Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Setelah Charlie, Prestasi Maman

Dibawah pelatih waldemar bazanowski dari polandia, maman suryaman berhasil membuat prestasi. dalam kejuaraan dunia angkat besi yunior di ligano, italia. ia memboyong 2 medali perak. (or)

27 Juni 1981 | 00.00 WIB

Setelah Charlie, Prestasi Maman
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DI tangan pelatih Waldemar Bazanowski dari Polandia ternyata angkatan barbel Maman Suryaman makin mantap. Dalam dua bulan sudah lebih dari 10 rekor nasional junior dan senior yang dikatrolnya. "Anak ini berbakat," ujar Bazanowski. Pujian sang pelatih tak berlebihan. Dari Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior di Ligano, Italia, Juni ini Maman memboyong dua medali perak dan memperbaiki lima rekor nasional - tiga rekor junior dan dua rekor senior. Bahkan satu di antara rekor senior itu telah bertahan selama sembilan tahun. Yaitu rekor angkatan total di kelas 52 kg. Prestasi yang dibuat Maman adalah 227,5 kg (angkatan snatch 102,5 kg dan jerk 125 kg). Rekor lama yang dibuat Charlie Depthios di Olympiade Muenchen 1972 cuma dengan beban total 222,5 kg (snatch 102,5 kg dan jerk 120 kg. Manajer tim Madek Kasman menyebut prestasi Maman merupakan sukses pertama atlet angkat besi Indonesia di arena internasional setelah kejutan Charlie. Ia optimistis dalam SEA Games di Manila, Desember, Maman akan memperbaiki sejumlah rekor nasional lagi. "Saya bertekad lebih dari itu. Kalau bisa rekor Asia," kata Maman, anak Bandung. Maman Suryaman, 19 tahun, memang punya modal untuk jadi juara. Disiplinnya tinggi. Ada atau tidak pelatih yang mengawasi, ia tetap berlatih keras. Sekalipun baru terjun ke dunia angkat besi tiga tahun lampau, ia telah menggeser banyak atlet senior di kelasnya. "Di Bandung saya cuma berlatih dengan peralatan sederhana," ujar Maman. Di pelatnas, dimulai sejak Januari, porsi latihan Maman meningkat. Pukul 06.00, senam dan jogging. Pukul 09.00 sampai 11.00, latihan teknik mengangkat barbel. Begitu pula petangnya, pukul 16.00 sampai 19.00. Berat barbel yang diangkat sampai 100 kali tiap latihan 100 kg. Sepulang dari Ligano, menurut Madek, berat barbel itu akan ditambah . Disiplin waktu tak hanya ditekankan Bazanowski untuk latihan. Juga jam makan dan saat tidur. Atletnya diberi makanan yang baik. Makanan yang dihidangkan di pelatnas bernilai 3.000 kalori. Untuk SEA Games di Manila target yang dibebankan kepada PABBSI (Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia) oleh KONI Pusat adalah enam medali emas. Madek yakin atlet pelatnas sekarang -- Maman, Sori Enda Nasution, Hendrik Effendi, Sindharta Halimana, dan Warino Lestanto -- sanggup mencapai target tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus