LEWAT tahun 60-an, tim nasional bola volley hampir tak pernah
lagi mengangkat prestasi di kawasan Asia. Mutunya menjadi
rendah, merisaukan PBVSI. Atas dasar itulah bekas Ketua Umum
PBVSI, Haryono mengambil gagasan untuk menyelenggarakan
kejuaraan antar perkumpulan. Pada turnamen pertama, tahun 1974,
hasilnya belum memadai. Tapi setelah ketiga kalinya, grafik
mutunya menaik.
Itu terlihat dari putaran kompetisi nasional yang diikuti 24
klub putera dan 12 klub puteri dari 16 propinsi di Senayan,
Jakarta, 24 s/d 30 Nopember. Tjuk Sugiarto, Ketua Bidang Teknik
PBVSI memperlihatkan wajah optimis. "Dengan materi pemain
seperti sekarang, saya yakin prestasi tim nasional bisa
meningkat," katanya.
Sugiarto ada benarnya. Lihatlah, penampilan Eddy Witoko, dari
klub Vini Vidi Vici SC, Jakarta, misalnya. Ia tampak makin
matang dalam asuhan pelatih Suharsono. Juga Lim Tjun Bok, Lim
Sian Bok, dan Heru HP. Di tangan kwartet inilah terletak kunci
kemenangan Vini Vidi Vici SC atas klub DLLAJR, Jawa Barat (3-1)
dalam pertandingan final. Juara bertahan, DLLAJR diperkuat
pemain nasional, antara lain Gugi Gustaman -- angka pertandingan
15-14, 16-14, 13-15 dan 15-10.
Di bagian puteri, juaranya adalah klub Maluku, Jakarta yang
dimotori pemain nasional, Olce Rumaropen. Di final mereka
mengalahkan klub VIO dari Surabaya (3 -0) -- angka pertandingan
15-10, 15-12, dan 16-14.
"Kejuaraan nasional antar perkumpulan ini adalah tepat untuk
mengejar ketinggalan prestasi kita khususnya di kawasan Asia,"
sambut ketua Harian KONI Pusat, Suprayogi. Tim bola volley
Indonesia tidak dikirim ke Asian Games VIII di Bangkok, karena
prestasi mereka dianggap belum memadai "Jadikanlah kenyataan
tersebut sebagai cambuk bagi PBVSI untuk berusaha lebih keras
lagi," tambah Suprayogi.
PBVSI juga menyadari kekurangan mereka. Karena itu, dalam
menghadapi SEA Games X di Jakarta, PBVSI mempercepat kedatangan
pelatih dari Jepang, Mitshunori. Pelatih klub Nihon Kokan ini
akan datang Januari, 3 bulan sebelum pelatnas untuk SEA Games X
dimulai. "Sementara pelatnas belum berjalan, Mitshunori akan
kita kirim ke daerah-daerah," lanjut Sugiarto.
Ketua Umum PBVSI, Wing Wiryawan, mengatakan bola volley nasional
selama ini kurang diberi kesempatan. "Bukankah di SEA Games IX
di Kuala Lumpur, kita hampir meraih medali emas?" kata Wiryawan.
Dari sana tim puteri Indonesia membawa pulang medali perak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini