Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Panen Bencana di Jalur Baru

19 Januari 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RELI Dakar kembali meminta tumbal. Kali ini korbannya bernama Bruno Cauvy, seorang kopilot dari kendaraan bernomor 280. Sebuah kecelakaan fatal di jalur baru membuat nyawanya tak tertolong. Tapi pengemudinya, Daniel Nebot, hanya mengalami luka ringan dan selamat kendati harus menghentikan langkahnya pada etape 10. Cauvy merupakan korban ke-13 yang tewas sejak reli ini dimulai pada 1979. Tahun lalu, misalnya, seorang mekanik tim Toyota juga harus kehilangan nyawa dalam sebuah kecelakaan. Seorang pengemudi, Jean-Perre Leduc, enam tahun silam juga menjadi korban keganasan arena reli ini. Kecelakaan yang lebih kecil tak terbilang jumlahnya. Pada tahun ini saja sederet kesialan menimpa banyak pembalap dan anggota timnya, termasuk yang dialami Kenjiro Shinozuka, juara reli Paris-Dakar enam tahun lalu. Mobil bernomor 201 yang dikendarainya terguling dan mengakibatkan cedera di bagian kepalanya. Pembalap wanita Patsy Quick juga kurang beruntung. Mobilnya menabrak gundukan pasir sehingga tubuhnya terbentur. Akibatnya, Quick harus menjalani operasi karena terjadi kerusakan pada limpanya. Kemalangan semacam ini menimpa pula Jaap van der Kooy, pembalap dari Belanda, Droux Simon Francois dari Prancis, dan Wouter Paul Constant asal Belgia. Jatuhnya korban ini sangat memprihatinkan. Apalagi panitia sudah berusaha mengurangi jumlah korban dengan melakukan perubahan jalur reli secara drastis. Tahun ini jalur tradisional, yang menyusuri bagian barat Gurun Sahara dengan awal di Paris dan berakhir di Dakar, Senegal, sudah ditinggalkan dan diganti dengan jalur baru. Rutenya? Menyusuri belahan utara Benua Afrika dengan start di Marseilles, Prancis, dan berakhir di Pantai Sharm El Sheikh, Mesir. Perubahan ini akibat kondisi politik negara-negara belahan barat Afrika yang makin buruk, seperti adanya perang di Mali dan Mauritania. Ternyata jalur baru ini tidak kalah ganasnya. Korban pun berjatuhan. Reli ini pun masih tetap angker karena aturannya belum berubah. Saat berpacu di gurun memang belum diubah. Pengemudi haram mendapat bantuan dari timnya ketika mobil rusak atau kehilangan arah. Mereka juga dilarang menggunakan peranti global positioning systems (GPS) atau penunjuk arah lainnya. Karenanya, sedikit saja melakukan kesalahan dan kelengahan bisa membuat pembalap tersesat, bahkan menuai bencana. A.R.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus