Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Lari Cepat Pemain Kekar

Bertubuh besar dan bisa berlari cepat, pemain sepak bola Adama Traore pernah ditawari bermain olahraga American football. Pernah mandek di Barcelona, ia malah moncer bersama klub Liga Primer Inggris, Wolverhampton Wanderers, dan diincar klub-klub elite.

11 Januari 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Adama Traore Diarra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Berbadan kekar dan mampu berlari sangat cepat, pemain sepak bola Adama Traore pernah ditawari bermain olahraga American football.

  • Adama Traore adalah pemain ketiga yang mencetak tiga gol ke gawang Manchester City dalam semusim sejak tim itu ditangani Pep Guardiola.

  • Dibuang oleh Barcelona, karier Adama bersinar bersama Wolverhampton Wanderers dan dia diminati klub-klub besar.

ADAMA Traore membuat pelatih Pep Guardiola gondok. Selain berbadan kekar, pemuda 23 tahun itu mampu berlari sangat cepat. Traore menjadi faktor kunci bagi Wolverhampton Wanderers menaklukkan Manchester City. Dia bahkan melesakkan tiga gol ke gawang tim juara bertahan Liga Primer Inggris itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pep dan timnya tak berkutik menghadapi Wolverhampton dalam tiga pertemuan terakhir. City kalah 2-3 di final Premier League Asia Trophy, pertandingan pemanasan pramusim, pada Juli tahun lalu. Traore memborong semua gol saat timnya yang dijuluki The Wolves itu mengalahkan City 2-0 dalam pertemuan pertama mereka di Liga Primer pada 6 Oktober tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pertemuan kedua delapan pekan kemudian, Pep dan timnya kembali menelan kekalahan 2-3 setelah sempat unggul 2-0. Traore-lah yang membuka peluang kemenangan tim asuhan Nuno Espirito Santo itu setelah mencetak gol perdana dan menyumbangkan satu umpan berbuah gol kedua, yang dibuat Raul Jimenez. Gol Matt Doherty di ujung laga mengandaskan The Citizens.

Traore menjadi pemain ketiga yang berhasil mencetak tiga gol ke gawang City dalam semusim sejak tim itu ditangani Pep pada 2016. Dua pemain lain adalah penyerang Leicester City, Jamie Vardy, dan gelandang Chelsea, Eden Hazard, pada musim kompetisi 2016/2017.

Keterampilan dan kecepatan Traore membawa bola membuat Pep kagum. Sambil bercanda, Pep pernah menyebutkan satu-satunya cara untuk mengejar Traore adalah dengan menggunakan sepeda motor. “Sulit sekali, tak ada yang bisa mengimbangi kecepatannya,” kata Pep seperti dilaporkan Manchester Evening News.

Bertubuh besar tapi bisa berlari sangat cepat adalah keuntungan besar bagi Traore. Rekan setimnya di Wolverhampton, Roman Saiss, menyebut Traore seperti pemain sepak bola ala Amerika (American football), yang lebih keras daripada sepak bola. Menurut Saiss, Traore pernah mendapat tawaran bermain di Liga Football Amerika (NFL).

Traore mengakui tawaran itu datang dari pelatihnya di akademi sepak bola Barcelona. Toh, ia bergeming. Mimpinya adalah menjadi pemain sepak bola. Dia menganggap tawaran itu sebagai lelucon. “Aku tak pernah memikirkannya lagi. Karierku sebagai pemain sepak bola berjalan mulus,” ucap Traore seperti dilaporkan NBC Sports pada Rabu, 8 Januari lalu.

Sepak bola menjadi bagian hidup Traore sejak kecil. Anak kedua pasangan imigran asal Mali, Fatouma dan Baba Traore, itu lahir dan tumbuh di L’Hospitalet de Llobregat di selatan Kota Barcelona, yang kultur sepak bolanya sangat kuat. Mereka sekeluarga adalah fan klub Barcelona.

Bersama kakaknya, Moha, Traore belajar sepak bola di klub lokal. Kemampuan Traore meningkat lebih cepat dibanding sang kakak. Pada usia 8 tahun, ia mendapatkan apa yang diimpikan sebagian besar anak di Barcelona: tawaran masuk akademi klub Barcelona, La Masia de Can Planes. Di sinilah Traore mulai dijuluki “Usain Bolt” karena kecepatan berlarinya.

Bergabung dengan La Masia sejak 2004, Traore berhasil masuk tim Barcelona B pada 2013. Tim senior Barcelona hanya pernah sekali memainkan Traore. Merasa kariernya mentok di Barcelona, ia memutuskan hijrah ke Aston Villa pada 2015. Lagi-lagi kariernya tersendat dan dia langsung memutuskan hengkang ke Middlesbrough. Selama semusim di Villa, Traore cuma bermain 11 kali.

Karier Traore di Middlesbrough melejit. Dia pun menjadi idola para suporter The Boro. Selama dua musim Traore tampil sebanyak 61 kali dan membukukan 5 gol. Manajemen The Wolves berhasil membujuknya bergabung dua tahun lalu. Traore membukukan rekor transfer klub itu sebesar 18 juta pound sterling atau sekitar Rp 325 miliar. Namanya masuk nominasi pemain terbaik Liga Primer pada Desember 2019.

Kini Traore menjadi incaran sejumlah klub besar. The Wolves memasang banderol minimal 70 juta pound atau sekitar Rp 1,2 triliun. Liverpool juga mengincar Traore untuk memperkuat formasi timnya. Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho pun tertarik memboyong Traore buat memperkuat stok lini depan dan membantu penyerang Harry Kane.

Peminat terbesar datang dari kubu Manchester City. Pep Guardiola, seperti dilaporkan FourFourTwo, sudah kesengsem betul kepada Traore. City menjadi klub yang paling berani mengajukan tawaran harga paling mendekati permintaan manajemen The Wolves. Tapi dua klub besar La Liga Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, yang dulu “membuang” Traore, juga melakukan pendekatan.

Ukuran fisik dan kecepatan adalah ciri khas Traore. Perubahan besar tubuhnya terjadi selepas usia 16 tahun. Tak ada yang tahu pola latihan fisik Traore sehingga badannya bisa kekar. Roman Saiss mengatakan tak pernah melihat Traore berlatih angkat berat. Padahal dia dan rekan setim lain selalu berlatih bersama setiap hari di lapangan dan pusat kebugaran klub. “Bisa jadi dia punya ruang tersembunyi di rumahnya,” katanya.

Traore mengatakan memang tak pernah berlatih angkat berat khusus untuk membesarkan tubuhnya. Namun banyak yang tak mempercayainya. Dia menyebutkan ada kemungkinan faktor genetik membuat tubuhnya tumbuh lebih besar meski menjalani porsi latihan biasa seperti rekan setimnya. “Massa tubuhku bertambah sangat cepat,” ujarnya.

Kecepatan adalah andalan Traore sebagai pemain sayap. Dalam pertandingan, ia kerap berlari dengan kecepatan mencapai 35 kilometer per jam. Usain Bolt, sprinter asal Jamaika yang merupakan manusia tercepat di dunia, membukukan rekor berlari 44,72 kilometer per jam. Berbeda dengan Bolt yang cuma berfokus berlari, Traore melakukannya sambil menggiring bola atau menghindari ganjalan lawan.

Para pemain sepak bola elite biasanya memiliki akselerasi berlari yang tinggi. Mereka bisa melakukan perubahan gerakan atau arah dari posisi diam menjadi berlari dengan cepat. Meski demikian, dalam pertandingan, pemain bisa melakukan sprint sambil menggiring bola dalam jarak pendek yang berkisar 20-50 meter.

Nama Adama Traore masuk daftar pemain tercepat di Liga Inggris. Dia bahkan menjadi pemain tercepat versi video game FIFA 20. Tahun lalu, Traore juga berada di urutan teratas pemain dengan nilai kecepatan dan akselerasi tertinggi dalam game itu.

Menurut Traore, berlari cepat adalah kemampuan alami. Namun dia tak tahu berapa kecepatan maksimalnya dalam lintasan lari. Dia tak pernah mengukur kecepatan dan catatan waktu larinya di trek 100 meter.

Banyak yang memintanya mencoba mengukur kecepatan lari di lintasan 100 meter. Traore juga ingin mencoba, tapi terbentur padatnya jadwal latihan dan kompetisi. Berlari di trek, meski sekadar percobaan untuk mengetahui catatan waktu, membutuhkan persiapan khusus. “Sulit melakukannya ketika kompetisi berjalan,” kata mantan pemain tim nasional Spanyol U-21 itu.

Faktor risiko cedera juga membuat Traore tak menjajal berlari hingga mencapai kecepatan maksimal. Klub bakal rugi besar jika dia mengalami cedera parah hanya gara-gara mencoba adu cepat. Meski demikian, Traore juga penasaran apakah ada pemain yang bisa lebih cepat darinya dalam balap lari. “Aku paham kemampuanku dan bisa menggunakannya dengan baik,” ujarnya.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA (NBC SPORTS, TELEGRAPH, ONE FOOTBALL, GOAL, BIRMINGHAM LIVE)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gabriel Wahyu Titiyoga

Gabriel Wahyu Titiyoga

Alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini bergabung dengan Tempo sejak 2007. Menyelesaikan program magister di Universitas Federal Ural, Rusia, pada 2013. Penerima Anugerah Jurnalistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Mengikuti Moscow Young Leaders' Forum 2015 dan DAAD Germany: Sea and Ocean Press Tour Program 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus