Marinir Suyono, manusia pertama yang berenang antara Jawa dan Madura. Diusulkan masuk ke dalam Guinness Book of Record. BERENANG di Pantai Pasirputih, Situbondo, saat matahari pagi mulai menghangat, boleh Anda coba. Itu sehat dan perlu, apalagi ini kan Visit Indonesia Year. Tapi, kalau dari Pasirputih berenang-renang sampai ke Pantai Camplon di Madura -- berjarak sekitar 80 kilometer -- dan pakai acara berenang malam di laut, serahkan saja urusan gawat itu pada Sersan Satu Marinir F.H.A. Suyono. Anggota Batalyon Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir Karangpilang Surabaya ini sanggup berenang 43 jam empat menit dan 34 detik untuk sampai di pantai Kota Sampang di pulau garam Madura. Dan nama bapak empat anak asal Ngawi berusia 43 tahun ini akan diusulkan masuk Guinness Book of Record. Suyono berdiri di Pasirputih persis pukul 06.15 hari Selasa pekan lalu. Memakai peralatan berupa fin, masker, dan snorkel, juara renang Surabaya-Mojokerto menyusuri Kali Brantas sejauh 60 kilometer ini kelihatan segar. Enam butir kuning telur ayam baru saja disantapnya. Jamu? "Sama sekali tidak," katanya tegas. Ia sudah siap lahir batin. Serbuk anti-hiu sudah dibawa, juga flair untuk membuat kembang api tanda bahaya. Selama berenang, Suyono dikawal 20 perenang dari Korps Marinir Taifib yang dibawa dengan empat buah perahu karet, dua di kiri dan dua di kanan. Juara pertama lomba menyeberangi Selat Madura berjarak tiga setengah kilometer pada tahun 1978 ini masih dikawal dua perenang di siang hari dan empat perenang di malam hari, yang bergantian setiap jam. Dengan bendera merah dan lampu senter tiga volt, perahu-perahu karet tadi memandu perjalanan Suyono. Di udara, heli jenis Bell dari Satuan Udara Armada Juanda juga dikerahkan mengawal perjalanan menuju Guinness Book of Record ini. Tantangan paling berat adalah ombak besar dan arus laut. Arus laut yang mencapai kecepatan 2 knot atau sekitar 4 kilometer per jam menyeret pria 160 cm dengan berat hanya 47 kilogram itu ke utara. Arus laut ini melebihi kecepatan renang Suyono yang hanya 1,6 knot. Ombak juga datang bergulung-gulung, kadang tingginya mencapai dua meter. "Padahal, pasang surut air, arus laut, dan arah angin sudah kita hitung, tapi alam memang sering berubah," cerita Suyono pada TEMPO di rumah tempatnya menumpang di Karangpilang, Senin pekan ini. Ular laut dan ubur-ubur juga bisa jadi gangguan. Ubur-ubur yang putih transparan seperti agar-agar itu sangat gatal di kulit Suyono. Ular laut berbentuk pipih berwarna putih dua kali didapati Suyono. "Ular itu jumpalitan di depan saya. Untung, tak mengganggu," kata pembina fisik tim Search and Rescue di Margoredjo Indah Sport Club itu. Perjumpaannya dengan lumba-lumba mengenaskan. Ikan lumba-lumba itu ikut mengawal Suyono. "Saya lihat ada kail menancap di mulutnya, saya ingin menolong tapi saya ingat harus konsentrasi berenang," kata pelatih renang senior di Yon Taifib itu. Selama perjalanan, Suyono sempat istirahat dengan telentang selama dua menit. Bahkan, ia bisa tidur dengan mengambang selama tujuh menit di air. "Saya tidak gelagapan karena pakai masker," ujar anggota Marinir yang pernah berenang tiga hari tiga malam dalam sebuah operasi militer khusus di tahun 1975 ini. Kalau lapar, ia tinggal memberi kode dan rekan-rekannya memberinya roti yang diolesi selai. Ia menghabiskan air putih sembilan botol berukuran 500 mililiter. Seharusnya, jarak yang ditempuh adalah 82,25 km. Tapi, karena arus laut yang kuat, Suyono harus menempuh 110 kilometer untuk tiba di Camplong. Kalau menurut jadwal, Suyono diperkirakan sampai Rabu sore. Anak dan istrinya sudah diboyong ke sana. Namun, ia baru tiba Kamis dini hari, sekitar pukul 01.15. Suyono, yang mengenakan celana renang dan singlet cokelat, mendarat 800 meter lebih jauh dari sasaran. Rekor Guinness pecah? Menurut Sutadi dari Museum Rekor Indonesia, memang terjadi pemecahan rekor dunia. Matthew Webb dari Inggris berenang menyeberangi Selat Dover di Inggris sampai Calais Sand di Prancis pada 1875, mulai pukul 12.56 sampai 10.41 esok harinya. Jarak yang ditempuh Webb, konon, 39 kilometer lebih pendek dari Suyono. Di dalam negeri, pada Agustus 1983, tiga perenang klub Primus Surabaya menyeberangi Selat Sunda dari Pasirpanjang ke Merak sejauh 33 kilometer selama 12 jam 25 menit. Pada 1985, 10 pemuda-pemudi dari Rinjani Diving Club berenang 26 km selama 9,5 jam melintas Selat Alas antara Lombok dan Sumbawa. Rekor Suyono memang lebih baik. Imam Marsudi dan Kristantono dari Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Surabaya, yang ikut mengawasi Suyono, mengatakan rekor Suyono sah karena tak sedetik pun ia berpegang pada benda apa pun. "Tetapi seharusnya ada catatan medis, apakah Suyono pakai doping atau tidak. Namun, saya yakin Suyono tak pakai doping," kata Imam Marsudi. Sementara rekornya diperjuangkan masuk Guinness Book, Senin pekan ini Suyono sudah kembali berdinas. Toriq Hadad dan Kelik M. Nugroho
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini