RINTIK-rintik hujan turun menyiram stadion Letzigrund, Zurich.
Di lintasan lari tampak Rainaldo Neremiah, pelari gawang Amerika
Serikat tengah mempersiapkan diri. Juga beberapa atlit negara
lain. Di bangku-bangku stadion penonton tampak tegang menanti
letupan pistol aba-aba. Tak seorang pun yang menyangka dalam
cuaca mendung pada Jumat, 17 Agustus malam lalu itu Neremiah
akan menjadi juara. Apalagi mematok rekor baru lari gawang.
Karena di antara pelomba, juga hadir pemegang rekor dunia,
Alejandro Casanas dari Kuba. Di samping lintasan yang basah pun
tak memungkinkan buat menciptakan prestasi yang baik.
Dugaan itu ternyata meleset. Neremiah maupun Casanas berlari dan
melompat bagaikan kijang. Malang bagi Casanas, separoh lintasan
ia terpeleset dan tak melanjutkan pertandingan. Tinggal kini
Neremiah. Pelari Amerika Serikat yang berusia 19 tahun itu
tampak bagaikan tak tertahan oleh apapun. Ia mencapai garis
finish pada urutan paling depan pada saat pencatat waktu
menunjukkan angka 13,23 detik. Catatan waktu tempuhnya itu cuma
terpaut 2/100 detik dari rekor dunia Casanas (13,21 detik) yang
dipancang di Sofia, tahun lalu.
Meski Neremiah gagal memperbaiki rekor Casanas, tapi prestasi
tercatat sebagai rekor dunia lari gawang junior.
Persaingan lain yang tak kalah menarik adalah nomor lomba lari
800 meter putera. Dalam nomor ini bertarung pelari Kuba, Alberto
Juantorena, pemegang medali emas Olympiade Montreal 1976 dan
juara dunia 1977. Saingannya adalah Mike Boit dari Kenya. Tim
Amerika Serikat menurunkan James Robinson.
Favorit, tentu saja, Juantorena. Lalu Boit. Di awal perlombaan,
urutannya ternyata memang begitu. Namun saat memasuki finish,
urutan bergeser secara tak terduga. Yang paling duluan tiba
adalah Robinson. Ia menghabiskan tempo 1 menit 45,92 detik
(rekor dunia, menit 43 ,4 detik). Di belakangnya baru menyusul
Boit. Akan Juantorena terlempar ke urutan ke-6. Menurut
Juantorena, kekalahannya ini disebabkan pada hari-hari menjelang
perlombaan ia merasa kurang sehat. Juga lantaran kesalahan
taktik dengan memimpin sampai jarak 700 meter, sehingga ia
kehabisan tenaga untuk melakukan gebrakan pada 100 meter
terakhir. "Tentu saja saya kesal. Tapi saya tidak kaget," kata
Juantorena.
Akan pelari sensasionil dari Kenya, Henry Rono sekalipun masih
mengungguli nomor lari 5.000 meter, namun ia gagal memperbaiki
rekor dunia yang dipegangnya. Ia hanya mencatat waktu 13 menit
16,12 detik (rekor dunia 13 menit 08,4 detik). Tapi ia tak
begitu kecewa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini