Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memancing Dengan Ramadhan

Mahyudin memancing usaha KB dengan "pil ramadhan" yang menunda datangnya haid pada bulan ramadhan. Kalau sesudah bulan ramadhan tidak ada yang berminat untuk ikut KB, minimal tidak ada yang batal puasa. (ksh)

26 Agustus 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIDAK kurang dari 35.000 pasangan subur dan 15.000 wanita tanpa pasangan, berpuasa dalam bulan Ramadhan ini di Sumatera Barat. Dan angka ini ternyata membawa ilham bagi Mahyudin, ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Sum-Bar. Sejak Juni yang lalu ia sudah nenghitung-hitung tentang pasangan subur uang bisa ditarik dalam bulan puasa. Haid merupakan halangan yang tak bisa ditampik bagi wanita. Jika datang dalam bulan Ramadhan tentu puasa jadi batal. Tetapi dengan pil KB datangnya haid itu bisa ditunda. Sebagaimana pengalaman Mahyudin tempo hari, ketika menjadi dokter haji angkatan tahun 1970. Banyak sekali calon jemaah wanita yang minta pil penunda haid kepadanya. Supaya tetap berada dalam keadaan suci selama menjalankan ibadah haji. Perkiraan Mahyudin kalau memang pil KB yang sekarang ini disusun dalam suatu paket yang bisa menunda datangnya haid, tentu para wanita akan menerimanya Dengan begitu tak akan ada lagi kewajiban para wanita untuk membayar hutang puasa itu sesudah bulan puasa. Suatu pekerjaan yang sebenarnya cukup berat. Nah, kalau mereka sudah menerima ntuk penundaan datangnya haid, mengapa tidak untuk KB. Sekalipun sedikit? "Penggunaan pil KB itu atas nama ibadah, jadi tidak bicara KB lebih dulu," katanya kepada Koresponden TEMPO, Muchlis Sulin. Ulama Setuju Rencananya itu kemudian dibawa kepada Gubernur Sum-Bar, ir Azwar Anas. Ada beberapa alasan untuk meminta persetujuan kepada tokoh pemerintahan itu. Selain gubernur Awar Anas 'kan seorang haji dan pelindung Majelis Ulama lagi. Sambutan lumayan juga. "Bagus," kata gubernur. "Bahas dulu dengan majelis ulama," katanya pula memberi syarat. Begitulah, pada tanggal 27 Juni di Islamic Centre Nurul Iman, Padang, selama sehari penuh Majelis Ulama bersidang membahas soal boleh-tidaknya pil anti hamil digunakan untuk ibadah puasa. Dalam sidang itu pidato pengarahan datang dari Mahyudin, juga dari Kepala Kantor Wilayah Kesehatan, Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama dan tentu saja dari gubernur. Ramai juga pil KB yang sebesar kacang ijo itu dibicarakan. Ditinjau dari kesehatan bagaimana, dari agama bagaimana. Walhasil Majelis Ulama menyetujui penggunaan pil KB tersebut untuk menunda haid. "Hukumnya mubah, selama tidak mengganggu kesehatan. Kami setuju jika manfaatnya lebih banyak dari mudaratnya," kata Ketua Majelis Ulama Sum-Bar, Dt Palimo Kayo. Setelah mendapat persetujuan dari Majelis Ulama, Mahyudin baru melaporkan rencana itu ke BKKBN Pusat. Sampai di Jakarta rencana itu tentu saja disetujui, pokoknya peserta KB bertambah. Lantas dibentuklah apa yang disebut Tim Ramadhan yang bergerak secara operasionil untuk menyebar-luaskan "Pil Ramadhan". Jumlah tim ini mencapai 117. Masing-masing tim terdiri dari 3 unsur. Unsur kesehatan, penerangan dan kantor urusan agama. Tiap kecamatan dapat 1 tim, ibukota kabupaten 2 tim, kotamadya 4 tim dan kota Padang, khusus dapat 8 tim. Hebat juga. Inilah untuk pertama kali pil KB dilibatkan dalam keperluan ibadah secara besar-besaran. Sementara Tim Ramadhan itu bergerak ke berbagai pelosok, reaksi bukannya tak ada. Bahkan datang dari ulama yang dekat dengan gubernur, namanya Buya Rasyid Thaher. Apa katanya tentang penggunaan pil penunda haid itu? "Itu namanya melawan fitrah. Saya tidak setuju," katanya keras. Ada pula yang mendukung pendapat Buya Rasyid itu. Malahan dengan tambahan keterangan: "Bukankah haid itu darah kotor, mengapa harus dipendam dalam rahim?" tanya mereka. Meski tidak dalam forum pertemuan perang pendapat memang gencar. "Darah kotor? ! Haid itu justru darah bersih," tangkis seorang dokter. Menghadapi pendapat yang beredar kian-kemari, Gubernur Azwar Anas sendiri tampak lebih tegas. "Buya Rasyid Thaher 'kan salah satu dari ulama. Padahal sebagian besar ulama, apalagi lewat lembaga sudah setuju. Ya, jalan," begitulah seruan gubernur. Jalan sudah terbuka, tak ada lagi yang mesti ditunggu. Tim Ramadhan yang sudah dibentuk jalan terus. Apalagi dropping pil Ramadhan sudah sampai di Padang. 4,2 juta jumlahnya. Berbeda dengan pil KB biasa, paket Pil Ramadhan ini terdiri dari pil berhormon seluruhnya. Tidak seperti paket pil KB biasa, yang terdiri dari 21 pil berisi hormon sedang yang 7 lagi hanya kosong saja supaya haid bisa datang. "Tiap peserta akan menelan pil ini antara 60-80 tablet sejak Juli sampai September," urai dr Syahrial Ismail, salah seorang anggota Tim Ramadhan. Biaya operasionil pil penunda haid itu mencapai Rp 16,5 juta. Para peserta tidak begitu saja mengacungkan tangan lantas bisa ikut serta. Mereka harus diperiksa dulu kesehatannya. Dan pekerjaan ini memang melelahkan juga, sebab peminat begitu banyak yang antri. Sampai-sampai persediaan pil di Solok dan Payakumbuh sempat habis. Namun tujuan berikut dari Pil Ramadhan ini masih ditunggu. Berapa besar di antara para peserta penunda haid yang sekarang akan tertarik masuk KB? Dalam rancangan BKKBN sudah tertulis jadwal lepas puasa, di mana para peminum Pil Ramadhan akan diundang lagi. Sekarang bukan untuk menanyakan apakah mereka mau terus-terusan tak datang bulan. Tapi apakah bersedia masuk KB. Ketika Mahyudin ditanya, bagaimana kalau mereka ternyata tak bersedia, cepat ia menjawab "Tidak apa-apa. Yang penting dari segi ibadah sudah tercapai. Bukankah banyak wanita selama ini berat mengganti puasa mereka yang batal karena haid?"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus