty Robby yang putranya beberapa kali tak masuk karena sakit, sadar pentingnya disiplin. "Kalau tak diminta izin takut dikeluarkan," katanya. Yang masih kurang, SM belum punya sarana yang memadai. Sampai kini masih menyewa Gedung Olahraga Kridosono di Kotabaru, Yogya. Kalau gedung itu disewa untuk umum, sekolah pun diliburkan. Sumber pendapatan dari uang sekolali Rp 2.500 - Rp 3.000 per bulan belum bisa menunjang dana pembinaan. Untuk uang sewa gedung sudah Rp 140 ribu sebulan. Untuk membeli shuttle cock dan sekedar transpor pembina dan karyawan Rp 150 ribu/bulan. "Tenaga kami gratis, karena kami memang berangkat dari kemauan," kata Djiman Santoso, wakil kepala sekolah ini. Meskipun banyak kekuralngan kini Sinar Mataram malah sudah berniat untuk mengilmiahkan bulutangkis. Tapi menurut Rudy Hartono, Ketua Bidang Pembinaan PBSI, sekolah bulutangkis akan menjadi baik bila bukan hanya mempelajari bulutangkis tok. "Tapi juga harus mencari sistem yang terbaik. Pola-pola permainan yang baru dan yang lebih komplit," katanya. Yang memprihatinkan Triwibowo sekarang adalah pembinaan terhadap lulusan SM. "Kalau kami disuruh membina, kami harus angkat tangan," katanya Klub-klub di Yogya dinilainya tak memadai. Sehingga bibit yang baik itu akan kandas begitu saja. Selain itu kemauan anak-anak itu pun kurang. Contohnya, dari 45 anak yang dibina sejak 1975 hingga 1980, yang bertahan tinggal sembilan orang. "Jadi yang dYopout tinggi sekali," kata Triwibowo. Bebas Bayaran Sekolah bulutangkis Prasetya Mulya (PM), Jakarta agak lain. Di samping menampung anak-anak pemula bulan Juni nanti, PM akan membina pemain tingkat taruna hingga ke jenjang nasional. Hal ini sudah dilakukan Juni tahun lalu dan sudah melahirkan pemain nasional, Eddy Kurniawan yang ikut memperkuat tim Indonesia ke All England. Dari hasil pencarian bakat, mereka kemudian dididik di Ragunan. Kalau ternyata dalam waktu yang telah ditentukan tak berkembang, mereka dipulangkan ke daerah asal. Sampai tahun ini PM telah membina delapan orang. Mereka dilatih Rudy Hartono, Christian, Minarni dan Retno Kustiyah. Setiap bulan sekolah ini mendapat bantuan biaya pembinaan dari Yayasan Prasetya Mulya yang didukung 70 pengusaha sebesar Rp 1,4 juta. Uang itu digunakan untuk membeli shuttle cock, vitamin, obat-obatan, honor pelatih dan sewa asrama. Para pemain tidak dipungut bayaran. Tapi untuk kelas pemula yang dibuka untuk umum (umur 8 - 14 tahun PM tetap menarik iuran sekitar Rp 10 ribu/bulan plus uang pangkal Rp 15 ribu. Mereka masuk tanpa dites. Sesudah mendapat pendidikan 6 bulan, mereka disaring untuk dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi. "Sesudah dididik lalu keluar dan mencari klub mana saja juga boleh," kata Retno Kustiyah, pelatih. Direncanakan kurang lebih 60 anak yang akan ditampung. Duapuluh dari mereka diambil dari golongan tak mampu. Gedung sekolahnya akan dibangun di sebelah RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta. "Sekolah seperti itu perlu untuk pembinaan," kata Rudy Hartono. Sebab yang dilihatnya sekarang, banyak pemain yang asal main saja. Atau bermain bagus tapi kurang ada petunjuk berlatih sehingga pukulannya lemah. Hal ini menurut Rudy bisa didandani di klub atau sekolah bulutangkis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus