RUDY Hartono masih hebat. Dalam usia 32 tahun, ia malah berhasil
memenangkan Kejuaraan Terbuka Bulutangkis Jepang 1981. Lebih 80
pemain top dari 15 negara anggota International Badminton
Federation ikut berkompetisi. Di final, yang berlangsung di
Yuyogi, Tokyo, akhir pekan lalu Rudy menundukkan Lius Pongoh
tanpa kehilangan satu set pun. Skor 15 - 8 dan 15 - 9. Gelar
juara ini sebelumnya dipegang oleh Liem Swie King dua kali
berturut -- 1979 dan 1980.
Ia tidak menganggap kemenangannya atas Lius, 12 tahun lebih
muda, sesuatu yang istimewa. Di pelatnas keduanya memang saling
ganti kalah dan menang. "Kalau Lius berkonsentrasi pada partai
tunggal saja, hasilnya mungkin akan lain," kata Rudy.
Lius dalam Kejuaraan Terbuka Bulutangkis Jepang 1981 memang
turun di dua nomor: tunggal dan ganda. Untuk partai ganda
pasangannya adalah Christian Hadinata. Pasangan Lius/Christian
menjuarai turnamen setelah bermain secara marathon --
bertanding empat kali pada Sabtu. Sedang Rudy bertarung di nomor
tunggal saja.
Bagi Rudy, ayah dari dua anak, kemenangan ini telah menebalkan
kepercayaan pada dirinya untuk tidak menggantungkan raket lebih
cepat. Ia bahkan sudah bertekad akan bermain selama mungkin.
"Saya berharap bisa menjadi juara All England sembilan kali,
memperkuat tim Piala Thomas, dan mengikuti Kejuaraan Bulutangkis
Dunia 1982," katanya.
Rudy sudah jadi juara All England delapan kali, juara dunia
1980, dan lima kali memperkuat tim Piala Thomas Indonesia.
Di stadion Yuyogi tak sepenuhnya dominasi Indonesia. Di bagian
putri, baik tunggal maupun ganda, tim Indonesia gagal. Dalam
partal tunggal, Verawaty, kampiun dunia 1980, disisihkan oleh
pendatang baru Kimiko Jinnai, 16 tahun, dari Jepang di putaran
kedua. Skornya pun telak: 1-11 dan 5-11.
Dalam partai ganda, pasangan utama Indonesia Verawaty/Imelda
Wiguno tersingkir di semi final. Mereka ditundukkan oleh
gandawati Jepang Atsuko Tokuda/Yoshiko Yonekura.
Liem Swie King dan Ivanna Lie, dua pemain andalan Indonesia,
kali ini tak main. Mereka mengkonsentrasikan diri untuk All
England di London, Maret.
Dari uji coba di stadion Yuyogi, dominasi pemain putra Indonesia
tampak masih meyakinkan. Prakash Padukone, juara All England
1980, telah dibuat tak berkutik oleh Lius. Diperkirakan di All
England nanti, gelar juara di nomor pria akan diboyong lagi oleh
Indonesia.
Di bagian putri, Kampiun Kejuaraan Terbuka Bulutangkis Jepang
1981, Sun Ai Hwan dari Korea Selatan merupakan kuda hitam yang
patut diperhitungkan di All England. Penampilannya pekan lampau
cukup memukau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini