SIAPA bakal tergusur dari Piala Master? Pertanyaan itu selalu mengapung di kalangan penggemar tenis seusai perhelatan ini digelar. Soalnya, sepanjang tahun depan, para petenis putra papan atas akan berlomba lagi mengumpulkan poin demi poin. Siapa yang jeblok prestasinya bakal terlempar dari ajang Piala Master, yang diadakan di ujung tahun. Kejuaraan ini memang amat eksklusif. Hanya petenis delapan besar dunia yang boleh bertanding.
Jangan heran jika perhelatan ini kurang ramah terhadap petenis tua yang staminanya sudah mulai surut. Pun bagi Andre Agassi, yang kini berusia 33 tahun. Dia mesti tahu diri. Diramalkan, tahun depan Agassi tak akan muncul lagi dalam Piala Master. Kendati sekarang peringkatnya cukup tinggi, nomor dua di bawah Lleyton Hewitt dari Australia, dia diragukan mampu tampil baik di berbagai turnamen mendatang untuk menambang angka.
Sejak Piala Master digelar 12 tahun lalu, petenis plontos ini hampir tak pernah absen. Namun hanya sekali, pada 1990, dia mencicipi gelar juara. Yang menjadi raja ajang ini adalah Pete Sampras. Dia sudah lima kali menjuarai Piala Master. Tapi, dalam dua tahun terakhir, Pete Sampras harus puas hanya menjadi penonton.
Carlos Moya pun diramalkan bernasib seperti Sampras pada tahun depan. Kendati usianya baru 27 tahun, prestasi petenis Spanyol ini seperti timbangan, naik-turun. Dalam lima tahun terakhir, dia hanya dua kali masuk dalam jajaran delapan pendekar tenis. Kini dia masih berada di peringkat keempat, tapi diramalkan prestasinya bakal melorot lagi tahun depan.
Lalu siapa pengganti mereka? Petenis muda asal Amerika Serikat, Andy Roddick, menjadi salah satu calonnya. Sejak masuk tenis profesional tiga tahun lalu, prestasi Roddick terus melaju. Bahkan, pertengahan tahun ini, petenis 20 tahun itu sempat menempati peringkat kesembilan dunia. Dalam dua tahun terakhir, dia sudah mengumpulkan lima gelar juara di turnamen kelas tiga.
Petenis muda lainnya—yang berada di lingkaran 20 besar dunia—tidak bisa disepelekan. Mereka akan terus berlomba mengumpulkan angka untuk merangsek ke Piala Master. Paradorn Srichaphan dari Thailand pun pantas diperhitungkan. Pada usianya yang masih 23 tahun, dia sudah masuk dalam jajaran 16 besar dunia. Karena itu, "Dia patut dinominasikan," kata pengamat tenis Benny Mailili.
Pergeseran boleh terjadi. Hanya, Benny masih yakin, Lleyton Hewitt akan tetap menjadi raja tahun depan. Dua kali menjuarai Piala Master memang belum cukup. Dia pasti iri terhadap prestasi yang pernah dicapai Pete Sampras.
AR
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini