SEPINTAS lalu pengurus inti PSSI periode 1977-19XI lebih-kurang
adalah badan pengurus Persija yang berkuasa sekarang. Acub
Zaenal, Ketua Bidang Teknik Persija kini memegang lendali Ketua
Bidang Pembinaan Tim asional PSSI. Sedang Frans Hutasoit. Ketua
Komisi Teknik Persija, menangani Ketua Bidang Kompetisi dan
Pertandingan PSSI. Suparyo Poncowinoto, Ketua Bidang Pembinaan
Persija, beralih ke iabatan Ketua Bidan Oranisasi.
Maulwi Saelan, anggota Komisi Teknik Persija, ditarik menjadi
Sekretaris Umum PSSI.
Satu-satunya pengurus PSSI dari ex-pengurus periode Bardosono,
cuma R. Sumantri, yang sehari-harinya menjabat Direktur Gelora
Senayan.
Komposisi kepengurusan PSSI tersebut kabarnya lahir setelah
ketiga formatur, Ali Sadikin, Solihin GP dan Wahab Abdi
berunding selama dua jam, Rabu petang tanggal 24 Agustus di
kediaman Ali Sadikin Jalan Borobudur. Meskipun tersembul pula
komentar yang mengatakan bahwa sesungguhnya munculnya
tokoh-tokoh Persija tersebut telah dipersiapkan sejak dua tahun
yang lalu sewaktu kemelut pertama melanda kepengurusan
Bardosono. Tentu oleh oposisi Bardosono yang tak kurang pula
memiliki konsep meningkatkan persepakbolaan nasional.
Namun dalam komposisi kepengurusan Ali Sadikin itu terdapat
sedikit kejanggalan. Orang bertanya, mengapa bukan Hutasoit yang
ditempatkan di Bidang Pembinaan Tim Nasional bukankah dia lebih
berpengalalnan dari Acub dalam soal pembinaan tim? Tapi mungkin
sekali para formatur menilai sukses Acub dengan tim Irian Jaya
menempatkan dia lebih dekat kepada tim nasional ketimbang
Hutasoit yang lebih berbobot sebaai tokoh klub Jayakarta.
Tapi apapun alasan para formatur menempatkan mutasoit sebagai
Ketua Bidang Kompetisi, kedudukan ini tentu merikuhkan yang
bersangkutan. Hutasoit sendiri tak banyak memberi komentar.
"Semula saya dengar, saya tidak diikut-sertakan," katanya,
"karena Pak Ali minta saya mengurus di bawah saja." Tapi
ternyata dia menarik Hutasoit ke atas. Dan tentu saja dia harus
loyal kepada bekas atasannya, meskipun mungkin dalam hatinya dia
lebih senang berkecimpung di jabatan yang diberikan kepada Acub
Zaenal atau mencurahkan keringatnya di Persija dan Jayakarta.
Diboyongnya 4 tokoh pengurus Persija ke tingkat PSSI,
menimbulkan pula masalah organisasi bagi yang ditinggalkan. Ini
terpantul dari komentar Urip Widodo, Ketua Umum Persija: '-Saya
sedih, tapi rela demi kepentingan nasional." Urip kemudian
mengatakan kepada TEMPO, bahwa "ompongnya pengurus Persija
merupakan tantangan untuk mengadakan scouting pengurus di
kalangan muda". Hari-hari ini suhu di tubuh kepengurusan Persija
meningkat panas. Tanggungjawab keuangan hasil pertandingan
"Piala Bang Ali" dua bulan yang lalu, yang meliputi jumlah
sekitar 22 juta rupiah masih terkatung-katung.
Di kalangan penggemar bola, "promosi" beberapa pengurus Persija
ke tingkat PSSI, dikomentari sebagai taktik Ali, Sadikin untuk
menguasai persepakbolaan nasional. Maklum lakarta adalah
basisnya. Dengan merangkul jagojago Persija friksi di antara
pengurus PSSI dan Persija sebagaimana yang lazim terjadi pada
masa lalu hendak dihindarkan. Situasi ini sekaligus diharapkan
bisa merangsang tumbuhnya iklim baru dalam persepakbolaan di
Ibukota.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini