Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Piala itu ke Jayapura lagi

Mandala juara, piala itu ke jayapura. cerita tentang keadaan beberapa klub finalis & beberapa harapan. (or)

9 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARAPAN masyarakat Irian Jaya terkabul. Piala Soeharto, kini lambang supremasi antar klub, kembali ke provinsi itu. Klub Mandala berhasil pekan lalu mempertahankan prestasi pendahulunya, bond Persipura, dari Jayapura. Mereka menundukkan klub Beringin Putra dari Ujungpandang dalam final tak berimbang (4-0) di stadion utama Senayan, Jakarta. "Dari semula kami sudah yakin Piala Soeharto akan kembali ke Irian Jaya," kata Godlief Pieter, Sekretaris Komda PSI Irian Jaya. Persipura semula merebutnya dari Kejuaraan 5 Besar PSSI, 1976. Prestasi Mandala memang tak mengagetkan. Klub ini hampir sama dengan Persipura yang menjuarai turnamen 12 Besar PSSI di Semarang, November lalu. "Cuma 3 pemain Persipura yang tak ikut memperkuat," lanjut Pieter. "Karena mereka bukan anggota Mandala. " Untuk Kejuaraan Nasional Antar Klub 1, menurut Pieter, mereka mempersiapkan diri selama 5 bulan. Tentang periuk nasi pemain? "Hidup mereka terjamin," jawab Gubernur Irian Jaya, Soetran. Para pemain Mandala umumnya karyawan pemerintah daerah. Bagi pemain yang masih bersekolah, Soetran menyokong dengan bea siswa. Cukup layak untuk bujangan. "Cuma sekarang karena inflasi," tambahnya, jumlah bantuan itu akan ditinjau kembali. Langkah pembinaan Mandala ini diterapkan pula oleh Beringin Putra maupun Palu Putra. Pemain mereka, juga rata-rata adalah anggota Korpri, tak memusingkan untuk biaya hidup sehari-hari. "Faktor non-teknis, seperti unsur kesejahteraan, tak mungkin diabaikan," kata manajer tim Palu Putra, Drs. H. Kisman Abdullah. Palu Putra menempati urutan ketiga di belakang Mandala dan Beringin Putra. Tak semua klub dari 26 peserta kejuaraan ini terjamin keuangannya. Banyak di antara mereka hidup dari dana tak tetap. Tak heran bila yang muncul di perempat final adalah klub yang berfinansial baik seperti Jayakarta dari Jakarta, TCS Semarang dan Pertamina II Plaju. Sekali ini daerah yang tak mengirimkan wakil adalah Bali, NTT, NTB, Maluku dan Timor Timur. Mengapa? "Kompetisi di daerah tersebut belum selesai," ungkap Subronto dari Panitia Pertandingan. Ia menambahkan bahwa hambatan ini selain oleh ketiadaan biaya, juga dipengaruhi oleh faktor alam. "Bagaimana di NTB orang mau bicara kompetisi kalau Lombok terserang gempa." Mutu permainan? Tak banyak bakat baru menonjol terlihat. Barangkali yang memberi harapan antara lain Mettu Duaramury, pemain lapangan tengah Mandala, Haryanto, kiper TCS Semarang, Indrajaya dari Palu Putra dan Jayadi dari Jayakarta. Tak aneh jika tawaran dari berbagai perkumpulan Galatama tak begitu santer. Klub NIAC Mitra, misalnya, dikabarkan cuma membidik Syamsuddin Umar dari Beringin Putra. Keinginan untuk masuk Galatama kelihatan juga tak terlalu deras. "Fasilitas yang kami berikan pada mereka rasanya tak kurang dari Galatama," kata manajer tim Mandala, Elias Paprindey. Anak asuhannya membenarkan itu. Dari Beringin Putra juga terdengar janji untuk memberikan perhatian lebih bagi pemain mereka yang berprestasi. "Gubernur Sul-Sel (Andi Oddang red) telah menjanjikan fasilitas perumahan buat mereka," ungkap Ariantomo Andi Lolo, manajer tim Beringin Putra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus