Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Rekor Nasional Lompat Tinggi

I ketut gde widiana, atlet, 18, berhasil memecahkan rekor nasional lompat tinggi dalam kejuaraan atletik se-bali. Ia menumbangkan rekor nasional suwignyo. (or)

12 Mei 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HANYA dalam tempo sebulan I Ketut Gde Widiana berhasil melangkahi dua rekor nasional lompat tinggi. Ini jarang terjadi. Dalam kejuaraan atletik se-Bali, I April, dia melayang di atas mistar 2 meter,menumbangkan rekor nasional Soewignyo(1,99 m) yang sudah bertahan tiga tahun.Kemudian, dalam kejuaraan pelajar ASEAN di Muangthai 29 April, anak Tabanan yang berusia 18 tahun itu meliuk bagaikan Hanoman, menyeberangi mistar 2,01 m. Dia juara sekaligus menyumbangkan rekor baru untuk Indonesla. Sekalipun begitu, prestasi pelajar kelas 11 SMA itu kurang bergema. Debut internasionalnya yang pertama itu tenggelam oleh berita-berita persiapan Piala Thomas. Dia hanya muncul dalam surat pembaca mingguan Bola yang diterbitkan Kompas. Ketut Gde, demikian panggilannya, memang tinggi melayang, tapi kepribadiannya tetap merendah. Dia terus terang menyatakan kurang senang dengan publikasi. "Saya sudah berbuat. Diakui atau tidak tak saya persoalkan," katanya. Waktu itu timbul kekhawatiran kalau-kalau prestasinya itu takkan diakui karena panitia lalai dalam mencatat kecepatan angin dan keadaan cuaca. Tetapi, beberapa hari kemudian, setelah utusan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia melakukan penyelidikan, akhirnya loncatan itu diresmikan sebagai rekor nasional baru. Bob tidak terperanjat dengan Iompatan Ketut Gde di Bangkok pekan lalu itu. Sebab, menurut dia, sejak bertolak dari Jakarta dia sudah yakin anak muda itu dengan mudah akan mampu melampaui 2 m. Ini cocok dengan cerita Oka Mona, bekas pelompat tinggi yang jadi Ketua Komisi Teknik KONI Bali, yang menceritakan bahwa dalam kejuaraan pelajar se-Bali tempo hari, Ketut Gde sebenarnya melampaui 2,02 m. "Tapi sebagai laporan ke PASI cukup kami katakan dua meter,"katanya. Padahal, lapangannya lapangan rumput biasa. I Ketut Gde Widiana, yang tingginya 1,80 m dengan bobot 67 kg itu, mengakui mulai mencintai lompat tinggi sejak SMP kelas satu. Kakak kandungnya sendiri yang melatih. Waktu itu dia masih melompat dengan gaya straddle (mengangkang). Belakangan, ketika Pelatih Moch.Halil menemukannya, gaya kuno itu diubah dengan gaya fosbury flop (menelentang di atas mistar).Gaya ini diperkenalkan juara loncat tinggi dari AS, Dick Fosbury, dalam Olimpiade Meksiko tahun 1968. "Gaya ini lebih enak.Jika saya masih memakai gaya straddle, saya cuma mampu meloncat 1,85 meter," kata Widiana tenang. Pemegang rekor nasional yang lama, Soewignyo, Juga menggunakan gaya fosbury flop. Prestasi anak keempat dari lima bersaudara, anak guru sekolah dasar ini tak lepas dari ketekunannya melayang dan menghambur di mistar. "Sehari, paling sedikit saya harus melompati mistar 30 kali," katanya. Ini belum lagi dihitung kesibukan yang harus diahadapi untuk menempuh jarak 21 km dari rumahnya di Tabanan ke tempat latihan di Denpasar. Untuk memerangi kebosanan dia juga main voli dan basket. Ayahnya, Wayan Suatra. banyak mendorongnya. Ibunya, seorang bidan, turut berperan mengatur menu sang juara yang masih muda ini. Bali pernah melahirkan pelompat tangguh Oka Mona yang memegang rekor nasional setinggi 1,96 selama 20 tahun. Kemudian tercatat Suparta, pelompat berbakat yang meninggal sebelum mencapai prestasi puncaknya. Tetapi Widiana melangkah Iebih cepat dan para pendahulunya. Dari kejuaraan se Bali dia terbang ke kejuaraan pelajar ASEAN di Bangkok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus