Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Raheem Sterling mengkritik sulitnya kulit hitam jadi manajer klub.
Sterling membandingkan karier moncer Steven Gerrard dan Frank Lampard dengan sulitnya perjuangan Sol Campbell dan Ashley Cole.
Pelatih berkulit hitam harus mendapat kesempatan yang sama.
MANCHESTER -- Protes ketidakadilan dalam kasus tewasnya warga kulit hitam Amerika Serikat, George Floyd, 25 Mei lalu, masih membara hebat di sejumlah negara di dunia. Floyd kehilangan nyawa setelah lehernya ditindih dengan kaki oleh polisi Minneapolis atas tuduhan penggunaan uang palsu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kasus Floyd seakan-akan menjadi pemantik protes terhadap tindakan diskriminasi dalam berbagai aspek yang terselubung bagai gunung es. Amarah tersebut menjalar sampai di industri sepak bola Eropa. Sejumlah klub Benua Biru sudah menunjukkan aksi mereka menghentikan diskriminasi rasial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah pemain pun ikut memberikan dukungan tegas. Sebut saja para pemain Bundesliga, seperti Jadon Sancho, Achraf Hakimi, hingga Marcus Thuram, mereka melakukan aksi simpatik saat merayakan gol.
Kini giliran penyerang Manchester City, Raheem Sterling, yang bersuara lantang. Pemain berusia 25 tahun itu mengatakan tindakan rasisme di sepak bola bukanlah baru. Menurut dia, saat ini bukan cuma pemain yang mendapat serangan berbau rasial.
Dunia kepelatihan juga menyulitkan orang-orang berkulit gelap. Sterling memberikan empat contoh yang ia bagi menjadi dua kasus. Pertama, ada Steven Gerrard dan Frank Lampard yang sukses menjadi manajer di tim kasta utama padahal usianya masih di awal 40 tahun.
Gerrard kini melatih klub Skotlandia, Rangers, adapun Lampard menjadi pelatih utama Chelsea. Gerrard memulai karier sebagai manajer tim U-18 Liverpool pada 2017/2018. Lantas ia pindah ke Rangers pada 2018 dengan kontrak hingga 2024.
Adapun Lampard memulai karier manajer bersama Derby County pada 2018/2019. Selanjutnya, ia dipercaya memegang kendali Chelsea sejak 2019 dengan masa kerja hingga 2022.
Kasus kedua, ada Sol Campbell dan Ashley Cole, yang masih berjuang untuk menjadi manajer tim. Campbell, 45 tahun, membuka karier manajer bersama tim Liga Dua atau kasta terendah sepak bola profesional Inggris, Macclesfield, pada 2018/2019.
Kini, mantan pemain Arsenal itu melatih tim Liga Satu, Southend United. Adapun Cole, yang kini berusia 39 tahun, menjadi pelatih di tim junior Chelsea.
"Mereka berempat punya karier pemain yang luar biasa. Pengabdian mereka untuk tim nasional Inggris pun besar. Tapi mengapa Gerrard dan Lampard dipermudah, sementara yang berkulit hitam harus berjuang keras menjadi pelatih?" kata Sterling.
Faktanya, ujar mantan pemain Liverpool itu, orang-orang kulit hitam begitu kesulitan berkarier di luar lapangan sepak bola. "Coba berapa jumlah pelatih, manajemen, atau posisi senior di klub berkulit hitam?" kata Sterling.
"Ini harus diperjuangkan. Orang kulit hitam juga punya hak yang sama untuk menjadi manajer," ujar pemain berkebangsaan Inggris dan Jamaika tersebut.
INDRA WIJAYA | DAILY MAIL
Profil
Nama: Raheem Shaquille Sterling
Lahir: Kingston, Jamaika, 8 Desember 1994
Kebangsaan: Inggris, Jamaika
Tinggi badan: 170 sentimeter
Posisi: sayap kiri
Kekuatan kaki: kanan
Kontrak: Manchester City, sampai 30 Juni 2023
Harga pasar: 128 juta euro
1
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo