Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Menyedihkan, Kita Ttidak Bisa ...

Para atlet menghadapi cuaca buruk di Los Angeles. Tanpa blok Soviet kemenangan akan hambar dan medali mengalami devaluasi.(or)

28 Juli 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN menggunakan gunting raksasa beberapa meter panjangnya, wali kota Los Angeles, Tom Bradley, memotong pita kuning yang menutup jalan masuk ke perkampungan atlet di kampus Universitas California. Zhou Zhenxian, pelompat jangkit dari RRC yang berparas mirip Zhou Enlai itu, melambaikan tangannya kepada khalayak yang menghadiri upacara peresmian pembukaan perkampungan atlet itu 15 Juli lalu. Atlet Cina itu menjadi tamu pertama yang masuk ke situ. Perumahan itu terletak di daerah yang berbukit-bukit, dengan halaman luas yang ditumbuhi rumput. Wartawan TEMPO, Bambang Harymurti, yang sempat melongok ke dalam salah satu apartemen, menggambarkan fasilitas di dalam ruangannya "mirip keadaan Hotel Sabang atau hotel-hotel berbintang tiga umumnya". Cukup nyaman barangkali. Tetapi di luar ruangan itu, Los Angeles bagi seorang atlet dari luar Amerika merupakan kesulitan yang harus dikalahkan lebih dulu sebelum benarbenar terjun ke gelanggang pertandingan. Suasana kota memang semarak. Hanya cuaca yang benar-benar menyiksa. Panas bergerak dari 30 C sampai 39 C. Belum lagi kabut bercampur asap dari sekitar 5 juta kendaraan bermotor plus asap buangan dari pabrik industri yang berjumlah 4.000. Menghadapi cuaca yang memburuk menelang pembukaan Olimpiade ini, pejabat kesehatan setempat menganjurkan kepada penduduk untuk mengurangi kegiatan-kegiatan fisik. "Ya, beginilah (keadaannya)," ucap ketua panitia penyelenggara Olimpiade Los Angeles, Peter Ueberroth. Dia mengaku tak banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasi cuaca yang buruk. Cuma mengimbau agar pabrik mengurangi pembakaran bahan bakar selama Olimpiade berlangsung. Penduduk kota yang tak bakal tahan, seperti David B. McCaughey, seorang manajer dari Douglas Aircraft Company, merencanakan bertukar rumah dengan temannya di New York selama Olimpiade. Untuk mengatasi masalah lalu lintas, beberapa perusahaan di Los Angeles memberikan cuti resmi selama Olimpiade. Hughes Aircraft mencutikan hampir semua dari 20.000 karyawannya di kota itu. Sebab, pabrik tadi memang terletak di tcmpat yang bakal ramai sekali selama Olimpiade berlangsung. Dan kebetulan selama tiga minggu setiap tahun Hughes mengganti peralatan pabrik. "Cuti sekarang ini mereka lakukan pas dengan Olimpiade. Jadi, disesuaikan," kata George Broder dari panitia penyelenggara Olimpiade. Tetapi kelihatannya yang pahng merepotkan Los Angeles adalah masalah polusi udara. Geoff Smith, pelari maraton terbaik Inggris, mengingatkan betapa berbahayanya kotoran itu. "Smog (kabut bercampur asap buangan) itu akan mengalir ke sekujur tubuh secara cepat dan bisa merusakkan kesehatan," katanya kepada wartawan. "Yang mencemaskan kita adalah bahwa kesehatan kita bisa rusak secara permanen kalau ambil bagian dalam maraton," katanya pula. Soalnya, menurut atlet itu, pelari maraton bukannya lari sepuluh detik, melainkan lebih dari dua jam di bawah smog yang terus-menerus menghantui. Smith sendiri paling akhir berlari di Los Angeles delapan tahun yang lalu. Waktu itu, katanya, dia hampir tak bisa bernapas dan kerongkongan-nya terasa seperti terbakar. "Padahal, itu hanya latihan, bukan pertandingan," ceritanya. "Tapi inilah namanya Olimpiade. Kalau perlombaan akan dimulai, kita semua akan ambil bagian," katanya. Geoff Smith memang akan ambil bagian dan menjadi penantang dalam lomba maraton yang akan dilangsungkan pagi atau sore sekali untuk menghindari smog. Tetapi pelari Uni Soviet tidak akan ikut. Dan Soviet sendiri, yang memimpin pemboikotan sekarang ini, sebelum resmi menolak untuk tampil di Los Angeles bersungut-sungut soal kotornya udara. Ini dinyatakan oleh sekelompok pejabat olah raga Soviet yang meninjau Los Angeles awal tahun ini. Ketika itu, masalah "keamanan" atlet yang dikhawatirkan Soviet maksudnya justru keamanan dari ancaman polusi udara itu. Pengamat memperkirakan, udara yang menyesakkan napas di Los Angeles itu akan berpengaruh terhadap prestasi atlet. Terutama untuk olah raga daya tahan. (Inggris membawa serta masker oksigen khusus untuk kuda yang turut dalam pertandingan olah raga kuda). Bintang-bintang atletik AS, yang memperebutkan tempat supaya terpilih dalam kontingen Olimpiade mElalui seleksi nasional sebulan lalu yang berlangsung di Los Angeles, terbukti tidak bisa menyumbangkan pemecahan rekor. Sedangkan atlet Soviet Sergei Bubka (peloncat galah) selama lebih kurang sebulan tiga kali berturut-turut memecahkan rekor dunia. Atlet pelari andalan AS, Mary Decker, dalam seleksi nasional menjelang Olimpiade itu malahan kalah di nomor 1.500 m. Akibatnya, dia terpaksa memusatkan pikiran dan latihannya untuk nomor 3.000 m di Olimpiade sekarang ini. Decker, yang kalau berlomba selalu mengenakan maskara dan bersolek dengan olesan kosmetik tipis itu, berangan-angan memecahkan rekor dunia 3.000 m yang dipegang Svetlana Ulmasova dari Soviet. Penonton acara atletik di Stadion Mcmorial Colesium akan kehilangan kesempatan melihat pertarungan bersejarah antara Decker dan Ulmasova yang ditemani juara Olimpiade Moskow, Tatyana Kazankina. Sebab, kedua saingan dari Soviet itu tak bakal muncul. Namun pelari AS itu juga bisa mengharapkan saingan kuat Maricia Pauica dari Rumania, satu-satunya negara Eropa Timur yang tampil di Los Angeles. Banyak yang beranggapan, tanpa Soviet dan sekutu kuatnya Jerman Timur, harga medali di lapangan atletik mengalami devaluasi. Paling tidak ada lima nomor atletik putri yang diperhitungkan akan direbut Jerman Timur, kalau mereka turut. Tetapi absennya sprinter negara itu, Marita Koch, akan memberikan peluang bagi Evelyn Ashford dari AS untuk merebut medali dari nomor 100 m dan 200 m. Begitu pula pada nomor estafet putri 4 x 400 m, yang didominasi Jerman Timur, terbuka untuk kemenangan altet tuan rumah. Ada yang kecewa karena, kalaupun menang, atlet Amerika menang 2 dengan perasaan hambar. Sebab, naiknya bendera mereka di tiang dan berkumandang-nya Star Spangled Banner dicapai tanpa lawan-lawan yang berarti. Tetapi ada yang memandang kemenangan itu tetaplah kemenangan. Dan medali emas bukanlah loyang. "Bagaimanapun, beberapa tahun mendatang takkan ada yang ingat bahwa Rusia memboikot," kata pelompat jauh AS, Willie Banks. Yang tidak terpengaruh oleh boikot yang dipimpin Soviet adalah Carl Lewis. Raja untuk 100 m, 200 m, lompat jauh, dan anggota tim 4 x 100 m putra, yang merebut tiga medali emas dari kejuaraan dunia atletik di Helsinki tahun lalu, ini sebaliknya tidak punya saingan berarti, baik dari Soviet maupun Jerman Timur. Ia diharapkan dunia akan mampu mengulangi prestasi atlet senegaranya,Jesse Owens, yang berhasil merebut empat medali emas di Olimpiade tahun 1936. Dari 21 cabang olah raga yang akan dipertandingkan hanya hockey putra yang Soviet dan satelitnya tidak berpengaruh. Mereka sangat tangguh dalam gulat, angkat besi, kano, mendayung, dan bola tangan. Dan merupakan lawan berbahaya di cabang volley, olah raga berkuda, memanah, menembak, judo, dan layar. Sementara itu, untuk sepak bola, Soviet dan negara-negara Eropa Timur selalu menang sejak 1948. Sedangkan Jerman Timur, selain atletik putri, juga mendominasi renang. Mereka memenangkan semua nomor dalam kejuaraan renang Eropa belum lama ini. Di kolam renang, Amerika, Australia, Kanada, dan Jerman Barat juga kehilangan saingan paling kuat di dunia sekarang ini dengan absennya Vladimir Salnikov, pemegang rekor 400 m dan 1.500 m gaya bebas dari Soviet. Baik atlet AS, Jerman Barat, Inggris, Italia, maupun Australia bisa saja dirundung perasaan hambar dalam kemenangan mereka. Tetapi yang jauh lebih pahit barangkali adalah atlet-atlet dari negeri pemboikot. "Saya demikian terpukul dan harus menarik napas dalam-dalam," komentar Udo Beyer, pemegang rekor dunia tolak peluru Jerman Timur. Dia mengungkapkan perasaannya itu kepada wartawan Barat yang meliput kejuaraan nasional Jerman Timur, di Erfurst, awal Juni lalu. Perasaan kecewa itu mungkin lebih menghimpit bagi mereka yang ingin menunjukkan bahwa dia bukan hanya bisa menang sekali di Olimpiade. Atau hanya mampu juara dunia, tapi di luar gelanggang yang terhormat Olimpiade. Perasaan itu bisa saja merasuk di hati lifter superberat Soviet, Anatoly Pisarenko. Atau Petinju Teofilo Stevenson, yang hajatnya tak kesampaian menjadi perebut medali emas Olimpiade untuk keempat kalinya. Hanya karena Kuba mengekor boikot Soviet. "Kalau saya tahu lebih awal, saya sudah menghentikan latihan," ucap atlet Cekoslovakia, Jarmila Kratochvilova, 33, pemegang medali emas 400 m dan 800 m kejuaraan atletik dunia di Helsinki. Perasaan sentimentil karena tak tampil di Los Angeles ini juga bisa membubung tinggi. Sergei Bubka menuliskan surat yang mengharukan kepada lawannya, Earl Bell, dari AS. "Earl, menyedihkan bahwa kita tak bisa bertanding di Los Angeles, sehingga kita tak bisa melewati mlstar enam meter," tulis pemegang rekor loncat galah dengan rekor 5,90 cm itu dari pusat latihan di Kiev.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus