Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Neremiah Memecah

Rainaldo neremiah, 19, memecahkan rekor dunia lari gawang junior pada tanggal 17 agustus 1978 di stadion letzigrund, zurich.

26 Agustus 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RINTIK-rintik hujan turun menyiram stadion Letzigrund, Zurich. Di lintasan lari tampak Rainaldo Neremiah, pelari gawang Amerika Serikat tengah mempersiapkan diri. Juga beberapa atlit negara lain. Di bangku-bangku stadion penonton tampak tegang menanti letupan pistol aba-aba. Tak seorang pun yang menyangka dalam cuaca mendung pada Jumat, 17 Agustus malam lalu itu Neremiah akan menjadi juara. Apalagi mematok rekor baru lari gawang. Karena di antara pelomba, juga hadir pemegang rekor dunia, Alejandro Casanas dari Kuba. Di samping lintasan yang basah pun tak memungkinkan buat menciptakan prestasi yang baik. Dugaan itu ternyata meleset. Neremiah maupun Casanas berlari dan melompat bagaikan kijang. Malang bagi Casanas, separoh lintasan ia terpeleset dan tak melanjutkan pertandingan. Tinggal kini Neremiah. Pelari Amerika Serikat yang berusia 19 tahun itu tampak bagaikan tak tertahan oleh apapun. Ia mencapai garis finish pada urutan paling depan pada saat pencatat waktu menunjukkan angka 13,23 detik. Catatan waktu tempuhnya itu cuma terpaut 2/100 detik dari rekor dunia Casanas (13,21 detik) yang dipancang di Sofia, tahun lalu. Meski Neremiah gagal memperbaiki rekor Casanas, tapi prestasi tercatat sebagai rekor dunia lari gawang junior. Persaingan lain yang tak kalah menarik adalah nomor lomba lari 800 meter putera. Dalam nomor ini bertarung pelari Kuba, Alberto Juantorena, pemegang medali emas Olympiade Montreal 1976 dan juara dunia 1977. Saingannya adalah Mike Boit dari Kenya. Tim Amerika Serikat menurunkan James Robinson. Favorit, tentu saja, Juantorena. Lalu Boit. Di awal perlombaan, urutannya ternyata memang begitu. Namun saat memasuki finish, urutan bergeser secara tak terduga. Yang paling duluan tiba adalah Robinson. Ia menghabiskan tempo 1 menit 45,92 detik (rekor dunia, menit 43 ,4 detik). Di belakangnya baru menyusul Boit. Akan Juantorena terlempar ke urutan ke-6. Menurut Juantorena, kekalahannya ini disebabkan pada hari-hari menjelang perlombaan ia merasa kurang sehat. Juga lantaran kesalahan taktik dengan memimpin sampai jarak 700 meter, sehingga ia kehabisan tenaga untuk melakukan gebrakan pada 100 meter terakhir. "Tentu saja saya kesal. Tapi saya tidak kaget," kata Juantorena. Akan pelari sensasionil dari Kenya, Henry Rono sekalipun masih mengungguli nomor lari 5.000 meter, namun ia gagal memperbaiki rekor dunia yang dipegangnya. Ia hanya mencatat waktu 13 menit 16,12 detik (rekor dunia 13 menit 08,4 detik). Tapi ia tak begitu kecewa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus