Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pahit tapi optimistis

PSSI PPD akan bertanding melawan kesebelasan korea utara, jepang dan hong kong, dalam babak penyisihan piala dunia grup 6 asia timur. ada yang meragukan kemampuan tim pssi ppd setelah pulang dari eropa.

20 Mei 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASYARAKAT bola di tanah air kini kembali melirik PSSI. Bukan apa-apa. Ahad pekan depan, Tim Nasional PSSI Pra Piala Dunia (biasa disebut PSSI PPD) akan bertanding di Stadion Utama Senayan, Jakarta, dalam babak penyisihan Piala Dunia Grup 6 Asia Timur. Lawannya kesebelasan tangguh Korea Utara. Tim nasional ini, yang dilatih trio M. Basri, Iswadi Idris, dan Abdul Kadir, disorot karena banyak yang pesimistis akan kemampuannya setelah menjalani pemusatan latihan sekitar 35 hari di Jerman Barat dan Singapura. Kekhawatiran masyarakat cukup beralasan, mengingat singkatnya para pemain berlatih bersama-sama. Mereka berkumpul dan berlatih bersama hanya selama berada di Jerman Barat dan Singapura. Sedangkan sebelumnya mereka melakukan pemusatan latihan berjalan -- tetap mengikuti kompetisi Galatama di klubnya masing-masing dan baru berkumpul sekali dalam sebulan. Sedangkan lawan-lawan yang bakal dihadapi bukanlah kesebelasan pupuk bawang. Selain tim Kor-Ut, adalah Jepang dan Hong Kong. Hasil uji coba yang kurang memuaskan selama di Jerman Barat dan Singapura juga menjadi salah satu penyebab rasa pesimistis para pakar sepak bola. Selama 7 kali (5 kali di Jer-Bar dan 2 kali di Singapura) melakukan uji coba, hanya, sekali menang 2 kali seri, dan sisanya kalah. Satu-satunya kemenangan diraih sewaktu melawan tim nasional Singapura, 2-1, Sabtu pekan lalu. Selama uji coba itu, gawang PSSI kebobolan 28 gol? sedangkan pemain depannya hanya mampu memasukkan 8 gol. "Kalau melihat hasil uji coba, tim PSSI PPD memang masih mengecewakan. Tapi kekalahan beruntun itu bukanlah ukuran dari kemampuan tim yang sebenarnya," ujar Mohamad Basri. Pelatih Kepala PSSI PPD, kepada Budiono Darsono dari TEMPO. Kabarnya, hasil uji coba yang jelek itu disebabkan karena faktor nonteknis, misalnya suhu udara yang kurang bersahabat. "Itu menyulitkan pemain untuk mengembangkan permainannya," tambah Basri, yang juga pelatih klub Niac Mitra ini. Pernyataan Basri dibenarkan juga oleh Nirwan D. Bakrie, Manajer Tim. "Hasil pertandingan di Jerman Barat tidak bisa dijadikan barometer berhasil atau tidaknya tim asuhan Basri, Iswadi, dan Kadir. Yang penting kita lihat apa yang mereka peroleh," ujar Nirwan D. Bakrie setibanya di tanah air Minggu lalu. Menurut Nirwan, dari segi fisik pemain-pemain itu ada peningkatan, misalnya dalam cuaca dingin mereka mampu bermain 2 x 45 menit. Dan rata-rata V02 max pemain mencapai 60. Adanya peningkatan kondisi fisik ini juga diakui oleh Herry Kiswanto, libero tim PSSI PPD. "Sedangkan dari segi teknis, tampaknya belum terpenuhi apa yang diharapkan," ujar Herry Kiswanto. Faktor utama yang menghambat adalah cuaca dingin selama berlatih di Jerman. "Pernah sekali, sedang latihan tiba-tiba hujan es. Tentu saja semuanya kaget, sehingga latihan dilakukan di dalam ruangan. Dan kalau pagi kepala sering pusing-pusing," tambah Herry sungguh-sungguh. Dinginnya cuaca di Kota Kleve -- kota kecil di dekat perbatasan Jerman Barat dan Belanda, sekitar 150 km arah barat Bonn memang di luar dugaan para pembina tim PSSI PPD. Berdasarkan laporan, suhu udara dalam musim semi antara 15 dan 20 derajat. Suhu udara itu pun ternyata berubah-ubah setiap hari. "Waktu kita datang, suhu agak lumayan, sekitar 16 derajat, esoknya sudah berubah di bawah 10 derajat. Begini ini, bagi yang tidak biasa," kata Nirwan, sembari menirukan orang memakai sarung kedinginan. Akibatnya, latihan di Jerman yang semula direncanakan selama 6 minggu dipercepat menjadi satu bulan saja. Sisanya selama 10 hari dilanjutkan di Singapura. sembari melakukan aklimatisasi sebelum kembali ke Jakarta. Bongkar-pasang pemain dalam setiap uji coba juga menjadi sorotan para pengamat. Seakan-akan belum ada pemain inti dalam kesebelasan yang diharapkan mampu keluar sebagai juara grup 6 Asia ini. Padahal, ujar bekas penyerang PSSI tahun 1970-an, Sutjipto Suntoro, sebuah tim yang bagus selama uji coba minimal mempunyai 8 pemain inti. Sisanya, 3 pemain, boleh keluar-masuk. "Dengan begitu, kekompakan sudah tertanam sejak dini" tambah Gareng -- begitu julukan Sutjipto pada masa jayanya. Namun, Basri tidak sependapat dengan Gareng. Susunan pemain yang selalu berubah-ubah bukan berarti belum ada komposisi yang terbaik. "Susunan pemain andalan yang bakal saya tampilkan melawan Korea Utara sudah ada di benak saya. Berubah-ubah selama uji coba karena saya ingin memperoleh tim yang terbaik," ujar Basri sungguh-sungguh. Dan itu sudah mulai tampak sewaktu mereka menghadapi tim nasional Singapura, dan menang. Mampukah pasukan asuhan trio pelatih Basri, Iswadi, dan Abdul Kadir ini memenuhi target sebagai juara grup 6? Semangat juang yang tinggi dan dukungan penonton tampaknya diperlukan demi tercapainya sasaran yang dibebankan pengurus PSSI. Sebab, target untuk lolos ke babak berikutnya tidaklah mudah. Secara teknis tim PSSI PPD sulit untuk menandingi kualitas tim lawan, terutama Kor-Ut dan Jepang. Sementara itu, tim Hong Kong mungkin masih seimbang dengan PSSI. Korea Utara, yang sempat absen selama dua tahun karena skors dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) merupakan kekuatan terselubung di kawasan Asia Timur. Apalagi tim Kor-Ut sudah menyiapkan diri sejak satu tahun silam. Bahkan dalam pertandingan pemanasan di Pyongyang, tim Kor-Ut mampu menundukkan tim Uni Soviet 1-0. Sedangkan Jepang tak kalah berbahayanya dibandingkan Kor-Ut. Walaupun Jepang pernah menelan kekalahan 0-1 dari Korea Selatan dalam pertandingan pemanasan yang berlangsung di Seoul, toh mereka mampu bermain seri 2-2 dalam menghadapi tim Cina di Beijing. Menurut Basri, dibandingkan Kor-Ut, tim Jepang lebih berbahaya karena persiapan mereka lebih lama. "Namun, bukan berarti kita menganggap enteng Hong Kong. Saya menekankan kepada pemain, semua lawan adalah berat, sehingga motivasi mereka adalah bermain untuk menang," tutur Basri tegas. Sekarang tim PSSI PPD memasuki minggu tenang. Sepulang dari Singapura Minggu pagi lalu, para pemain diliburkan selama dua hari. "Agar kondisi fisik mereka pulih kembali. Dan supaya kondisi fisik tetap terjaga, mereka hanya berlatih ringan sembari memoles kekurangan di lapangan," ujar Basri. Ketua Umum PSSI Kardono, yang menjemput di Bandara Soekarno-Hatta, mengharapkan agar pemain memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik mungkin. "Adanya kritik-kritik yang dilontarkan, anggap saja Anda sedang minum jamu. Rasanya pahit, tapi menyehatkan," kata Kardono.Rudy Novrianto, Yudhi Soerjoatmojo (Jakarta), Ahmed K Soeriawidjaja (Jerman Barat)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum