Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tren peralihan motor listrik, ternyata bukan suatu hal yang menarik bagi tim-tim MotoGP. Pada bos balap motor tercepat di dunia itu berharap kelas utama MotoGP tidak digantikan oleh motor listrik.
Enam pabrikan yang berlaga di MotoGP menyuarakan kesepakatan untuk tidak mengakomodasi penggantian mesin dari bahan bakar minyak bumi ke listrik di MotoGP. Honda, Yamaha, Suzuki, Ducati, KTM, dan Aprilia sepakat untuk tidak mengalihkan mesin MotoGP ke listrik.
"Motor listrik tidak akan mampu menggantikan sensasi suara MotoGP saat ini. Sampai kapan pun saya akan terus merindukan suara bising itu. Tidak masalah kalau ada balap motor listrik sebagai bagian dari seri MotoGP, tapi bukan menjadi acara utama," kata Livio Supo, mantan Ketua Repsol Honda Racing.
Baca: MotoGP: Motor Rossi Dipakai untuk Menghibur Anak Penderita...
Direktur KTM, Pit Beirer, mengatakan dia sangsi jika dalam 15 tahun ke depan motor listrik mampu melesat secepat motor berbahan bakar minyak seperti saat ini.
"Saya tidak melihat kemungkinan dalam 15 tahun ke depan motor listrik mampu menggantikan peran motor di MotoGP yang ada sekarang. Pengembangan motor listrik memang sebuah proyek yang luar biasa. Namun ketika sudah dikaitkan dengan balap MotoGP, itu suatu hal yang berbeda. Tapi sebaiknya kita lihat saja akhirnya akan seperti apa, karena ini pendapat saya pribadi," kata Beirer.
Baca: MotoGP: Helm Baru Valentino Rossi Terinspirasi Tradisi Meksiko
Rumor soal balap MotoGP akan berpindah ke MotoGP listrik mengemuka setelah Sarolea, produsen sepeda motor listrik asal Belgia, menguji motor baru mereka MANX 7.
Motor ini diuji oleh mantan pembalap MotoGP, Loris Capirossi, di Sirkuit Aragon. Mesin listrik Sarolea MANX 7 diklaim menghasilkan 204 tenaga kuda dan mampu melesat hingga 240 km per jam. Motor listrik ini menurut rencana akan turun dalam balap motor klasik jalan raya, Isle of Man TT, di Inggris.
CRASH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini