SUCIPTO Suntoro tiba-tiba muncul di lobi Merlin Hotel. Di lantai hotel ini Panitia Penyelenggara berkantor. Di sini pula team Hongkong Muangthai dan Malaysia bermalam selama turnamen Grup I Asia berlangsung. Juga sebagian besar suporter dan penggemar bola dari Indonesia. Kehadiran bekas kapten kesebelasan Nasional Indonesia itu tepat sekali waktunya: di saat Indonesia telah dikalahkan Hongkong 1-4 dan ditahan Malaysia 0-0. Turnamennya yang sedang berlangsung dari 27 Pebruari itu sedang menantikan pertandingan yang ke-8 antara Indonesia dan Mungthai 7 Maret 1977. Ketika itu kedudukan masing-masing team makin menentukan: Hongkong dan Singapura memperoleh angka kemenangan 5, Malaysia 3 dan Indonesia 1. Muangthai, tanpa angka kemenangan kalah terus dalam 3 pertandingan - sudah dipastikan masuk kotak. Sementara harapan Indonesia untuk menentukan nasib, tergantung pada kemampuan anak-anak PSSI itu sendiri. Dapatkah mereka mengalahkan Muangthai dan Singapura dalam dua pertandingan berikutnya, untuk mencetak angka kemenangan 5? Tapi itu belum cukup. Mengingat angka kemenangan yang sama akan ditentukan oleh perbedaan gol (memasukkan dan kemasukan), maka menurut perhitungan, Indonesia paling kurang harus mengalahkan Muangthai 4, dan Singapura 3-0. Sebab sebegitu jauh dalam 3 kali pertandingan Hongkong telah mengumpulkan perbedaan gol: 8 memasukkan dan 4 kemasukan = +4 Singapura dalam 3 kali pertandingan: 5 - 2 = +3 dan Malaysia dalam 3 kali pertandingan: 6 - 4 = +2. Dengan demikian Indonesia yang telah memainkan 2 kali pertandingan: 14 = -3, harus mencetak 7 gol. Artinya: 7 - 3 = +4, jadi unggul 1 gol dari Malaysia. Akan halnya Malaysia, setelah dikalahkan Singapura 0-1, nampaknya ia kurang bergairah lagi. Lebih-lebih secara terbuka pelatih Malaysia, Kuppan, terang-terangan menuduh wasit Toshio Asami dari Jepang telah 'merampas' peluang gelar juara dari Malaysia dengan memberi tendangan penalti kepada Singapura Di samping itu, pelatih Hongkong, van Balkom, juga membuka kartu bahwa ia lebih senang kalau Indonesia yang masuk final. "Paling tidak kita akan tahan Malaysia kalau tidak bisa mengalahkannya", ujar Balkom pada Suporter Indonesia. Lawan Singapura, Balkom meyakinkan, Indonesia bisa mengalahkan 3-0. Bukan main! Gelang Isteri Itulah sebabnya kehadiran si Gareng - panggilan intim buat Sucipto - mengobarkan lagi harapan Indonesia yang hampir padam. Ia lantas dikerumuni suporter Indonesia yang ingin mengetahui, sekiranya ada resep menjawab untuk menembus jalan keluar ke final. Tapi belum sempat ia menjawab, seorang wartawan dari Indonesia nyeletuk bertanya: Siapakah yang mensponsori kedatangannya di Singapura? "Demi . . . . ." kata Gareng dengan wajah serius, "sekalipun saya harus menjual gelang isteri saya untuk ongkos, asal saja saya bisa melihat Indonesia di final saya sudah senang". Memang untuk ikut menemukan jalan ke final itulah Cipto datang ke Kota Singa. Bahkan hubungannya yang telah putus dengan TD Pardede, Chef de Mission Team Nasional ke Singapura, ia perbaiki kembali. Konon setelah Indonesia grogi ia menulis surat kepada Pardede, mengajukan jasa-baiknya untuk menolong PSSI. Di mata Cipto, PSSI hanya bisa ditolong dengan cara inkonvensionil. Dan kebetulan sekali kapten kesebelasan Muangthai, Niwat Sesaswadi, teman baik seangkatannya. "Pardede sendiri sebagai Chef de Mission rela habis-habisan", kata Cipto pada TEMPO, "berapa saja dia berani bayar, asal ia pulang tidak membawa malu". Dengan dukungan Pardede itu Cipto mulai mempraktekkan 'diplomasi'nya. Meskipun menurut beberapa peninjau dari Indonesia, Muangthai tidak mudah melepaskan pertandingan terakhir, karena bagaimana pun juga itu kesempatan satu-satunya yang tersisa untuk membela harga diri mereka. Tapi toh sehari menjelang pertandingan Indonesia - Muangthai, berseliweran juga berita suksesnya mission impossible atau misi mustahilnya Sucipto. Putusannya dicalai 6 Maret malam di Hilton Hotel, tempat Pardede menginap (konon Cipto juga tinggal di sana). Meskipun tersiar juga sas-sus bahwa team manager Muangthai sebenarnya tidak setuju, tapi para pemainnya dapat menerima. Sebab menang atau kalah berapa pun bagi Muangthai jalan ke final sudah tertutup. DALAM suatu turnamen, permainan serupa itu bukan hal yang janggal. Kontak di luar lapangan sering melahirkan kompromi yang menguntungkan kedua belah pihak Indikasi akan berhasilnya misi Sucipto dapat dicek dengan penggemar sepakbola Indonesia yang suka bertaruh. Mereka ramai-ramai berbalik memberi voor 2 kepada Muangthai. Padahal tadinya Indonesia pihak yang diberi sampai 1. "Saya sendiri menjadi yakin setelah Cipto membentangkan seluruh misi yang telah dia lakukan", kata seorang petaruh. "Saya berani selon (habis-habisan) dengan seluruh kemenangan yang sebelumnya saya kantongi", kata yang lain lagi. Cerita lakon Cipto itu tidak berhenti di situ. Pada malam buta 6 Maret itu juga Cipto bertamu ke kubu PSSI di Chequers Hotel. Ia menemui Benny Mulyono, Deputi Team Manager Indonesia. Dan menyampaikan hasil misinya dengan pihak Muangthai. Benny yang mengurus soal-soal logistik dan keuangan team, tentu saja menyambut gembira setiap usaha menuju final. Tapi ia cukup waspada. Berfikir dua kali tentang soal imbalan, Benny hanya mengajukan komitmen kata-kata. "Boleh saja diatur pendeknya kalau 4-0 beres deh", ujarnya. Sore hari menjelang pertandingan, bisik-bisik kemungkinan Indonesia mengalahkan Muangthai 4-0 meningkat menjadi pembicaraan yang lebin terbuka. "Menurut ilmu sepakbola kans Indonesia untuk menginjak final cuma 10 persen", kata Joko Sutopo, bekas Ketua Persebaya, yang juga bermalam di Merlin Hotel. Tapi lanjutnya: "Dengan ilmu setan kans PSSI menang 90 persen. Hayo, percaya tidak?" Ia lantas menjawab sendiri: "Itu'kan tidak baik". Baik atau buruk Indonesia harus menang 4-0 atas Muangthai. Pertandingan yang dipimpin wasit Alex Vaz dari India itu memang mendebarkan. Muangthai dalam beberapa adegan di muka gawang sendiri pada menit-menit awal memang kelihatan lemah. Tapi lebih lemah lagi penyelesaian ke-4 penyerang Indonesia: Waskito, Hartono, Risdianto dan Lala. Sistum 4-2-4 yang memberatkan penyerangan ini tidak berhasil memanfaatkan lobang-lobang pertahanan Muangthai. Waskito menyia-nyiakan dua kali peluang emas. Risdianto tanpa Iswadi (diistirahatkan) kurang diimbangi kerjasama. Dua puluh lima menit babak pertama seolah-olah sepak-terjang Niwat dan kawan-kawan berlangsung sesuai dengan 'aturan permainan' yang telah disetujui bersama. Tapi setelah itu mereka berbalik. Dalam 8 menit gawang Ronny Pasla kebobolan 3 gol, antara lain 1 dari tendangan penalti, gara-gara main kasarnya Oyong Liza. Ketika gol pertama terjadi, di kursi cadangan Indonesia nampak Benny Mulyono menutup mukanya dengan kedua tangannya. Seolah dia tidak percaya lagi pada kedua matanya. "Kapan Pak Benny pernah menutup muka dengan kedua tangannya sewaktu terjadi gol di gawang Ronny", kata Sinyo Aliandu, asisten pelatih PSSI, sambil mendramatisir gerak-gerik Benny pada saat itu. Lalu tambah Sinyo: "Pak Benny masih sempat membalikkan muka dengan kalem ke arah tribun". Untuk apa? "Menengok reaksi Pardede tentunya", katanya sambil tertawa cekikikan. "Masakan anda tidak kenal siapa si Gareng itu". Lepas pertandingan Indonesia-Muangthai 2-3 tamatlah riwayat PSSI dalam Grup I Asia. Malam itu di Fraser Street, tidak jauh dari Merlin Hotel Sucipto bersama isteri nampak mencari makan di kedai pinggir jalan. "Apa yang mesti ditolong", katanya pada TEMPO, "diberi kesempatan masih tidak mampu bikin gol". Mungkin Cipto lupa bahwa 'perjanjian' yang disepakati antara Cipto dan Niwat hanya menyangkut membuka 'kesempatan membikin gol' pada 25 menit pertama bagi Indonesia. Tapi itu tidak berarti membatasi usaha Niwat dan kawan-kawan untuk menciptakan gol sebanyak-banyaknya. Kasihan. (27 Pebruari s/d 12 Maret 1977). 27 - 2 - '77 Singapura - Thailand 2 - 0 5 - 3 - '77 Thailand -- Hongkong 1 - 2 28 - 2 - '77 Hongkong - Indonesia 4 - 1 6 - 3 - '77 Singapura - Malaysia 1 - O 1 - 3 - '77 Malaysia -- Thailand 6 - 4 7 - 3 - '77 Thailand - Indonesia 3 - 2 2 - 3 - '77 Hongkong - Singapura 2 - 2 8 - 3 - '77 Malaysia - Hongkong 1 - 1 3 - 3 - '77 Indonesia - Malaysia 0 - 0 9 - 3 - '77 Indonesia - singapura 4 - 0 Urutan Kedudukan: Main Menang Seri Kalah Selisih gol Angka =============================================================== 1. Hongkong 4 2 209 - 5 6 2. Singapura 4 2 119 - 6 5 3. Malaysia 4 1 217 - 6 4 4. Indonesia 4 1 127 - 7 3 5. Thaiiuld 1 1 039 - 12 2 12 Maret 1977 - Final: Hongkong -- Singapura 1 - 0.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini