JUMLAH padang golf di Indonesia sudah banyak. Masih besar
hasrat orang kita membangunnyalebih banyak. Tanahnya mungkin
masih banyak tersedia. Tapi pemerintah daerah kini--atas
instruksi Dirjen Agraria--dilarang memberikan,izin baru. Alasan
Dirjen Daryono ialah antara lain padang golf menciutkan tanah
pertanian, bahkan juga tempat pemakaman.
Sekjen PGI (Persatuan Golf Indonesia), Subroto Kusmardjo,
mengaku bahwa banyak padang golf dibangun di atas t-anah
berstatus HGU (llak Guna Usaha). "Izin HGU itu waktu diberikan
adalah untuk perkebunan tanaman keras bukan untuk lapangan
golf," kata Daryono. Ia menunjuk misalnya padang golf di
Sumatera Utara, yang "kebanyakan dibangun di atas tanah
perkebunan."
Padang golf Tuntungan, 20 km dari Medan, memang dibangun
atas tanah perkebunan tembakau yang telah habis masa konsesinya.
Meliputi 80 hektar, padang Tuntungan itu hampir seluas tanah
Perumnas Helvetia Medan (dengan 4.700 rumah).
Area golf Sawangan di antara Jakarta-Bogor dulunya juga
tanah erpacht," kata Suhadi dari Ditjen Agraria bagian Bimbingan
dan Penyuluhan merangkap Ilumas. Ketua Sawangan Country Club
Indonesia (SCCI), Padang Soedirdjo, tidak menyanggah. "Saya
dapat mengertipandangan Dirjen Agraria," kata bekas Dirjen Bea
Cukai itu. "Tapi tanah tidak selalu cocok untuk pertanian."
Ada dua padang golf SCCI di pinggir Situ (danau) Bojongsari
ini. "Sebagian memang bekas kebun karet yang telah merangas,
tapi sebagian besar adalah tanah cengkah yang ditumbuhi
alangalang atau hutan pandan sewaktu Gubernur Ja-Bar menunjukkan
area ini dijadikan padang golf saja," tambah Soedirdjo .
Terdaftar 450 kedi (caddy yang memikul peralatan golf) yang
bekerja di Sawangan itu. Upah minimum Rp 1.800 sekali melayan.
"Padang golf ini telah membuka daerah yan dulunya terpencil.
Dulu belum ada jalan aspal lewat Parung, kini ramai," kata
Soedirdjo. "Biaya pemeliharaannya Rp 16 juta sebulan sudah dapat
ditutup dari pemain golf, kebanyakan orang Jepang, yang mencapai
400 seminggu . "
Padang golf di sekitar Jakarta atau kota besar lainnya
diakui bermanfaat. "Tapi di daerah, khususnya perkebunan, berapa
banyak orang yang dapat menikmati hidup dari padang golf?" tanya
Daryono Di Glantangan, 7 km dari Desa Jenggawah Ja-Tim,
misalnya, seorang dari 5.000 penduduk di sana mengatakan kepada
koresponden TEMPO: "Sebaiknya tanah seluas itu dijadikan sawah."
Kepala Desa Losari, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, juga
merasa prihatin. Tanah desa ini meliputi 130 hektar, sumber
penghasilan 2.150 orang. Tanah milik AURI ini dulu ditanami
jagung atau ketela pohon. "Waktu lapangan golf dibuat tahun
1972, meliputi 42 hektar, banyak penduduk mau protes. Setelah
dijadikan lapangan golf, cuma 100 orang bisa menjadi kedi di
situ, dan selebihnya jadi penganggur," keluh Kepala Desa Losari,
S. Kholik.
Padang golf ini terletak 4 km sebelah utara Lapangan Udara
Abdurrahman Saleh. Berhubung pegolf yang datang di sini hanya
mencapai 70 tiap hari Minggu, sekitar 10 orang pada hari biasa,
penghasilan karyawan rendahan di padang golf Abdurrahman ini
kecil. Kepala kedi, Asnan 28 tahun), bapak dari 3 orang anak,
menyimpan banyak keluhan anak buahnya, karena sedikitnya jumlah
pemain.
Namun di Bali, padang golf Sanur menyenangkan pendudnk
setempat. "Kendati lapangan golf Sanur menyita hampir 10% Desa
Sanur, belum pernah terdengar protes penduduk," kata Ida Bagus
Berata, Perbekel desa itu. Di situ sekitar 130 wanita yang
dulunya menganggur kini jadi kedi. Ida Ayu Raini (21 tahun),
misalnya, "sebulan bisa mengantungi duit Rp 15.000," kata kedi
itu. "Kemungkinan datangnya rezeki selalu ada, karena sekitar 50
orang kaya datang setiap hari ke sini," tambahnya.
Padang golf Sanur melengkapi sarana hotel Bali Beach. Bali
mempunyai satu lagi padang golf, yaitu di Bedugul.
Selain hotel, AURI atau angkatan bersenjata lainnya,
Pertamina juga banyak mendirikan padang golf. Misalnya Pangkalan
Brandan dan Parapat di Sumut, Cilacap dan Cepu di Jawa Tengah,
Serang, Cilegon dan Cirebon di Jawa Barat. Pertamina tampaknya
mengeluarkan biaya besar untuk olahraga golf.
Sejarah golf di Indonesia semula dimulai oleh perusahaan minyak
BPM Shell. Lapangan golf tertua di Indonesia -- Rawamangun,
dibangun tahun 1930 -- dulu disebut lapangan Inggris. Tapi,
menurut Subroto Kusmardjo, lapangan pertama sebenarnya dibangun
tahun 1872 di daerah Monas sekarang--kemudian pindah ke daerah
Manggarai sebelum akhirnya mendapatkan tempat di Rawamangun.
Ada 48 padang golf di seluruh Indonesia yang jadi anggota
PGI. Masih ada 6 lagi yang tidak tercatat sebagai anggota PGI,
karena hanya sarana kelengkapan hotel. Jumlah itu "sudah
dirasakan lebih dari cukup," demikian Subroto.
Betulkah golf itu olahraga khusus untuk orang kaya? Jawab
Sekjen PGI itu: "Atlet golf nasional justru berasal dari kaum
tak punya. Putera Cup, piala kejuaraan Asia Tenggara, beberapa
kali dimenangkan Indonesia oleh pegolf bekas kedi--seperti
Soemarno, Soeparno dan Soeparman dari Sum-Ut, Mat Ani, Aminuddin
dan Nanguning dari Palembang serta Gimin Suwiryo dari Surabaya."
"Biar bagaimanapun, golf itu olahraga mahal," kata Daryono
yang mengaku dirinya pegolf berhandicap 26. "Saya tidak menyuruh
tutup padang golf yang sudah ada. Tapi lebih baik orang
berolahraga jalan kaki saja setiap hari, tanpa mengeluarkan
biaya." Dirjen Agraria ini adalah juga Ketua Umum Persatuan
Gerak Jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini