Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senin pekan lalu, saat Floyd Mayweather Junior berlatih di sasananya di Las Vegas, Amerika Serikat, pundi-pundinya bertambah gemuk US$ 50 juta atau sekitar Rp 648,5 miliar. Uang itu merupakan persekot dari pertandingannya melawan Manny Pacquiao, yang akan digelar pada Sabtu, 2 Mei-Ahad pagi waktu Indonesia dan disiarkan TV One-di kota tempat tinggalnya.
Total jenderal, petinju Amerika Serikat itu akan menerima sekitar US$ 150 juta atau sekitar Rp 1,94 triliun. Ini bayaran terbesar di cabang olahraga apa pun. Angka tersebut mengukuhkan posisinya sebagai atlet terkaya di kolong langit, melebihi pendapatan Cristiano Ronaldo, pesepak bola terbaik dunia, yang bayaran per tahunnya sekitar Rp 1 triliun.
Namun bukan fulus yang membuat pertarungan melawan Pacquiao itu dijuluki "Fight of the Century". Bukan pula pertaruhan sabuk kelas welter, 63,5-66,6 kilogram-Mayweather menyandang juara dunia versi Badan Tinju Dunia, WBC, dan Pacquiao dari Organisasi Tinju Dunia, WBO. Laga ini mempertemukan dua atlet adu jotos terbaik pada dua dekade terakhir. Mungkin yang terbesar setelah era Muhammad Ali dan Joe Frazier pada 1970-an.
Wacana mempertemukan keduanya berlangsung sejak enam tahun lalu. Hambatannya ada saja, dari masalah pembagian uang sampai tudingan Pacquiao menenggak obat pemacu, yang dilontarkan kubu Mayweather. "Sebelumnya, saya tidak berpikir pertandingan ini bakal sedahsyat ini," ujar Mayweather, 38 tahun, seperti ditulis LA Times. "Tapi saya tumbuh semakin besar di dalam dan luar ring, dia juga makin bersinar di luar ring. Jadi waktu yang tepat memang sekarang."
Petinju berjulukan Money itu-mengacu pada masifnya pendapatan dan kegemarannya pamer kekayaan-merupakan petinju antarkelas terbaik alias pound-for-pound. Dia juga satu-satunya petinju profesional elite yang tak terkalahkan, 47 pertandingan dengan 26 kemenangan knockout-rekor dunia dipegang Rocky Marciano, juara dunia kelas berat 1952-1956, dengan 49 kemenangan. "Pacquiao akan jadi yang ke-48," ujar Mayweather, yang mengklaim lebih hebat daripada Muhammad Ali.
Tak ada yang berubah pada hari-hari si raja duit menjelang pertarungan akbar tersebut. Dia terus mengasah kepalan di sasana pribadinya di Las Vegas. Seperti ditulis situs Sports World News, latihannya tetap terbuka untuk publik. Satu-satunya perubahan adalah pelatihnya mendatangkan lawan latih-tanding kidal-sama seperti Pacquiao-di antaranya, Zab Judah, mantan juara dunia kelas welter.
Judah, 37 tahun, naik ring melawan Mayweather sembilan tahun lalu. Meski kalah angka, dia sempat membuat Mayweather-yang sepanjang karier profesionalnya tidak pernah knockout-terhuyung. "Sepertinya Floyd masih dendam," kata Jeff Mayweather, paman sekaligus asisten pelatih Money. "Dia menghajarnya bertubi-tubi sampai Judah tidak berani melepas pukulan." Judah meninggalkan sasana dengan mata bengkak.
Kabar itu memberi gambaran lain dari Mayweather-yang di pertandingan nanti akan menggunakan pelindung gusi berlapis permata, emas, dan selembar 100 dolar Amerika. Sejak naik ring profesional pada 1996, dia merupakan defensive boxer sejati. Dia bertarung dengan badan menghadap kanan, sehingga menyisakan ruang tembak ekstra sempit bagi lawan. Kunci pertahanannya ada di gerak tubuh bagian atas yang super liat, disokong footwork ciamik yang membuat serangan lawan makan angin. Paling banter kena blok. Itu sebabnya dia juga dijuluki Pretty Boy karena sangat jarang petinju tetap kelimis pada akhir laga. Saat lawan melontarkan tinju, dia membalas dengan pukulan yang cepat dan akurat. Ketepatan pukulannya hampir selalu di atas 50 persen, paling tinggi di antara petinju elite.
Namun hantaman keras seperti yang diceritakan sang paman bukan gaya Mayweather. Bogem terkuatnya straight kanan, hanya keluar sesekali. Dia terakhir memukul jatuh lawan saat melayani Victor Ortiz, empat tahun lalu. Itu pun karena petarung Meksiko tersebut tak menyadari pertandingan sudah berjalan setelah wasit memberinya sanksi karena membenturkan kepala.
"Floyd berubah jadi seperti monster yang menghabiskan semua yang ada di depannya," ujar Jeff. Dia mengatakan para lawan sparring keponakannya datang dengan tekad memberi pelajaran buat Mayweather. "Tapi malah mereka yang babak-belur."
"BAKIT ba kayo ang tense," ujar Manny Pacquiao kepada seorang rekannya, seperti ditulis situs berita Filipina, PhilStar. "Kenapa kamu begitu tegang?" Petinju Filipina itu menggunakan bahasa Tagalog-dengan aksen yang dianggap rendahan oleh warga Filipina berpendidikan.
Temannya resah karena Pacquiao tidak diunggulkan. Pasar taruhan menempatkannya sebagai underdog. Selain akibat kedigdayaan Mayweather, dia kalah fisik. Dengan tinggi 1,69 meter, Pacquiao minus 4 sentimeter daripada lawannya. Dia juga defisit dari segi jangkauan, yaitu 1,7 meter, sementara tinju Mayweather mampu mengenai lawan yang berada 1,83 meter di depannya.
"Rileks. Saya senang jadi orang yang tidak diunggulkan," kata Pacquiao, 36 tahun. Terakhir pasar taruhan menempatkan dia sebagai underdog adalah tujuh tahun lalu, saat dia menantang Oscar De La Hoya. Petinju legendaris itu juga unggul fisik. Tingginya 1,79 meter dengan jangkauan 1,85 meter. Namun De La Hoya menyerah di ronde kedelapan, setelah-meminjam kata-kata analis tinju HBO, Larry Merchant-Pacquiao memorakporandakan wajahnya yang ganteng.
Ketenangan menjadi bagian dari hari-hari Pacman-julukan Pacquiao, mengacu pada rekornya yang melahap lawan satu per satu-sekarang ini. Bubar sudah kerumunan penggemar dan wartawan saat dia berlatih di Wild Card Gym di Los Angeles. Senator Filipina itu tidak lagi tidur ramai-ramai-kadang sampai bertujuh-di kamarnya. Pelatih Freddie Roach memintanya menyepi supaya bisa lebih berkonsentrasi. "Jujur saja, hasilnya lebih bagus," kata Roach, 55 tahun. "Seharusnya dari dulu saya lakukan ini."
Satu menu latihan Pacquiao, seperti ditulis LA Times, adalah sparring 12 ronde hanya dengan tangan kiri, untuk mengasah bogem andalannya. Pada Maret 2005, setelah Pacquiao kalah angka atas Erik Morales, Roach minta maaf karena kurang melatih tangan kanannya. Pada pertandingan berikutnya, enam bulan kemudian, Pacman mengempaskan Hector Velasquez di ronde keenam setelah kombinasi pukulan kanan-kiri. Pada 2008, dia mendaratkan jab kanan di dagu David Diaz dan membuatnya roboh seperti pohon tumbang. "Manny keseringan menggunakan tangan kanannya, saya harus mengembalikan gaya alaminya," ujar Roach.
Pekerjaan rumah lain adalah mengembalikan "insting pembunuh" Pacman. "Dia harus lebih kejam dan agresif, itu satu-satunya cara menang melawan Mayweather," kata Roach. Ini yang membuat Roach kelimpungan. Belakangan, Pacquiao-penganut Kristen Injili-semakin saleh. Dia kerap mengutip ayat-ayat Alkitab yang menentang kekerasan dan mengasihi sesama.
Seperti ditulis New York Magazine, saat Roach menginstruksikan menghabisi Mayweather, Pacquiao menjawab, "Mari bertanding saja dan biarkan Tuhan menentukan pemenangnya." Sang pelatih cuma bisa bilang, "Manny, Tuhan tidak peduli siapa yang menang. Dia punya urusan yang jauh lebih besar."
Reza Maulana
Floyd Mayweather Junior
Julukan: Money, Pretty Boy
Kebangsaan: Amerika Serikat
Tempat dan tanggal lahir: Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, 24 Februari 1977
Kuda-kuda: Ortodoks (kanan)
Kelas: Welter
Tinggi: 1,73 meter
Jangkauan: 1,83 meter
Pelatih: Floyd Mayweather
Prestasi: Juara dunia di lima kelas
Sabuk: Juara dunia kelas welter versi WBC, Super WBC, Super WBA
Rekor: 47 kali menang (26 KO), 0 kalah, 0 seri
Emmanuel Dapidran Pacquiao
Julukan: Pacman
Kebangsaan: Filipina
Tempat dan tanggal lahir: Kibawe, Filipina, 17 Desember 1978
Kuda-kuda: Southpaw (kidal)
Kelas: Welter
Tinggi: 1,69 meter
Jangkauan: 1,7 meter
Pelatih: Freddie Roach
Prestasi: Satu-satunya peraih gelar juara dunia di delapan kelas
Sabuk: Juara dunia kelas welter versi WBO
Rekor: 57 kali menang (38 KO), 5 kali kalah (3 KO), 2 kali seri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo