Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

"Ibarat Pintu Yang Baru Dibuka"

Devaluasi rupiah terhadap dolar diharapkan dapat mendorong usaha meningkatkan ekspor, mengurangi impor bahan baku dan menggalakkan penggunaan produksi dalam negeri.

9 Desember 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUARA mesin tik masih gemericik di ruangan sekretaris Ketua Bappenas di Jl. Taman Suropati, Jakarta, Senin malam itu. Dan di ruang sebelahnya, Menko Ekuin Prof. Dr. Widjojo Nitisastro sudah siap untuk diwawancarai tim wartawan TEMPO. Banyak hal sudah dikemukakan Widjojo tentang Kebijaksanaan 15 Nopember itu. Tapi ada beberapa hal menarik yang belum diungkapkan. Beberapa petikan: TENTANG DEVALUASI RUPIAH PEROBAHAN perbandingan harga antara rupiah dengan dollar itu ibarat pintu yang baru dibuka. Sudah banyak langkah komplementer ditempuh Pemerintah, seperti lewat paket 1 April, tapi rupanya pintu ekspor masih juga belum terbuka. Nah, sekarang, setelah pintu mulai dibuka, harus benar-benar dimanfaatkan. Jangan sampai kesempatan baik ini lewat begitu saja. Untuk itu aparatur pemerintahan perlu menempuh langkah-langkah yang lebih mendesak lagi. Contohnya? Itu hasil produksi kerajinan rakyat kita yang diakui semua orang termasuk baik kwalitasnya. Tapi kalau kita pergi ke luar negeri, barangbarang kerajinan Indonesia tak kelihatan di etalase. Yang ada biasanya dari Pilipina, India dan negara lainnya. Jadi perlu penyuluhan di bidang produksi dan pemasaran. Juga bantuan biaya. Tapi baik penyuluhan maupun bantuan dana itu harus dilakukan secara sinkron, seperti yang terjadi dalam Bimas. Dengan segala kekurangannya, dalam Bimas terjadi sinkronisasi di berbagai sektor. Jadi kalau terjadi penyuluhan di kecamatan A misalnya, penyaluran pupuk juga harus terjadi di kecamatan itu. Juga pemberian kredit dari BRI dan pembelian padi oleh Bulog terjadi di tempat yang sama. Jadi model Bimas itu harus berlaku juga di bidang kerajinan rakyat. KESEMPATAN KERJA Perlu ada kesadaran bahwa untuk berproduksi itu kita harus bisa merebut pasaran. Sekarang sedang dicoba apakah kebijaksanaan 15 Nopember ini menimbulkan hasrat spontan para pengusaha untuk bergerak. Tentu para pengusaha itu, seperti saya katakan tadi, harus dibantu. Juga harus ada pengertian agar si pengusaha itu tidak dibebani dengan berbagai pungutan yang membuat tingginya biaya, hingga kalah bersaing. Dalam jangka panjang, diharapkan kesempatan yang sekarang terbuka ini akan mendorong industri menggunakan tenaga kerja lehih banyak daripada barang modal. Dan sudah barang tentu perbandingan antara pemakaian barang modal dengan tenaga kerja sekarang berobah. GAPLEK & PERGESERAN USAHA Sesungguhnya yang terjadi adalah pergeseran dari barang-barang yang pasarannya tidak menarik lagi ke bidang yang kini menarik. Misalnya, bahan baku yang diimpor, sekalipun tetap dapat keringanan bea masuk 50%, harganya akan lebih mahal setelah adanya perobahan kurs rupiah. Jadi buat industri yang menggunakan bahan baku impor, harga yang lebih mahal itu kurang menarik. Hal ini akan mendorong produksi bahan baku di dalam negeri. Seperti kemasan obat-obatan yang banyak menggunakan bahan impor, kini terpaksa harus menggunakan kemasan dari bahan asal dalam negeri. Karena kalau harganya sampai mahal sekali, selain tidak diizinkan, juga akan kurang menarik para konsumen. Lagipula obat-obatan yang dibuat di sini, baik PMA maupun PMDN, kan mendapat keringanan bea masuk untuk bahan bakunya dan bahan penolong. Bisa saja terjadi shift (pergeseran) dari satu usaha ke bidang usaha lainnya, karena pasaran untuk barang-barang tertentu tak lagi menarik dibandingkan dengan barang lain. Meskipun diakui para karyawannya tak otomatis bisa dipindahkan, misalnya dari suatu perakitan mobil ke bidang usaha pertanian gaplek. Tapi kalau dilihat secara keseluruhan masih menguntungkan. Ambil saja contoh gaplek tadi. Komoditi ini sudah lama terlantar. Terutama ekspornya dalam bentuk pellet untuk makanan ternak dan tepung tapioka terdesak sekali, karena eksportir kita kalah bersaing. Dan Indonesia sudah lama kalah dengan Muangthai, malah kita sudah mengimpor tapioka. Berbeda dengan hasil devisa yang diperoleh dari ekspor minyak, maka dalam barang-barang pertanian seperti gaplek itu banyak orang dan pihak yang secara langsung terlibat dan bisa merasakan manfaatnya. Kalau ekspor pellet sekarang misalnya bisa bersaing, maka banyak yang diuntungkan para petani yang jutaan itu, para pengumpul dan eksportir. Kesempatan baik ini juga berlaku buat tanaman jagung dan karet rakyat. BANTUAN BANK Bantuan yang diberikan perbankan kepada para pengusaha untuk tambahan modalnya akan bersifat selektit. Perbankan biasanya akan melihat dulu apakah kegiatan usaha yang memerlukan dana itu mempunyai prospek yang baik. Kalau prospeknya kurang baik, maka yang memberi pinjaman juga kurang berhasrat. Tapi kalau dilihat kemungkinan adanya pasaran yang lebih baik buat barang dalam negeri maupun ekspor, tentunya kemungkinan memperoleh dana dari bank akan lebih besar. Seperti misalnya gaplek tadi, yang mampu menampung jutaan tenaga kerja, jelas baik prospeknya. KRITIK Tapi masalahnya memang tidak sederhana. Kebijaksanaan moneter ini terjadi dengan tiba-tiba, karena tak bisa lain kecuali memang harus tiba-tiba. Tapi yang memprihatinkan adalah timbulnya pendapat-pendapat yang sebetulnya hanya akan menambah ketidakpastian dalam masyarakat. Kalau itu dibaca oleh orang-orang yang mengerti, tentu tak apa-apa. Tapi kalau sampai diketahui kalangan rakyat yang lebih luas, bisa menimbulkan kebingungan. Sekarang gara-gara harga melonjak seakan-akan semua yang pernah diperbuat itu habis tak ada artinya lagi. Pendapat begitu kan bagi rakyat banyak mengecilkan hatinya. Lebih-lebih jika banyak orang yang menabrak barang di sini dan menabrak barang di sana. Sehingga Pak Domo (Pangkopkamtib), untuk sementara harus turun tangan menertibkannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus