KEJADIAN ini termasuk petualangan besar tahun ini. Hampir lepas dari perhatian pers yang terlena dengan Kejuaraan Bulu tangkis Indonesia Terbuka, perenang-perenang dari klub Primus, Surabaya, berhasil menyeberangi Selat Sunda tanggal 27 Agustus. Beginilah caranya Dodit, 29 tahun, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Wiwing, 23 tahun, mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya, dan Bambang, 22 tahun, mahasiswa IKIP Surabaya menyambut 100 tahun meletusnya Krakatau. Mereka menceburkan diri di pantai Pasir Panjang pukul 6.45 setelah semalaman tak bisa tidur karena tegangnya saraf menghadapi rencana edan ini. Tujuan mereka pantai Merak, sejauh 33 km garis lurus. Jarak yang biasanya ditempuh kapal ferry dalam 1 jam. Untuk menyeberangi selat yang tak kelihatan tepinya itu, mereka diperlengkapi dengan masker, snorkel, dan fins. Serta sebuah perahu layar bermotor di mana ketua mereka, Soetrisno dan seorang gadis bersiap-siap memberikan pertolongan. Perenang-perenang yang sudah pernah menyeberangi Selat Madura, Selat Ketapang, dan Selat Bali itu, semula cemas kalau-kalau diserang ikan cucut. Namun setelah lebih kurang lima jam mereka berenang, lawan-lawan mereka ternyata hanya air. Selama enam jam mereka dlputar-putar arus di sekitar Pulau Tempurung. Pusaran air inilah yang membuat rencana mereka dari tujuh jam hanyut menjadi 12 jam 25 menit untuk sampai di pantai Merak. Selama setengah hari di dalam air mereka hanya mendapat bantuan minum madu campur jeruk sebanyak tujuh kali sambil bergantung di pinggir perahu. "Saya puas, karena jarak yang kami tempuh ini adalah yang terjauh, dan tim kami merupakan manusia Indonesia pertama yang berhasil menyeberangi Selat Sunda yang terkenal ganas dengan arus dan ikan cucut," kata Bambang begitu mendarat di pantai Merak. Pelajar STM, Hendrik yang berusia 18 tahun gagal mencapai pantai. Dia pingsan begitu lepas dari arus berputar di Pulai Tempurung. Para penakluk Selat Sunda ini berambisi pula untuk menyeberangi Selat Bering yang menhubungkan dua raksasa, Amerika Serikat dan Uni Soviet. "Untuk perdamaian," kata Soetrisno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini