Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Apa Yang Anda Cari, Uchideshi ?

Harutomo takeyama menyandang dan ii & menjadi juara pertama kejuaraan internasional kyokushinkai karate ii di senayan. ia menjadi uchideshi sebutan untuk para pengabdi. (pdk)

27 Juni 1981 | 00.00 WIB

Apa Yang Anda Cari, Uchideshi ?
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
HARUTOMO Takeyama bersama 26 karateka lainnya mengabdi untuk perguruan Kyokushinkai. Sudah dua tahun ia menjadi uchideshi -- sebutan untuk para pengabdi. Pengorbanannya itu tak sia-sia. Ia menjadi juara pertama Kejuaraan Internasional Kyokushinkai Karate II di Istora Senayan, Jakarta, 20 Juni. Menyandang Dan II, Takeyama dalam final mengalahkan rekan senegaranya Atsuya Aoki. Di babak awal pertandingan yang memakai sistem kontak langsung ini Takeyama sempat dihajar karateka Indonesia Hendri. Dan grogi. Bagi Takeyama baru ini suksesnya yang pertama di gelanggang internasional. Di Jepang, kelas Takeyama adalah kelas B, satu tingkat di bawah ketrampilan jago Kyokushinkai seperti Makoto Nakamura dan Kenji Senpei -- keduanya pernah menjadi juara dunia. Senpei adalah kampiun Kejuaraan Karate Dunia 1979. Takeyama, tinggi 176 cm dan berat 83 kg, dilatih keras di dojo (tempat latihan) pusat Kyokushinkai di Tokyo. Pendiri Kyokushinkai, Master Mas Oyama sendiri turun tangan membinanya dan uchideshi lainnya. Para pengabdi ini berlatih enam jam sehari, enam hari setiap pekan. "Pokoknya selama di dojo tak ada waktu untuk pacaran," kata Takeyama, 22 tahun. Lembaga uchideshi ini dibentuk Oyama, 10 tahun silam. Ia menempa karateka bermutu dan sekaligus menjadi pewaris Kyokushinkai. "Tiap tahun peminatnya mencapai 200 orang. Yang diterima paling banyak 10 orang," cerita Takeyama. Syarat menjadi pengabdi, antara lain berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), umur tak lebih dari 22 tahun, tinggi minimal 170 cm dan berat 70 kg. Tidak pernah belajar karate tidak menjadi masalah. Para calon mengikuti ujian yang diawasi langsung oleh Oyama. Pendidikannya selama tiga tahun. Tiap bulan pesertanya membayar uang asrama dan makan sebanyak Rp 45.000. Crew Cut Setiap uchideshi baru menjalani masa percobaan selama tiga bulan setelah lulus tes. Masa pembayatan ini, menurut Takeyama, penuh "penderitaan". Tak ada hari yang dilewati tanpa latihan. Banyak yang lari malam dari dojo dan tak kembali lagi. "Angkatan saya waktu diterima jumlahnya delapan orang. Sekarang tinggal dua orang," kata Takeyama. Selama di dojo mereka dilarang merokok, minum sake, nonton televisi. Pengabdi baru dibotakin. Mereka yang tingkatannya lebih tinggi boleh berambut crew cut -- pangkas ala militer. Mengapa menjadi pengabdi Kyokushinkai? "Sebab kami mencintai karate," jawab Takeyama, putra keempat petani kecil dari Kagoshima. Dengan orangtuanya, ia hanya bertemu dua minggu dalam setahun. Di dojo mereka membersihkan ruang tidur, yang mirip bangsal. Uchideshi yang terkena piket malah harus membersihkan dojo, kakus, dapur, bahkan memasak. Selain latihan fisik dan berbagai jurus karate, mereka juga belajar bahasa Inggris dan filsafat Konfusius dua kali dalam seminggu. Pendidikan ini tak hanya diikuti oleh siswa Jepang. Juga terdapat karateka asing. Dari Indonesia Ketua Kyokushinkai Nardi T. Nirwanto pernah berlatih di sana, cuma dua bulan. Tapi latihan jadi pengabdi itu tidak menjamin seorang akan jadi juara dunia. Nakamura dan Senpei, dua karateka kebanggaan Kyokushinkai, bukan bekas uchideshi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus