Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Noda Setitik Karier Si Kembar

Kekalahan mencoreng daftar kemenangan sempurna yang dirajut Jermell bersama kakak kembarnya, Jermall.

28 Desember 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jermall Charlo dan Jermell Charlo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bersaing sejak kecil, mereka bersumpah tak akan berhadapan di ring tinju.

Juara bertahan tinju kelas menengah World Boxing Council (WBC), Jermall Charlo, naik ke ring di Barclays Center, New York, Amerika Serikat, dengan pikiran berkecamuk. Beberapa menit sebelum pertarungannya dengan petinju Rusia, Matt Korobov, dimulai, ia menyaksikan adiknya, Jermell Charlo, kalah  melawan Tony Harrison dan kehilangan sabuk juara kelas menengah ringan yang dipegangnya sejak Juni lalu.

Jermall tak habis pikir mengapa Jermell bisa kalah. Hasil pertandingan Sabtu dua pekan lalu itu menjadi kekalahan perdana Jermell dari 32 laga sebagai petinju profesional sejak 2007. Menurut Jermall, Jermell pernah menghadapi lawan lebih kuat dan Harrison jelas tak lebih baik darinya. ”Pikiranku jadi tak tenang di ring,” katanya seperti dilaporkan Washington Post.

Toh, kekalahan si adik kembar tak membuat mental Jermall runtuh. Dia berhasil menjaga nama keluarga Charlo dengan mengalahkan Korobov lewat laga sengit 12 ronde. Tiga juri memberikan angka kemenangan 119-108, 116-112, dan 116-112 untuknya. Jermall mempertahankan gelarnya sekaligus memperpanjang rekor tak terkalahkan dalam 28 pertandingan.

Jermall mengatakan tak pernah bertanding selama itu dalam beberapa tahun terakhir. Menurut dia, Korobov adalah petinju berpengalaman yang mampu membuat dia mengerahkan seluruh kemampuannya. ”Rasanya nikmat sekali bisa adu pukul dengan petinju seperti itu.”

Menurut Jermall, adiknya lebih unggul menghadapi Harrison. Dia bahkan sudah yakin Jermell bakal menang. Namun tiga juri memberikan kemenangan angka mutlak (115-113, 115-113, dan 116-112) untuk Harrison. Barclays Center, yang dipadati lebih dari 9.000 penonton, pun dipenuhi teriakan ejekan dan sumpah serapah saat ring announcer menyebut Harrison sebagai pemenang.

Kekecewaan menyebar di luar stadion. Atlet Liga Basket Amerika, Damian Lillard, menumpahkan kekesalannya di media sosial karena Jermell kalah. ”Jermell Charlo dicurangi!” tulis pemain tim Portland Trail Blazers itu di akun Twitter. Aktris dan aktivis hak asasi berdarah Puerto Riko, Rosie Perez, bahkan menyebut kemenangan Jermell dirampok.

Juara dunia kelas welter World Boxing Organization (WBO), Terence Crawford, justru membela Harrison. Menurut Crawford, Harrison tampil luar biasa meski hasil akhirnya membuat dia dicela para penggemar Jermell. Dengan hasil ini, Harrison mengantongi 28 kemenangan dan 2 kekalahan. ”Dia memenangi sejumlah ronde, itu sudah jelas,” kata Crawford seperti ditulis situs Boxingnews24.

Hasil pertandingan Jermell menjadi noda perdana dalam perjalanan karier tinju Charlo bersaudara. Padahal keduanya bisa membuat sejarah baru jika bisa sama-sama menang di Barclays Center. Selama ini mereka adalah favorit para penggemar tinju, apalagi setelah membuat sejarah di Las Vegas, Amerika Serikat, dua tahun lalu. Mereka menjadi petinju kembar pertama yang meraih gelar juara dunia di kelas menengah ringan.

Saat itu Jermell merebut sabuk juara versi WBC setelah menang knockout atas John Jackson pada ronde kedelapan. Satu jam kemudian, giliran Jermall yang mempertahankan gelar juara kelas menengah ringan Federasi Tinju Internasional (IBF) dengan mengalahkan Austin Trout. ”Rasanya sungguh luar biasa bisa membuat sejarah baru,” ucap Jermall.

Lahir di Richmond, Texas, 28 tahun lalu, Jermall dan Jermell adalah kembar identik. Jermall lebih tua satu menit daripada adiknya. Mereka berkenalan dengan olahraga tinju pada usia 9 tahun. Mereka kerap menemani ayahnya yang merupakan mantan petinju berlatih di sasana. Sejak saat itu, tinju menjadi dunia mereka.

Karier tinju Charlo bersaudara melejit sejak level amatir. Jermell membukukan 56 kemenangan dan 8 kekalahan sebelum memutuskan menjadi petinju profesional. Setahun kemudian, giliran Jermall mengikuti jejak adiknya pindah ke level profesional. Karier tinju amatir Jermall lebih mentereng: 65 kali menang dan 6 kali kalah.

Keduanya begitu mirip sehingga sulit dikenali jika hanya dilihat paras dan fisiknya. Mereka juga kerap memiliki gaya potongan rambut serupa. Sam Watson, pebisnis dan promotor tinju yang sudah lama mendukung Charlo bersaudara, bahkan masih belum bisa membedakan keduanya.
Sidik jari mungkin menjadi tanda fisik utama untuk membedakan Jermall dan Jermell. Namun, jika diperhatikan lagi, tubuh dua petinju itu dihiasi tato berbeda. Jermell punya tato frasa ”One of a Kind”, sementara Jermall memilih kata ”Issues”. Tubuh Jermall lebih banyak memiliki rajah. Lukisan kepala singa di dada menjadi identitas dirinya yang paling jelas. ”Tato menjadi simbol pola berpikir kami,” kata Jermall.

Jermall Charlo dan Jermell Charlo

Gaya bertinju si kembar awalnya mirip. Mereka sama-sama petinju bergaya ortodoks. Dengan tinggi tubuh melampaui kebanyakan lawan di kelasnya, mereka memanfaatkan jangkauan tinju yang lebih panjang. ”Pukulan jab menjadi andalanku dan Jermall,” ujar Jermell.

Menurut Jermall, adiknya justru memiliki pukulan lebih kuat sejak di level amatir. Dia pun berusaha melengkapi kekurangan itu dengan melatih kecepatan bergerak. ”Saat beralih ke level profesional dan berlatih bersama, kami justru makin mirip.”

Sejumlah petinju kakak-adik meraih sukses di atas ring di kelas yang sama atau berdekatan. Petinju Filipina, Manny Pacquiao, salah satu yang paling sukses dengan memegang rekor juara dunia di delapan kelas berbeda. Adiknya, Bobby, pernah meraih gelar juara kelas ringan WBO Asia-Pasifik.

Klitschko bersaudara dari Ukraina, Vitali dan Wladimir, menjadi penguasa kelas berat selama satu dekade sejak 2006. Vitali pernah tiga kali menjadi juara dunia. Petinju dengan tinggi tubuh 2 meter itu pun dijuluki Tinju Besi—41 dari 45 kemenangannya didapat lewat knockout. Uniknya, dia tak pernah kalah knockout. Dari 47 pertandingan, Vitali hanya kalah dua kali gara-gara cedera bahu dan luka parah di atas matanya.

Adapun Wladimir—lima tahun lebih muda daripada Vitali—meraih medali emas di Olimpiade 1996 dan menjadi juara kelas berat versi empat asosiasi tinju dunia. Wladimir sudah bertanding dalam 69 laga sebelum memutuskan pensiun tahun lalu pada usia 41 tahun. Dari 64 kemenangan, Wladimir 53 kali menang knockout.

Meski sukses sebagai petinju, Klitschko bersaudara tak pernah mau baku pukul di atas ring. Selama bertahun-tahun mereka selalu menolak tawaran bertanding demi memenuhi janji kepada sang ibu. Wladimir bahkan pernah menolak tawaran hadiah hingga US$ 100 juta dari Don King. ”Uang bukan segalanya,” kata Wladimir. ”Aku mencintai kakakku, dan tak ada yang bisa membuatku melawannya.”

Seperti Klitschko bersaudara, si kembar Charlo berjanji tak akan berhadapan di atas ring. Sebagai saudara, mereka memiliki rivalitas sendiri sejak kecil. Namun, di dunia tinju, mereka hanya akan saling mendukung saat ada pertandingan. ”Kami sudah selesai membahasnya sejak dulu,” ucap Jermell.

Jermell bahkan tak mau berada di kelas yang sama dengan Jermall. Tahun lalu, Jermall naik ke kelas menengah. Adapun Jermell tetap memilih di kelas menengah ringan. Dia berusaha keras menjaga bobot tubuhnya agar bisa bertahan di divisi itu. ”Aku tak ingin berada di kelas yang sama di mana orang bisa menilai yang lebih baik di antara kami,” katanya seperti ditulis ESPN.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA (SKYSPORTS, ESPN, CHRON, GQ, BOXINGSCENE)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gabriel Wahyu Titiyoga

Gabriel Wahyu Titiyoga

Alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini bergabung dengan Tempo sejak 2007. Menyelesaikan program magister di Universitas Federal Ural, Rusia, pada 2013. Penerima Anugerah Jurnalistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Mengikuti Moscow Young Leaders' Forum 2015 dan DAAD Germany: Sea and Ocean Press Tour Program 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus