Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Setelah jungkir balik

Masyarakat ujungpandang pesta pora atas kemenangan psm. padahal di babak penyisihan kesebelasan ini posisinya kritis. sejumlah pengusaha punya andil. ande abdul latief mengucurkan rp 50 juta.

7 Maret 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASYARAKAT Ujungpandang masih berpesta. Keramaian di jalan-jalan, yang diawali Sabtu malam pekan lalu, mencapai puncaknya Senin pekan ini. Itu adalah hari kedatangan kesebelasan PSM (Persatuan Sepakbola Makassar), yang tahun ini memboyong Piala Presiden sebagai juara puncak kompetisi perserikatan putaran 1991/1992. Teriakan "Hidup PSM" diselang-seling teriakan "Allahu Akbar". Warga Kota Ujungpandang, dan bahkan penduduk Sulawesi Selatan, pantas gembira. Inilah kesebelasan yang tertatih-tatih sejak kompetisi perserikatan divisi utama diputar. Banyak orang yang meragukan kesebelasan ini, bukan saja untuk tampil di Senayan, tapi untuk mempertahankan dirinya di divisi utama. Pangkal utamanya, kesebelasan yang dijuluki "Ayam Jantan dari Timur" ini krisis pemain. Di putaran pertama wilayah timur, PSM bukan kesebelasan yang menjanjikan. Bermain di Surabaya, PSM dihancurkan 0-3 oleh Persebaya. Bertandang ke Malang, PSM kalah juga 0-1 dari Persema. Hanya ketika melawat ke Gresik, prestasi PSM lumayan, hasilnya imbang 0-0 melawan Persegres. Masyarakat Ujungpandang pun seperti pasrah dengan kesebelasannya. Itu terlihat ketika PSM menjamu Persiba Balikpapan. Penonton sepi. Hasilnya pun bukan membuat penduduk Ujungpandang gembira, imbang 1-1. Namun, nasib baik belum menjauh. PSM lolos ke putaran 6 besar di Senayan, walau menduduki urutan ketiga di wilayah timur setelah Persebaya dan Persegres. Sejak itu, seperti ada kebangkitan baru. Susunan pemain dirombak, sejumlah pengusaha memberi dorongan dengan bantuan dana. Pelatih Kepala PSM Syamsuddin Umar, misalnya, mencoret tiga pemain senior Sumirlan, Frengki Weno, dan Hasril Marwan. Mereka digantikan pemain-pemain baru untuk menumbuhkan kekompakan dalam tim. Dan ketika berangkat ke Jakarta, masyarakat mengelu-elukannya. Hasilnya mulai tampak di Senayan. PSM bermain imbang dengan Persegres (0-0) dan PSMS (1-1), sehingga menempatkan dirinya sebagai runner up pool. Ketika melawan juara bertahan Persib, PSM secara mengejutkan menundukkan favorit juara ini 2-1. Di sinilah kepercayaan diri anak-anak PSM mulai mencuat. "Target kami di Senayan hanyalah semifinal. Ternyata masuk final, ya, sekalian saja juara," kata Alimudin Usman, kapten PSM. Setelah menjadi juara -- impian yang selama 26 tahun dipendam -- kubu PSM bergelimang dengan bonus. Hampir semua pengusaha sukses asal Sul-Sel memberikan hadiah. Ande Abdul Latief, pemilik biro perjalanan haji Tiga Utama, mengeluarkan paling tidak Rp 50 juta plus menjamu pemain PSM Minggu siang di Jakarta. "Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar," teriak Abdul Latief meluapkan rasa syukurnya. Abdul Latief memang banyak memberi dukungan. Ia pula yang mengajak keluarga pemain dari Ujungpandang ke Jakarta, dan diinapkannya di hotel berbintang lima Sari Pasific. "Keluarga pemainlah yang paling merasakan caci makian kalau suaminya atau pacarnya tak berprestasi. Jadi, wajar kalau mereka ikut memberi dorongan semangat," katanya. Yang menarik, mental pemain PSM sangat bagus dan tidak ada pemain yang membuat onar di lapangan. Resepnya? "Dalam TC kami memberikan ceramah moril dan mental di malam harinya," kata Ketua Umum PSM, Suwahyo. "Mentalnya jadi begini (mengacungkan jempol). Dipancing berkelahi pun mereka tetap menghadapinya dengan kepala dingin," kata Suwahyo. Suwahyo, yang juga Wali Kota Ujungpandang ini, melihat penampilan anak asuhnya bagai kesetanan di final. Juga tahan ejekan. "Pemain itu bagai siap mati di lapangan," kata Suwahyo. WY dan Reza Rohadian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus