PERTANDINGAN Indonesia - Arab Saudi yang berakhir 1-1, 6 Oktober
yang lalu, mengulangi sejarah yang pernah dicatat Stadion Utama
Senayan 7 tahun silam. Paling tidak dari segi jumlah penonton
yang diperkirakan melebihi kapasitas stadion yang mampu
menampung 100.000 orang itu. Begini jugalah pemandangan tahun
1976 ketika kesebelasan tuan rumah bertarung dengan Korea Utara,
juga untuk memperebutkan karcis ke Olimpiade.
Meskipun tidak secemerlang penampilan tahun 1976, tim nasional
ternyata bukan hanya mampu bertahan, melainkan hampir saja
mengalahkan Arab.
Namun, di luar dugaan memang, Arab yang belajar samba dari
pelatih Brazil itu tidak menampilkan permainan yang hebat.
Malahan tim tuan rumahlah yang lebih banyak menyerang dan
mengancam gawang lawan. Mengapa Arab seperti malas bergerak?
"Karena Zagalo. Itulah gaya permainannya. Dia membiarkan diri
diserang. Tapi kalau lawan sudah lelah dan lengah dia baru
memukul. Sedangkan Arab yang lincah dan mengalahkan Indonesia
8-0 tempo hari adalah hasil latihan pelatih Manelli," kata
Barbatana, pelatih asal Brazil yang kini membimbing PSSI Garuda.
Zagalo sendiri, seperti yang dikatakannya, terkejut melihat
penampilan Indonesia, tim yang buat pertama kali disaksikannya.
"Pada babak pertama kesebelasan Anda bermain tanpa banyak
membuat kesalahan. Pertahanan mereka cukup bagus. Penjagaan
terhadap lawan serta pola penyerangannya sangat baik," katanya
memuji.
Zagalo dilihat dari prestasinya selama ini sebenarnya bukan
tandingan Barbatana. Dia ikut membawa Brazil menjadi juara Piala
Dunia tiga kali. Sedangkan Barbatana hanya berhasil membesarkan
pemain-pemain yunior di negerinya. Tetapi Barbatana bukannya tak
punya kritik terhadap tim yang diasuh Basri itu. "Pemain Anda
tidak bermain bola. Mereka terlalu banyak lari. Main bola
bukannya tidak boleh lari. Tapi di negeri yang sepanas ini
seharusnya bergerak seefisien mungkin. Kalau terlalu banyak
berlari, seperti Dede Sulaiman, cepat lelah dan begitu
berhadapan dengan penjaga gawang, dia sudah tak bisa berpikir.
Dan bola asal disepak saja. Akibatnya, peluang jadi percuma,"
katanya menguraikan.
Bekas pemain bola dari Kota Sao Paolo itu beranggapan, gaya
Brazil dengan operan-operan pendek dan bola rendah sangat cocok
untuk Indonesia. "Karena pemain Anda tubuhnya tidak tinggi.
Teknik seperti itu yang kini saya ajarkan di Tim Garuda," ujar
Barbatana. Menurut pengakuannya, penjaga gawang Alhusain dan
kiri luar Khaled Al Mojed (yang membikin gol balasan) adalah
hasil tempaannya ketika ia melatih di Riyadh 4 tahun lalu.
Kalaupun Arab berhasil menaklukkan Indonesia, 23 November
mendatang dalam pertandingan balasan di Riyadh, tampaknva
anak buah Zagalo hanya mahir di kandang sendiri dan di lapangan
rumput sintetis. Ini jelas terlihat ketika Malaysia mencukur
mereka dengan angka telak 3-1 hari Senin, 10 Oktober di Stadion
Negara Kuala Lumpur.
Dengan kemenangan meyakinkan itu, Malaysia menjadi lawan berat
buat Indonesia yang harus menghadapinya di Singapura 16 Oktober
ini. Pelatih Basri, yang sengaja terbang ke Kuala Lumpur untuk
mengintip permainan Malaysia melawan Arab, tentu sudah punya
resep. Begitu pula pelatih Ma aysla asal Inggris, Frank Lord,
sudah memasang kunci dalam menghadapi Indonesia, setelah dia
menyaksikan Wayan Diana dan kawan-kawan hampir saja mengalahkan
Arab, di Senayan .
Sementara itu Sinagpura, yang akan berhadapan dengan Arab
Saudi, 14 Oktober ini, pasti juga bukan lawan yang enteng bagi
Indonesia, sekalipun juara kedua Sea Games 1983 itu tidak akan
menurunkan Fandi Ahmad yang kini main untuk Groningen, Negeri
Belanda, dan dua pemain tangguhnya masih kena skorsing.
Mampukah Indonesia merebut tiket ke Olimpiade Los Angeles?
Dengan persiapan yang hanya dua setengah bulan, prestasi yang
dicapai Basri dengan tim nasional ini, bagaimanapun, sudah
berhasil memenuhi harapan Indonesia untuk keluar dari grafik
yang terus ngeloyor di bawah. Terutama setelah pemunculan di
Sea Games Singapura, Juni yang lalu. Mungkin jalan akan lebih
lancar bila dalam pertandingan hari Minggu nanti Indonesia mampu
memukul Malaysia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini