Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Serigala Terpopuler di Dunia

Zabivaka menjadi favorit pengunjung arena Piala Dunia untuk berfoto-foto.

26 Juni 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Zabivaka menjadi favorit pengunjung arena Piala Dunia untuk berfoto-foto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga bocah melompat ke landasan tempat Zabivaka berdiri di depan Stadion Ekaterinburg Arena, Sabtu pekan lalu. Mereka memeluk pinggang patung serigala yang sedang menimang bola di kepalanya. Sambil tertawa, para bocah itu berganti-ganti gaya di sebelah patung setinggi hampir 2 meter itu, ketika para orang tua memotret mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zabivaka, yang berarti "pencetak gol", adalah maskot Piala Dunia 2018. Maskot yang merepresentasikan serigala Eurasia (Canis lupus lupus) itu menjadi figur paling populer di arena Piala Dunia. Tak cuma anak-anak, orang dewasa pun berebut untuk berfoto bersamanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan kostum putih-biru-merah, mengenakan kacamata dan membawa bola, Zabivaka terlihat di mana-mana, terutama di 11 kota penyelenggara Piala Dunia. Wujudnya beragam, mulai dari boneka, patung, cetakan di kaus dan gelas, hingga ilustrasi besar yang menghiasi stasiun kereta, terminal bus, jalan, dan gedung-gedung di Rusia.

Perancang maskot ini adalah Yekaterina Bocharova, mahasiswi Jurusan Desain Grafis di Universitas Negeri Tomsk. Dia lahir dan besar di Strezhevoi, kota kecil di Siberia yang populasinya sekitar 40 ribu jiwa. Minatnya pada bidang desain membawanya melanjutkan studi ke Tomsk.

Rancangan buatan gadis berusia 22 tahun itu mengalahkan lebih dari 500 desain lainnya. Alih-alih serigala, Bocharova awalnya membuat sketsa anjingnya, Tyson.

Kemudian dia bereksperimen mengubah gambar itu menjadi serigala. "Karakternya bersemangat, ramah, suka bertualang, dan tentu saja gila bola," kata Bocharova seperti ditulis The Moscow Times, Senin pekan lalu.

Zabivaka menjadi maskot Piala Dunia 2018 setelah terpilih lewat voting di situs resmi FIFA dan siaran di televisi Rusia Kanal 1 pada Oktober 2016. Dia mengalahkan dua calon maskot populer lainnya, seekor harimau dan kucing.

Lebih dari satu juta suara masuk dalam proses pemilihan yang berlangsung selama sebulan itu. Laman FIFA menyebut sayembara itu sebagai proses paling kreatif untuk penentuan maskot resmi sepanjang sejarah Piala Dunia.

Sekretaris Jenderal FIFA Fatma Samoura mengatakan pencarian maskot berawal dari sebuah jajak pendapat online untuk anak-anak Rusia. Kontes pembuatan maskot diserahkan kepada para mahasiswa desain dan publik yang menentukan favorit mereka.

"Maskot ini menunjukkan warga Rusia memiliki semangat kreatif dan komitmen menyukseskan Piala Dunia," kata Samoura.

Bocharova awalnya mengaku tak percaya ketika diberi tahu bahwa desainnya masuk tiga besar dalam kontes yang digelar Federasi Sepak Bola Dunia. Namun gadis itu segera menyadari bahwa tak banyak kerabat dan teman-temannya yang tahu dia memasukkan proposal Zabivaka.

Ia pun menangis ketika Zabivaka diumumkan sebagai pemenang dalam acara televisi populer di Rusia, "Vecherny Urgant". "Aku sampai syok saking gembiranya," kata dia.

Seperti dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, Bocharova menerima US$ 500 atau sekitar Rp 7 juta, untuk hak cipta Zabivaka. Jumlah ini jauh lebih kecil dibanding potensi keuntungan yang bakal diraup FIFA dari penyelenggaraan Piala Dunia, termasuk penjualan Zabivaka dalam berbagai bentuk.

Sebagai perbandingan, FIFA sudah mendapat US$ 1,85 miliar hanya dari penjualan paket hak siar Piala Dunia tahun ini. FIFA mendapat US$ 2,14 miliar dari penjualan hak siar Piala Dunia 2010.

Menurut Bocharova, Zabivaka telah mengubah total hidupnya. Namanya menjadi populer dan keluarganya sangat bangga atas keberhasilannya. Keuntungan lainnya, ada dua sponsor yang memberinya dana penuh untuk melanjutkan studi di Moskow. "Aku bermimpi bisa bekerja di studio animasi Disney. Tentu saja itu butuh usaha lebih keras lagi," kata dia.

Bocharova mengatakan tak terlalu emosional ketika melihat Zabivaka dipajang di gerai resmi FIFA. Dia justru terenyuh ketika melihat banyak orang berjalan dan bergembira di sekitar Zabivaka. "Artinya mereka menyukai dia dan itu saja sudah membuatku sangat senang."

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus