Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pelatih Impor Lagi Dicoba

Bernd Fischer, 42, dari Jerman, dikontrak oleh KONI pusat untuk melatih PSSI utama menggantikan Endang Witarsa yang mengundurkan diri gara-gara pelatih fisik Lelyana Tjandrawijaya tak dipakai lagi. (or)

24 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KONI Pusat pernah mengatakan ker sebelasan PSSI tidak akan dikirim ke SEA Games di Manila kalau tidak akan memperoleh medali emas. Manajer Syarnubi Said pun pernah putus asa. PSSI Utama yang dipimpinnya--sesudah 18 bulan--masih belum memuaskan dalam uji-coba terakhir di Merdeka Games, Kualalumpur. Ternyata pekan lalu Syarnubi dkk. tertawa lagi, karena ada pengumuman di Senayan bahwa KONI sudah mendaftarkan PSSI Utama dalam kontingen ke Manila." Tapi pelatih diganti. Sejak pekan lalu juga bertugas pelatih impor, Bernd Fischer, yang dibantu oleh S. Hendarto, Jacob Sihasale, Jopie Timisela. Endang Witarsa, sekembalinya dari Merdeka Games, menulis surat kepada Syarnubi. Bunyinya, "Untuk kebaikan bapak, saya harus mengundurkan diri." Syarnubi mengatakan tidak ada persoalan pribadinya dengan pelatih nasional itu, tapi rupanya timbul kesulitan dalam hal pemakaian Lelyana Tjandrawidjaja sebagai pelatih fisik. Agaknya ada rasa minder di kalangan pemain ketika dilatih berat oleh seorang wanita. Adalah Endang yang memilih Lelyana sebagai pembantunya. Jopie Timisela kemudian dicalonkan menjadi pelatih fisik, tapi Endang menolak dan menganjurkan Tahir Djide, pelatih fisik para pemain bulutangkis, supaya dipakai. Ternyata Tahir Djide tidak bersedia. Maka Endang meminta kepada Presidium PSSI agar Lelyana dipakai lagi untuk satu bulan. "Jelas dokter Endang melakukan move yang tak mungkin," kata Alexander Titaheluw, administrator PSSI Utama. Akhirnya memang Endang Witarsa tak mau lagi datang. Maka terpilihlah Fischer (14 Oktober) sebagai coach kepala. Bernd Fischer, 42 tahun, yang dikontrak oleh KONI Pusat dengan bayaran Rp 3 juta sebulan, sebenarnya baru akan melatih mulai 1 Januari 1982. Ia berada di Jakarta bersama keluarganya sejak Juli, dan kini tinggal di Hotel Orchid. "Saya di Indnesia ini dikontrak untuk melatih. Apa pun tugas yang diberikan, saya terima," katanya ketika Presidium PSSI memintanya segera terjun. Oran Jerman Barat itu pernah melatih kesebelasan Bermuda (1969-72) dan Barbados (1972-78). Sebelum dia, sudah lima pelatih asing berturut-turut gagal di PSSI--terakhir Frans van Balkom yang digaji Rp 2 juta. Fischer diberi wewenang penuh untuk mengusulkan calon pemain, atau menolak pemain PSSI Utama yang ad: sekarang ini. Antara lain ia mengusulkan supaya dipanggil Taufik Saleh (dilihatnya dari Porseni Mahasiswa) dan Kasiyadi (waktu PON). Juga disebutnya tiga nama lain, tapi masih reserve, yakni Metu Duaramuri, Spieks Pulanda dan Gustaff. Ketiga pemain Ir-Ja ini tampii bagus dalam PON, meski terlalu santai ketika melawan kesebelasan Ja-Tim (Niac Mitra). saik Syarnubi maupun Titaheluw memuji, Fischer yang selalu bergaul dengan para pemain PSSI Utama setiap ada kesempatan. Ia konon jugamenanyakan sifat pemain pada orang lain yang mengenalnya. "Pendekatannya secara psikologis terhadap pemain juga lebih baik daripada Endang Witarsa," kata Titaheluw. Sebagai pemula, Fischer juga lebih tegas dalam pembagian kerja, menurut para asistennya. Ronny Patti selain ditugaskan sebagai kapten, misalnya, juga membantu Fischer dan Hendarto dalam penyusunan strategi. Jacob Sihasale bertanggungjawab melatih kiper, dan Jopie Timisela sebagai pelatih fisik. Kemampuan Fischer melatih di lapangan memang baru akan dibuktikan. Tapi kehebatannya sebagai ahli teori sudah tampak. Baru sehari ia ditunjuk, ia sudah selesai dengan program, yang disesuaikannya di sana-sini dengan iklim Indonesia. Ia mengizinkan pemain pulang setiap akhir pekan, tapi ada sanksi bagi yang terlambat masuk latihan. Garis besar programnya: Sampai 13 November latihan tiga kali sehari, masih merupakan latihan umum stamina, daya tahan dan fisik. Setelah beristirahat dua hari, pelatnas dilanjutkan (1630 November) dengan latihan teknik, taktik 70% dan 30% latihan fisik. Pemain langsung ke Manila akhir November, agar dapat menyesuaikan diri seminggu dengan cuaca di Manila. Tanggal 7 Desember, PSSI Utama sudah akan mulai bertanding. KONI semula menuntut tim sepakbola yang dikirim ke SEA Games harus merebut medali emas. Tuntutan itu kini agak mengendur--"minimal mempertahankan kedudukan Indonesia dalam SEA Games lalu," yakni runner-up. Mungkinkah itu akan tercapai? Posisi PSSI Utama di Merdeka Games September lalu, kata Syarnubi, di atas Malaysia dan Thailand, meski Indonesia dikalahkan juga oleh Malaysia, sedangkan Filipina, Singapura dan Birma jauh di bawah Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus