Cedera Ronaldo kali ini benar-benar mengecewakan. Selain dirinya sendiri, pendukung Inter Milan dan tim nasional Brasil juga masygul. Inter Milan, klub Italia tempatnya bergabung, sedang menghadapi masalah di sektor penyerang. Sementara itu, Sabtu pekan lalu, pelatih Brasil, Luiz Filipe Scolari, berharap Ronaldo bisa bermain melawan Cile.
Bomber Inter Milan, Cristian Vieri, andalan klub selain Ronaldo, kini masih terbelit dengan cederanya. Sedangkan tim Samba sedang kritis, menempati posisi keempat dari lima tim di zona Amerika Selatan. Padahal, hanya empat tim teratas yang langsung lolos ke Piala Dunia Korea-Jepang 2002.
Dokter Inter Milan memang mengharuskan Ronaldo Luiz Nazario da Lima kembali beristirahat selama dua pekan. Gara-garanya dalam pertandingan Kamis dua pekan lalu, saat melawan Brasov dari Rumania di Piala UEFA, cederanya kembali kambuh. Padahal, baru seminggu Ronaldo bermain di partai penting, setelah istirahat 17 bulan.
Pelatih Inter Milan, Hector Cuper, memang harus bersabar menghadapi cedera Ronaldo. Sejak Inter Milan membelinya dari Barcelona, Spanyol, empat tahun lalu, US$ 27,9 juta (sekitar Rp 276,2 miliar), dia lebih sering absen karena cedera. Pada musim kompetisi 1998-1999, penyerang yang kini berusia 25 tahun ini hanya bermain di 19 pertandingan dengan mencetak 15 gol. Itu pun empat kali harus di-gotong ke luar lapangan akibat cederanya kambuh.
Namun, Inter tak berniat melepas pemain yang sudah menyumbang 149 gol bagi klubnya itu. Pemain terbaik dunia tahun 1996 dan 1997 ini tetap menerima gaji US$ 4,2 juta (sekitar Rp 41,6 miliar) per musimnya. Dia berada di peringkat tiga pemain Eropa dengan gaji tertinggi, di bawah Zinedine Zidane (Real Madrid) dan Gabriel Batistuta (AS Roma). Bos Inter Milan, Massimo Moratti, pun menjaganya bak bola kristal. Hati-hati dan sangat istimewa.
Moratti mengirim Ronaldo ke klinik terbaik saat cedera parah pertama kali, November dua tahun lalu. Prof. Gerard Sailant dari Klinik Pitie Salpetriere di pusat Kota Paris, Prancis, diminta ”mereparasi” kaki Ronaldo. Sailant dikenal menangani cedera atlet dunia, termasuk mengoperasi pembalap Formula 1 Michael Schumacher akibat kecelakaan.
Baru lima bulan keluar dari klinik, Ronaldo kembali mengalami cedera. ”Titik terlemahnya ada pada tempurung lututnya,” kata Sailant seusai operasi kedua, April tahun lalu. Dalam operasi pertama, hanya sebagian jaringan ikat di dalam dengkul Ronaldo yang sobek, tapi kali ini hampir seluruhnya koyak. Akibatnya, tim dokter harus mengurai satu per satu jaringan itu sebelum mengembalikannya ke posisi semula.
Sailant menyebut gaya bermain Ronaldo yang membuatnya rentan cedera. Sebab, setiap gerakan tubuhnya selalu bertumpu pada kedua lutut. Dengan cara ini, Ronaldo memang bisa membuat gerakan yang mendadak dan eksplosif, tetapi beban di lututnya terlalu besar. ”Susahnya lagi, kalau dia mengubah gaya bermainnya, dia bukan Ronaldo lagi,” kata Sailant.
Usai operasi, Ronaldo harus istirahat panjang dan mengikuti jadwal pemulihan yang ketat. Selama enam minggu dia harus berjalan dengan bantuan tongkat. Setelah itu, Ronaldo menjalani terapi latihan berjalan selama beberapa pekan. Latihan itu dilakukannya di sebuah klinik eksklusif di pusat kebugaran di Kota Capbreton, pesisir Prancis. Setelah di-lakukan pemeriksaan ulang, Sailant mengizinkan Ronaldo meninggalkan klinik dan melanjutkan rehabilitasinya di luar.
Ronaldo memilih kembali ke Brasil untuk tahap pemulihan, di bawah pengawasan tim fisioterapi, spesialis kebugaran, serta dokter lainnya. Setiap hari Ronaldo melakukan latihan delapan jam, selama enam hari dalam seminggu. Pagi hari menjalani fisioterapi, kemudian dilanjutkan dengan olahraga untuk mengembalikan kebugaran, dan ditutup dengan berlatih di kolam renang.
Setiap dua pekan sekali, tim dokter Inter Milan datang melihat kemajuan Ronaldo. Selain itu, sekali dalam empat bulan dia harus kembali ke Paris untuk memeriksakan kemajuan latihannya. Menurut ahli fisioterapinya, Nilton Petroni, cedera yang dialami Ronaldo sangat jarang ditemukan pada pemain bola. Cedera itu lebih jamak dialami pemain ski atau rugby, yang suka mengubah ritme dan arah gerakan dengan cara yang drastis. ”Dia korban dari keahlian alaminya,” kata Petroni.
Tiga pekan lalu, tim dokter mengizinkan Ronaldo kembali bermain. Menurut mereka, Ronaldo bisa kembali pulih total. Namun, jika dia kembali mengalami cedera fatal, karirnya bisa tamat.
Jika hal terburuk itu terjadi, Ronaldo akan menjadi bintang ketiga yang mengakhiri karir di masa emasnya, setelah Marco van Basten (Belanda) dan Mathias Sammer (Jerman). Dan pemain yang mendapat julukan ”The Phenomenon” ini akan mengantongi pesangon dari klaim asuransi untuk kakinya senilai US$ 26 juta (sekitar Rp 257,4 miliar).
Agung Rulianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini