Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NEW YORK - Langkah Naomi Osaka untuk mempertahankan gelar juara Amerika Serikat Terbuka kandas. Ia harus bertekuk lutut dari Belinda Bencic dalam pertarungan dua set di Stadion Arthur Ashe, kemarin dinihari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski tersingkir di putaran keempat, petenis nomor satu dunia itu masih bersedia menemui wartawan. Ini berbeda dengan kekalahannya di Wimbledon pada Juli lalu. Ia meminta izin untuk pergi saat wawancara dengan media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di Wimbledon, saya pergi begitu saja dari kalian," kata petenis berusia 21 tahun itu selepas pertandingan. "Sekarang, saya merasa lebih santai. Saya merasa sudah tumbuh dewasa dan tidak lagi ingin menyimpan begitu banyak beban dalam pertandingan."
Kekalahan petenis asal Jepang itu telah menghapus peluang pertemuan final tahun lalu terulang, pertandingan antara Osaka dan Serena Williams. Kini, tinggal Williams yang menjadi satu-satunya pemenang Grand Slam yang tersisa di turnamen ini. "Sejujurnya, saya tidak marah dengan kekalahan ini. Setiap orang yang kenal dekat dengan saya tahu hingga saya menang di sini tahun lalu," kata Osaka.
Kekalahan Osaka ini semakin menunjukkan kemunduran petenis berusia 21 tahun itu setelah berpisah dengan pelatihnya, Sascha Bajin, sejak meraih gelar juara Grand Slam keduanya di Australia Terbuka 2019. Meski masih mempertahankan posisinya di peringkat pertama sampai saat ini, ia tak pernah lagi meraih gelar juara di sejumlah turnamen yang diikutinya.
Padahal, berselang dua bulan berpisah dengan Bajin, Osaka memiliki pelatih baru, yakni Jermaine Jenkins. Namun belum ada tanda-tanda positif mengenai peningkatan permainannya. Bahkan, ia tersingkir di putaran ketiga Prancis Terbuka dan semakin terpuruk ketika kalah di laga perdana Wimbledon. Setelah itu, ia berusaha bangkit dan terakhir sampai putaran keempat Amerika Serikat Terbuka ini.
"Saya merasa langkah-langkah yang telah saya lakukan mampu mengubah saya menjadi jauh lebih baik daripada yang saya bayangkan saat ini," kata Osaka. "Namun saya juga merasa bahwa saya belajar banyak dari turnamen ini. Jadi, saya berharap bisa terus berkembang."
Dalam laga kemarin dinihari, Osaka menyerah dari Bencic dengan skor 5-7, 4-6. Kekalahan ini sebenarnya tak terlalu mengejutkan lantaran Osaka sebelumnya telah tiga kali kalah dalam empat kali pertemuan mereka, termasuk dua kali kekalahannya pada tahun ini di Indian Wells Masters dan Madrid Masters.
Dengan modal pertemuan sebelumnya, Bencic mampu membaca permainan Osaka. Petenis Swiss itu telah mempelajari permainan tenis saat ini yang lebih banyak mengandalkan servis keras dan daya tahan yang kuat, seperti Osaka dan Serena Williams. Bencic mengunci strategi Osaka dengan pengembalian bola datar yang menyulitkan permainan berkembang.
"Dia memiliki banyak kekuatan, saya tidak begitu banyak," kata Bencic. "Saya bukan pemain yang paling banyak menang melalui servis as. Saya mencoba bermain sedikit seperti catur dan mengantisipasinya."
Bencic, yang kini berusia 22 tahun, kembali ke perempat final turnamen Grand Slam untuk pertama kalinya sejak dia mencapai delapan besar di turnamen Amerika Serikat Terbuka 2014. Saat itu, ia masih berusia 17 tahun. Setelah itu, Bencic masuk peringkat sepuluh besar dunia. Sayangnya, ia kemudian didera cedera tangan kiri yang membutuhkan operasi pada 2017 dan memaksanya absen dari turnamen selama lima bulan.
Peringkatnya jatuh ke jajaran 300-an dunia. Dia kembali ke lapangan dari awal lagi dengan mengikuti turnamen sirkuit di Eropa untuk membangun kembali kepercayaan diri dan pemulihan pergelangan tangannya.
"Semua orang mengharapkan saya bisa bangkit," kata Bencic tentang kariernya. "Saya pikir semua atlet sejati harus mengatasi rintangan, cedera, dan masa-masa sulit. Saya pikir itu membuat saya menjadi orang yang lebih kuat dan pemain yang lebih baik."
Bencic membuktikannya dengan kembali ke lapangan musim ini. Ia mendapat dukungan besar dari ayahnya sekaligus pelatihnya, Ivan Bencic. Bencic juga mendapat bimbingan selama bertahun-tahun dari Melanie Molitor, yang melatih putrinya, Martina Hingis, menjadi salah satu petenis terbaik dan paling cerdik dalam sejarah tenis modern.
Tumbuh di Swiss, Bencic bermain tenis lebih banyak di dalam ruangan, yang cocok dengan permainan cepatnya. Keberuntungan berpihak kepadanya ketika hujan turun di Flushing Meadows sehingga atap stadion ditutup kemarin. "Aku berharap hujan turun, jadi hujan," kata dia sambil tersenyum.
Perempat final tunggal putri hanya menyisakan dua petenis unggulan atas, yakni Elina Svitolina dan Serena Williams. Sementara itu, petenis unggulan lainnya, seperti Simona Halep, Karolina Pliskova, dan AshleighBarty, sudah tersingkir lebih dulu. NYTIMES | INDEPENDENT| UBITENNIS | NUR HARYANTO
Osaka Terpuruk
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo